Sabtu, 28 Desember 2019

2 Tes 3:7-12

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


 Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Minggu, 17 November 2019: Hari Minggu Biasa XXXIII - Tahun C/I (Hijau
Bacaan: Mal 4:1-2a; Mzm 98:5-6, 7-8, 9s, 9bc; 2 Tes 3:7-12; Luk 21:5-19


Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami. 

Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi (*) kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara kamu. Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti.

Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri.


Renungan


1. Bekerja agar tidak menjadi beban

(*) Perlu dipahami bahwa kehidupan jemaat mula-mula pada masa itu sangat luar biasa. Banyak orang menjual harta miliknya dan membagi-bagikan kepada jemaat yang membutuhkan. Mereka juga sering mengadakan perjamuan di rumah-rumah (Kis 2:44-46). Oleh karena itu, bagi orang-orang yang malas, mereka lebih baik bergabung dengan jemaat Tuhan dan dalam jemaat tersebut, mereka dapat makan setiap hari serta mendapatkan bagian dari penjualan harta jemaat lainnya. Mereka cukup diam dan berpangku tangan dan mengharapkan rejeki dari jemaat yang lain.

Sikap ini yang sangat ditentang oleh Paulus. Ia tidak ingin jemaat Tuhan menjadi jemaat yang malas, yang hanya menggantungkan diri pada orang lain. Ia ingin jemaat Tuhan tetap maju, bahkan lebih maju dari orang lain yang belum mengenal Tuhan. Oleh karena itu Paulus pun dengan tidak jemu-jemu menasehati orang-orang seperti ini agar mereka tetap bekerja dan memakan makanan hasil jerih payahnya sendiri. Bahkan dalam ayat lain Paulus mengatakan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan, harus kita lakukan seakan-akan untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kol 3:23).

Apakah kita masih memiliki sifat malas itu di dalam diri kita? Jangan kita menjadi orang-orang yang bebal, yang hanya mau enaknya saja tanpa kita mau bekerja. Jangan pula kita menjadi beban bagi orang lain, tetapi marilah kita menjadi berkat bagi orang lain, melalui pekerjaan yang kita lakukan sehingga nama Tuhan dipermuliakan.