Jumat, 04 Oktober 2019

20.48 -

Kel 1:8-14

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Senin, 15 Juli 2019: PW St. Bonaventura, Uskup dan Pujangga Gereja - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Kel 1:8-14; Mzm 124:1-3, 4-6, 7-8; Mat 10:34 - 11:1; RUybs


Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf. 

Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: "Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita. Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan — jika terjadi peperangan — jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini." 

Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses. Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu.

Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan (*) memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu. 

Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya: "Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil; tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup." 


Renungan


1. Akar yang pahit menghasilkan buah yang pahit juga

(*) Perlakuan kejam bangsa Mesir benar-benar menorehkan luka dalam hati bangsa Israel. 

Selama kita hidup dalam kepahitan berarti kita belum sepenuhnya hidup sebagai 'manusia baru' melainkan masih mengenakan 'manusia lama'. 

Kepahitan itu bisa digambarkan seperti akar. Akar tidak dapat dilihat karena jauh di dalam tanah, tetapi kita dapat menemukan dan melihat dari buah yang dihasilkannya. 

Akar yang pahit menghasilkan buah yang pahit juga (Mat 12:34b-35 》yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat).

Ingatlah! Ada satu pribadi yang begitu peduli dengan kita, Dia tidak pernah membiarkan dan meninggalkan kita yaitu Tuhan Yesus. Oleh karena itu jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia-Nya agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang (Ibr 12:15; 13:5b).