Sabtu, 06 Juli 2019

01.36 -

Mrk 7:14-23

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Rabu, 7 Februari 2018: Hari Biasa V - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: 1 Raj 10:1-10; Mzm 37:5-6, 30-31, 39-40; Mrk 7:14-23


Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."

Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu.

Maka jawab-Nya: "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?" Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal.

Kata-Nya lagi: (*) "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."


Renungan


1. Makanan rohani

(*) Kata-kata Yesus ini, jika kita telusuri dengan baik sambil melihat pokok permasalahannya bermaksud membuka pikiran orang bahwa sesuatu yang najis itu selalu berhubungan dengan yang keluar dari hati.

Yesus ingin agar orang tidak hanya memperhatikan atau mementingkan kebersihan lahiriah semata tetapi juga kebersihan hati.

Kebersihan hati itu selalu berhubungan dengan sesuatu yang masuk ke dalam diri kita, apa yang kita makan dan santap. Oleh karena itu, makanlah sesuatu yang bisa menyehatkan hati kita. Makanan sehat adalah perkataan Tuhan kita Yesus Kristus, firman Tuhan (1Tim 6:3; Yoh 1:1).

Jika kita terus-menerus memasukkan ke dalam pikiran dan hati kita sesuatu yang kotor dan najis maka itu yang akan keluar atas cara yang demikian. Sebaliknya, jika kita memasukkan ke dalam pikiran dan hati kita segala sesuatu yang baik dan mulia maka itulah yang akan keluar lewat perkataan, sikap dan perbuatan kita.

Maka pikirkanlah selalu hal-hal yang baik dan mulia, yang berkenan di mata Tuhan dan yang menunjang kebaikan dan kesejahteraan bersama.