Sabtu, 06 Juli 2019

10.11 -

Mrk 11:11-26

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


 Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Jumat, 1 Juni 2018: PW St. Yustinus, Martir - Tahun B/II (Merah)
Bacaan: 1 Ptr 4:7-13; Mzm 96:10, 11-12, 13; ; RUybs.


Sesampainya di Yerusalem Ia masuk ke Bait Allah. Di sana Ia meninjau semuanya, tetapi sebab hari sudah hampir malam Ia keluar ke Betania bersama dengan kedua belas murid-Nya.

Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat (*) pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorangpun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nyapun mendengarnya.


Renungan


1. Sudahkah kita menghasilkan buah?

(*) Pohon ara adalah simbol Israel yang lebih dahulu menerima Wahyu ilahi tetapi banyak yang tidak mengenal Kristus. Mereka ini tidak menghasilkan buah. Yesus membandingkannya dengan pohon ara yang daunnya lebar, rimbun tetapi tidak menghasilkan buah. 

Hal yang akan terjadi dengan Israel adalah bahwa suatu saat mereka akan diadili. Fokus pengadilannya adalah, apakah mereka menghasilkan buah atau tidak menghasilnya.

Kita sebagai orang-orang yang dibaptis memiliki panggilan untuk menghasilkan buah rohani yang baik yang bisa di akses sesama kita. Buah yang dimaksud adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri, kerendahan hati, kesederhanaan, Kemurnian (Buah Roh - KGK 1832). Ini adalah kehendak Yesus bagi setiap murid-Nya.

Apakah kita sudah menjadi saksi Kristus dengan menghasilkan buah yang berlimpah?