Minggu, 30 Juni 2019

2 Kor 11:1-11

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Kamis, 20 Juni 2019: Hari Biasa XI - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: 2 Kor 11:1-11; Mzm 111:1-2, 3-4, 7-8; Mat 6:7-15


Alangkah baiknya, jika kamu sabar terhadap kebodohanku yang kecil itu. Memang kamu sabar terhadap aku! Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.

Tetapi (*) aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya. Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima. 

Tetapi menurut pendapatku sedikit pun aku tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu. Jikalau aku kurang paham dalam hal berkata-kata, tidaklah demikian dalam hal pengetahuan; sebab kami telah menyatakannya kepada kamu pada segala waktu dan di dalam segala hal.

Apakah aku berbuat salah, jika aku merendahkan diri untuk meninggikan kamu, karena aku memberitakan Injil Allah kepada kamu dengan cuma-cuma?

Jemaat-jemaat lain telah kurampok dengan menerima tunjangan dari mereka, supaya aku dapat melayani kamu! Dan ketika aku dalam kekurangan di tengah-tengah kamu, aku tidak menyusahkan seorang pun, sebab apa yang kurang padaku, dicukupkan oleh saudara-saudara yang datang dari Makedonia. Dalam segala hal aku menjaga diriku, supaya jangan menjadi beban bagi kamu, dan aku akan tetap berbuat demikian. 

Demi kebenaran Kristus di dalam diriku, aku tegaskan, bahwa kemegahanku itu tidak akan dirintangi oleh siapa pun di daerah-daerah Akhaya. Mengapa tidak? Apakah karena aku tidak mengasihi kamu? Allah mengetahuinya. 


Renungan


1. Ikutilah "Ajaran Gereja" agar tidak tersesat

(*) Sebagai gembala yang baik, Paulus kuatir atas pola hidup jemaat Korintus yang tidak mau bersikap kritis terhadap informasi yang ada. Mereka menerima begitu saja informasi yang ada dan tidak berupaya untuk melakukan penyaringan atasnya. Hal inilah yang akhirnya memudahkan orang lain untuk mempengaruhi dan menyesatkan mereka dengan ajaran-ajaran yang berbeda dari ajaran iman yang telah mereka terima.

Dunia di mana kita tinggal memang menyajikan informasi yang sangat beragam. Terkadang dalam hal kerohanian pun informasi-informasi yang kita terima, tidak selalu sama dengan apa yang selama ini kita yakini dan ikuti. Oleh karena itu ikutilah "Ajaran Gereja" agar kita tidak mudah untuk dibelokkan dan disesatkan oleh dunia.