Rabu, 01 Mei 2019

02.11 -

Luk 14:1, 7-11

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Sabtu, 3 November 2018: Hari Biasa XXX - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Flp 1:18b-26; Mzm 42:2, 3, 5bcd; Luk 14:1, 7-11


Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu, supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah.


Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."


Renungan


1. Kerendahan hati datang dari mana?

Pada dasarnya, kita semua suka dipuji dan dihormati. Tidak ada manusia yang tidak ingin diberi penghargaan. Yang jadi masalah, adalah kita mengambil kehormatan yang bukan milik kita, melainkan milik Tuhan. 

Yesus tahu, bahwa mayoritas orang gila hormat, maka Dia mengajarkan perumpamaan ini agar kita bisa saling melayani satu sama lain dengan rendah hati.

KERENDAHAN HATI DATANG DARI

(1) KESADARAN BAHWA KITA INI KECIL, BUKAN SIAPA-SIAPA. Semakin seseorang merasa cukup pintar, dia tidak akan belajar apa-apa lagi.

Seorang yang besar biasanya memakai ilmu padi dalam hidupnya, semakin berisi semakin merunduk. Semakin dia tahu, semakin dia merasa tidak perlu sok tahu. Semakin dia kaya, dia malah semakin merasa makin jadi bukan siapa-siapa. Semakin dia berkuasa, makin dia terbeban untuk melayani orang di bawahnya.

(2) KETIKA KITA MENGENAL KESEMPURNAAN. Orang yang rendah hati tahu bahwa di atas dia masih ada yang lebih sempurna lagi.

Kita akan makin rendah hati jika kita memandang Allah yang sempurna dan besar itu, yang memberi kita kemampuan.

Tuhan Yesus memberkati.