Rabu, 01 Mei 2019

03.27 -

Luk 11:42-46

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
 

Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Rabu, 17 Oktober 2018: Pw St. Ignasius dari Antiokhia, Uskup, Martir - Tahun B/II (Merah)
Bacaan: Gal 5:18-25; Mzm 1:1-2, 3, 4, 6; Luk 11:42-46; Ruybs.


Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab (1) kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.

Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab (2) kamu suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar. Celakalah kamu, sebab (3) kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya."

Seorang dari antara ahli-ahli Taurat itu menjawab dan berkata kepada-Nya: "Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami juga." Tetapi Ia menjawab: "Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun.


Renungan


1. Jangan jadi munafik

Munafik itu bukan cacat keturunan, tetapi berkembang pada diri pribadi orang yang bersangkutan sendiri karena faktor dari luar yang macam-macam coraknya. Munafik sering diakibatkan karena pendidikan yang fanatik, dapat terjadi karena pergaulan dengan lingkungan, dimana orang-orang menjunjung tinggi tata-lahir dari aturan dan hidup keagamaan.

(1) Kesalahan dalam memilih prioritas nilai, artinya yang tambahan dijadikan pokok dan yang penting dijalankan malahan diabaikan. (2) Sikap sombong. (3) Suka berpura-pura dan suka menyembunyikan kejelekan dengan pura-pura suci atau mengenakan atribut pimpinan agama.

Kalau orang membiasakan diri dengan ibadat yang ritual, basa-basi dan melaksanakan aturan demi aturan. Serta tidak berpegang teguh pada firman Tuhan, maka yang muncul adalah kemunafikan. Kemunafikan tidak hanya menimpa diri perorangan, tetapi juga dalam komunitas, dalam kelompok atau lingkungan. Marilah kita renungan teguran Tuhan pada hari ini.

Tuhan Yesus memberkati.