Selasa, 30 April 2019

05.25 -

Yoh 3:7-15

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Selasa, 30 April 2019: Hari Biasa Pekan II Paskah - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Kis 4:32-36; Mzm 93:1ab, 1c-2, 5; Yoh 3:7-15


Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. (*) Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."

Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?" Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami.

Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi? Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.

Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.


Renungan


1. Cara kerja Roh seperti angin

(*) Manusia mungkin tidak mengerti bagaimana dan mengapa angin bertiup, tetapi ia dapat mengetahui apa yang terjadi dan dilakukan oleh angin itu. Manusia tidak tahu dari mana angin badai datang dan ke mana ia pergi, tetapi manusia dapat melihat rumah-rumah roboh, pohon-pohon tumbang yang diakibatkan badai itu.

Cara kerja Roh seperti angin. Kita tidak tahu bagaimana Roh itu bekerja, tetapi kita bisa melihat akibat dari kerja Roh itu dalam kehidupan kita. Kita mungkin tidak tahu cara kerja Roh itu, tetapi akibat dari karya Roh pada hidup manusia bisa dilihat oleh siapapun.

Semoga kita semakin menyadari dan membuka hati selalu untuk tuntunan Roh dalam hidup kita sehingga nama Tuhan lebih dimuliakan di muka bumi ini.


2. Berilah tanggapan yang tepat!

Sebagai seorang Farisi, Nikodemus tentu akrab dengan Perjanjian Lama yang di dalamnya termasuk juga kitab-kitab Taurat. Ia tentu tahu kisah ular di padang gurun (Bil. 21:4-9).

Yesus mengibaratkan kematian-Nya di kayu salib seperti kisah digantungnya ular tembaga di sebuah tiang. Itu terjadi karena orang-orang Israel memberontak melawan Allah.

Sebagai hukuman, Allah mengirimkan ular-ular tedung untuk memagut mereka. Ketika Musa berdoa kepada Allah, Allah memerintahkan Musa untuk membuat ular tembaga dan menggantungnya. Siapa saja yang dipagut ular harus memandang ular tembaga itu, bila ingin disembuhkan. Begitu pulalah kematian Yesus di kayu salib (Yoh. 12:32-34).

Manusia yang telah berdosa karena melawan Allah harus menerima hukuman. Namun Kristus rela menanggung semua dosa manusia dan mereguk murka Allah. Dengan karya-Nya, Ia menebus manusia dan membebaskan manusia dari hukuman.

Tanggapan seseorang pada karya Yesus akan menentukan apa yang akan ia terima. Bagi yang tidak percaya (menolak dan lebih suka melakukan yang jahat), mereka akan binasa dan dihukum. Bagi mereka yang memberi tanggapan atau reaksi positif, niscaya mereka akan diselamatkan dan beroleh hidup kekal. Sudahkah kita menanggapi karya Yesus dan menerima anugerah keselamatan?