Senin, 29 April 2019

02.41 -

Sir 27:4-7

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Minggu, 3 Maret 2019: Hari Minggu Biasa VIII - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Sir 27:4-7; Mzm 92:2-3, 13-14, 15-16; 1 Kor 15:54-58; Luk 6:39-45


Kalau (1) ayakan digoyang-goyangkan maka sampahlah yang tinggal, demikianpun keburukan manusia tinggal dalam bicaranya. 

Perapian menguji (2) periuk belanga penjunan, dan ujian manusia terletak dalam bicaranya. 

Nilai ladang ditampakkan oleh (3) buah pohon yang tumbuh di situ, demikian pula bicara orang menyatakan isi hatinya. Jangan memuji seseorang sebelum ia bicara, sebab justru itulah batu ujian manusia. 


Renungan


1. Hubungan antara perkataan dan isi hati manusia

(1, 2, 3) Hubungan antara perkataan dan isi hati manusia. Melalui ketiga perumpamaan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa setiap perkataan mencerminkan apa yang ada di dalam hati seseorang. 

Namun, kita perlu menyaring lagi perkataan itu, apa yang benar atau hanya kabar angin saja (tipuan), seperti kita mengayak beras atau pasir, sehingga kita bisa mengakses beras atau pasir itu dari batu, kerikil, atau sampah lainnya. 

Demikian pula, setiap perkataan yang kita ucapkan dan dengarkan perlu kita saring, apakah ini benar-benar kebenaran atau kebohongan belaka. Dengan kata lain, kita harus berhati-hati dalam berbicara dan juga kritis dalam menerima berbagai berita, sebab setiap perkataan akan berdampak pada diri kita, dan akan membentuk karakter diri kita.

Setiap perkembang itu dapat diibaratkan seperti bejana tanah liat yang kualitasnya dapat kita ketahui setelah dibakar, apakah ia akan pecah atau tetap utuh, apakah menjadi bejana yang baik atau buruk? Demikian pula pribadi manusia dapat berbicara setelah ia berbicara, yaitu dari setiap perkataan yang ia ucapkan.

Kualitas buah sangat tergantung dari tanah tempat pohon buah itu ditanam. Atau dengan kata lain, kualitas tanah yang tidak tampak inderawi, akan tampak dari kualitas buah yang ditanam di tanah tersebut, yang tampak oleh inderawi.

Demikian pula kualitas pribadi manusia, yang sifatnya batiniah, segala kebajikan dan keburukan manusia dapat kita lihat dari apa yang lahiriah, yaitu salah satunya setiap perkataan yang ia ucapkan.

Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga kemurnian dan kesucian hati kita, dengan cara memastikan setiap perkataan yang kita ucapkan, dan juga setiap tindakan yang kita lakukan. Berhati-hatilah dalam berbicara dan bertindak.

Tuhan Yesus memberkati.