Senin, 29 April 2019

02.33 -

Mzm 32:1-2, 5, 6, 7

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Senin, 4 Maret 2019: Hari Biasa VIII - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Sir 17:24-29; Mzm 32:1-2, 5, 6, 7; Mrk 10:17-27


Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan yang tidak berjiwa penipu! 

(1) Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada Tuhan pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. 

Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itu tidak melandanya. (2) Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak. 


Renungan


1. Kebahagiaan hanya masalah pilihan

Setiap manusia sepanjang zaman berusaha dengan segala daya upaya untuk mendapatkan kebahagiaan hidup. Bahkan ada yang bekerja tanpa mengenal waktu dan menomorduakan keluarga agar meraih promosi jabatan, karena mereka berpikir bahwa kebahagiaan akan didapatkan jika mereka bergelimang harta dan meraih kedudukan tinggi.

Setelah meraih semua itu, bukan kebahagiaan yang ia dapatkan namun sakit-penyakit karena stress akibat dari bekerja terlalu keras. Lalu dimanakah kebahagiaan itu?

Sesungguhnya kebahagiaan itu bukanlah hal yang sulit digapai oleh manusia. 

Daud sudah membuktikan. Ia menemukan kebahagiaan bukan dalam kekayaan, kedudukan, dan kekuasaan yang ia miliki namun dalam pilihan bijak yang ia tetapkan. (1) Ia memilih untuk bertobat dan mohon ampun dari Allah maka ia menemukan kebahagiaan 

Orang yang menyadari dosanya namun tidak bertobat tidak akan mengalami kedamaian hati namun justru tekanan.

(2) Ia juga memilih untuk menggantungkan hidupnya kepada Allah Walaupun tekanan dan kesulitan tetap melandanya, ia tidak sendiri sebab Allahlah tempat perlindungannya.

Jadi, kebahagiaan sejati tidak tergantung dari situasi dan kondisi sekitarnya. Bencana dan derita apa pun boleh menimpanya namun karena pilihannya, ia tetap dapat bersukacita dan bersorak-sorai.

Tuhan Yesus memberkati.