Senin, 29 April 2019

02.57 -

Sir 6:5-17

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
  

Penanggalan liturgi

Jumat, 1 Maret 2019: Hari Biasa VII - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Sir 6:5-17; Mzm 119:12, 16, 18, 27, 34, 35; Mrk 10:1-12


Tenggorokan yang manis mendapat banyak sahabat, dan keramahan diperbanyak oleh lidah yang manis lembut. Mudah-mudahan orang yang damai denganmu banyak adanya, tetapi hanya satu dari seribu hendaknya menjadi penasehatmu. 

Jika engkau mau mendapat sahabat, kajilah dia dahulu, dan jangan segera percaya padanya. Sebab ada orang yang bersahabat hanya menurut ketikanya sendiri, tetapi pada hari kesukaranmu tidak bertahan. 

Ada juga sahabat yang berubah menjadi musuh, lalu menceritakan persengketaan untuk menistakan dikau. 

Ada lagi sahabat yang ikut serta dalam perjamuan makan, tapi tidak bertahan pada hari kesukaranmu. Pada waktu engkau sejahtera ia adalah seperti engkau sendiri dan lancang berbicara dengan seisi rumahmu. Tetapi bila engkau mundur maka ia berbalik melawan dikau serta menyembunyikan diri terhadapmu. 

Jauhkanlah diri dari para musuhmu, tetapi berhati-hatilah terhadap para sahabatmu. 

Sahabat setiawan merupakan perlindungan yang kokoh, barangsiapa menemukan orang serupa itu sungguh mendapat harta. 

Sahabat setiawan tiada ternilai, dan harganya tidak ada tertimbang. Sahabat setiawan adalah obat kehidupan, orang yang takut akan Tuhan memperolehnya. 

Orang yang takut akan Tuhan memelihara persahabatan dengan lurus hati, sebab seperti ia sendiri demikianpun temannya. 


Renungan


1. Sahabat setiawan

Sahabat setiawan adalah mereka yang tetap setia di samping kita baik waktu suka maupun duka. Ia yang memberikan pundaknya menjadi sandaran kepala ketika kita tidak sanggup lagi berdiri. Ia yang memberi tumpangan ketika kita seperti musafir yang tanpa hunian. Ia yang memberikan waktunya ketika kita membutuhkan teman untuk curhat. Ia merelakan dirinya menjadi 'tong sampah' ketika kita melepaskan uneg-uneg kita. 

Cinta dan pengorbanan Yesus menjadi acuan sahabat setiawan bagi kita. Dia rela berkorban untuk sahabatnya, bukan karena ingin mendapat balas jasa. Semoga persahabatan kita setia selamanya.

Tuhan Yesus memberkati.