Sabtu, 27 April 2019

08.29 -

Mat 26:14-25

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Rabu, 17 April 2019: Hari Rabu dalam Pekan Suci - Tahun C/I (Ungu)
Bacaan: Yes 50:4-9a; Mzm 69:8-10, 21bcd-22, 31, 33-34; Mat 26:14-25


Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata: (1) "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. 

Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?" Jawab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: (2A) waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku." Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah. 

Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, (2B) sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."

Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya (3) Tuhan?" 

Ia menjawab: (2C) "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."

Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya (4) Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."


Renungan


1. Tetap setia pada misi

(1) Motif Yudas untuk menyerahkan Yesus karena keserakahan. Pengkhianatan karena alasan uang sungguh menyedihkan.

Memang rencana Allah dipenuhi, namun tidak membebaskan Yudas dari tanggung jawab atas kematian Yesus.

(2ABC) Yesus tahu dan menyadari penuh yang akan dialami-Nya. Ia tetap setia dan teguh pada misi-Nya yakni belas kasih tanpa batas, pengampunan-Nya yang tidak pernah habis serta kemurahan hati-Nya yang tak terselami.

Semoga kita tidak mengkhianati sesama dan Tuhan, namun justru semakin berkembang dalam belas kasih dan kemurahan hati.


2. Yudas-Yudas yang lain

(3) Para murid menyebut Yesus sebagai Tuhan. (4). Namun Yudas menyebut Yesus sebagai Guru. Rupanya dia belum mampu mengerti siapakah Yesus itu sesungguhnya. Ia menganggap Yesus hanyalah seorang Guru bukan sebagai Sang Mesias yang dijanjikan oleh Allah.

Maka Yudas tidak segan-segan 'Menjual' Yesus kepada imam-imam kepala. Satu hal yang terpikirkan olehnya: Yesus dapat mendatangkan keuntungan baginya berupa tiga puluh uang perak.

Dewasa ini masih ada “Yudas-Yudas lain” yang juga tidak segan-segan meninggalkan Yesus hanya untuk mendapatkan kedudukan di masyarakat, hanya untuk mencari popularitas, atau hanya karena cinta kepada seorang laki-laki atau wanita. Itulah kenyataan yang terjadi saat ini.

Mungkin kita sudah menjadi Yudas-Yudas yang lain, tetapi Yesus masih memberikan kesempatan kepada kita untuk kembali kepada-Nya. Dia selalu membuka kedua tangan-Nya bagi kita, walaupun kita menjual-Nya dengan segala macam tujuan. Dia tetap setia menunggu kita untuk kembali kepada-Nya.

Marilah kita mohon rahmat-Nya agar pola pikir kita diubahkan oleh-Nya sehingga kita mampu membaharui diri dan bertobat.