Selasa, 30 April 2019

21.53 -

Why 12:1-4; 2:1-5a

Sarapan Pagi 
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Senin, 19 November 2018: Hari Biasa XXXIII - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Why 12:1-4; 2:1-5a; Mzm 1:1-2, 3, 4, 6; Luk 18:35-43)


"Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.

(A) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa (A1) engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa (A2) engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan (A3) engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.

Namun demikian (B) Aku mencela engkau, karena (B1) engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.


Renungan


1. Kehilangan kasih mula-mula

(A) PUJIAN: (A1) Tidak mudah mengendalikan emosi saat menghadapi perbuatan orang jahat (2 Tim 3:12). (A2) Menentang penyesatan yang dilakukan orang yang mengatasnamakan dirinya sebagai rasul (Kis 20:29-30). (A3) Tidak mudah menghadapi penderitaan karena teror atau setidaknya intimidasi yang hendak menyurutkan iman kepada Yesus.

(B) CELAAN: (B1) tidak lagi melakukan pelayanan kasih, dampaknya mereka bisa berpaling dari iman percaya kepada Yesus Kristus.

Jemaat Efesus semula dipuji karena perbuatan kasih mereka kepada sesama terutama kepada orang kudus (Ef 1:15) namun kemudian meninggalkan perbuatan kasih dan tidak mau bertobat sehingga mereka mengingkari iman dan akhirnya mereka terjerumus ke alam maut dan kehilangan keselamatan abadi. 

Apakah kita senantiasa mawas diri dan menjaga keyakinan iman kepada Yesus walaupun menghadapi terjangan segala badai kehidupan? 

Tuhan Yesus memberkati.