Selasa, 30 April 2019

23.29 -

Luk 17:20-25

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Kamis, 15 November 2018: Hari Biasa XXXII - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Flm 7-20; Mzm 146:7, 8-9a, 9bc-10; Luk 17:20-25

Kamis, 14 November 2019: Hari Biasa XXXII - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Keb 7:22 - 8:1; Mzm 119:89, 90, 130, 135, 175; Luk 17:20-25


Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana. Sebab sesungguhnya (*) Kerajaan Allah ada di antara kamu."

Dan Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari pada hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya. Dan orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! 

Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut. Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.


Renungan


1. Kedatangan Kerajaan Allah

Pada zaman sekarang ini, kita pasti sering mendengar berita-berita tentang dunia akan berakhir, hancur, atau kiamat. Warta tentang dunia kiamat ini sering dimengerti sebagai datangnya Kerajaan Allah di dunia, yang ditandai dengan bencana-bencana yang dahsyat yang menghancurkan seisi dunia termasuk manusia. 

Manusia yang berkenan kepada Allah akan diselamatkan pada hari terakhir tersebut.

Sabda Yesus tentang kedatangan Kerajaan Allah ini hendaknya dimengerti sebagai sesuatu yang mendatangkan rahmat bukan malapetaka, rahmat yang kiranya memberikan pemahaman kepada setiap orang bahwa hidup di dunia ini adalah peziarahan menuju pada kemuliaan Tuhan.

Barangsiapa yang hidupnya dipenuhi dengan kebaikan, maka rahmat Allah senantiasa akan menuntunnya menuju kepada kemuliaan itu. Maka, janganlah kita terlalu sibuk dengan hal-hal lahiriah tentang datangnya Kerajaan Allah di dunia ini, tetapi marilah kita mempersiapkan diri kita dengan baik terutama dalam mengikuti jalan penderitaan salib Yesus, agar kelak ketika Kerajaan Allah itu datang, kita dengan hati yang terbuka siap untuk menyambut-Nya dalam kemuliaan kekal.


2. Yesus adalah Kerajaan Allah

Kerajaan Allah kerap dipahami sebagai sebuah simbol atau tempat dan situasi di mana Allah bertakhta. Di dalamnya terdapat suatu situasi yang damai dan penuh cinta karena Allah menjadi pemimpinnya. Pemahaman seperti ini tidaklah keliru dan tidak salah.

Namun, dalam pewartaan Yesus tentang Kerajaan Allah itu terdapat sebuah pemahaman baru yang lebih dalam dan realistis. Apakah sesungguhnya Kerajaan Allah itu? Kerajaan Allah itu adalah Yesus sendiri yang sudah hadir di tengah-tengah para murid dan masyarakat Farisi (*).

Yesus memberi makan kepada orang-orang lapar, menyembuhkan orang buta, memelekkan mata orang buta, memberi harapan bagi yang lemah dan putus asa, mengritik sikap dan prilaku yang tidak baik bahkan membangkitkan Lazarus dari kematian. Itukah tanda dan ciri nyata hadirnya Kerajaan Allah di dunia dalam diri Yesus Kristus.

Sebagai anak Allah, kita semua memiliki tugas dan tanggungjawab untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia melalui sikap dan perbuatan kita setiap hari. Memberi senyum kepada orang lain, membantu orang miskin, berderma, mendidik anak-anak dalam keluarga, hadir dan partisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan dan masih banyak lagi. Intinya, menghadirkan Kerajaan Allah tidak lain adalah kehadiran kita memberi dampak positif bagi seluruh alam ciptaan.