16.17 -
*Kerajaan Allah*
Prinsip ekonomi Allah
Berbahagialah orang yang takut akan Tuhan, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya (Mzm 112:1). Jadi, kita tidak perlu kuatir dan takut dengan keadaan kita. Takut adalah iman yang telah terkontaminasi sehingga di mana ada takut, iman pun lenyap.
Janji-Nya:
· Tuhan akan memberkati orang-orang yang takut akan Tuhan (Mzm 115:12). Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau (Ibr 13:5).
· Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga (2 Kor 9:6).
· Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus (Flp 4:19).
· Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (2 Kor 9:7).
· Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu (Luk 6:38).
Iman timbul dari pendengaran firman Kristus (Rm 10:17) sedangkan takut timbul dari bisikan si Iblis. Kita harus memperkatakan firman Tuhan siang dan malam (Yos 1:8), sehingga firman itu akan menguasai hati dan pikiran kita (Yak 1:21) dan menuntun kita memahami hikmat Allah (2 Tim 3:15-16).
Namun untuk mencapai hal tersebut, kita harus mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepada kita (Mat 6:33). Untuk lebih mengenal Tuhan, kita mesti lebih dulu membangun hubungan dengan-Nya (Ams 13:20).
Hukum Kerajaan Allah adalah hukum tabur tuai (Kis 20:35). Pengajaran ini sangat bertolak belakang dengan pengajaran dunia. Sebelum kita bisa menuai apa yang kita tabur, kita mesti terlebih dulu takut dengan Tuhan.
Memberi menjadi salah satu karakteristik orang Kristen. Bila kita bukan tipe pemberi, itu berarti kita bukan orang Kristen yang lahir baru (roh dan pikiran sudah diubahkan oleh-Nya).
Marilah kita belajar melakukan lompatan iman:
· Abraham » berani melepaskan harta yang paling berharga (Ishak) dengan memperkatakan firman ini: “Allah yang akan menyediakan ...” (Kej 22).
· Cara hidup jemaat yang pertama » membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing (Kis 2:41-47).
Kekayaan seumpama air yang memancar keluar dari sumbernya: semakin sering ia ditimba semakin jernih air itu, sedangkan air itu akan kotor bila sumbernya tetap tidak digunakan (Santo Basilus).
Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.(Ams 11:24).
(Sumber: Warta KPI TL No. 162/X/2018 » Prinsip ekonomi Allah, Indri Magdalena Gautama).