Kamis, 25 Oktober 2018

00.50 -

Luk 12:49-53

Sarapan Pagi 
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu

 (Yak 1:21)



Penanggalan liturgi

Kamis, 25 Oktober 2018: Hari Biasa XXIX - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Ef 3:14-21; Mzm 33:1-2, 4-5, 11-12, 18-19; Luk 12:49-53

Kamis, 24 Oktober 2019: Hari Biasa XXIX - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Rm 6:19-23; Mzm 1:1-2, 3, 4, 6; Luk 12:49-53


(2) "Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala! Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!

Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan. Karena mulai dari sekarang akan (1) ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya."


Renungan


1. Jangan padamkan Roh

Tujuan kedatangan Yesus untuk keselamatan semua umat manusia. Kendati kedatangan-Nya untuk suatu hal yang mulia namun ada saja tantangan. Tantangan itu berasal dari orang-orang yang tidak suka perubahan yang baik dalam kehidupan mereka (1).

Tuhan Yesus menyadari bahwa ajaran-Nya akan membawa pertentangan. Dengan lain kata Tuhan Yesus memang mengizinkan adanya pertentangan di mana-mana, tetapi bukan pertentangan siapa menang siapa kalah, bukan pertentangan soal kuasa, bukan pertentangan soal kekayaan, tetapi pertentangan untuk mencari kebenaran.

Sabda Tuhan Yesus adalah kebenaran dan hidup. Dan Roh Kudus yang dibawa oleh Tuhan akan membawa terang bagi orang yang menerimanya. Maka pertentangan itu terjadi karena ada orang yang sudah mau menerima penerangan dari Roh Kudus serta menerima kebenaran dari ajaran Yesus, berhadapan dengan orang yang menutup diri dari kebenaran.

Melalui Pembaptisan seorang Kristen secara sakramental dibentuk menurut rupa Yesus. Umat Kristen harus masuk dalam misteri pengosongan diri dan bertobat dengan rendah hati, harus masuk bersama Yesus ke dalam air, supaya keluar lagi bersama Dia. Ia harus dilahirkan kembali dari air dan roh, supaya di dalam Putra sendiri menjadi putra Bapa yang kekasih dan “hidup dalam hidup yang baru” (Rm 6:4) (KGK 537).

Berkat Sakramen Baptis, Roh Kudus menyanggupkan kita hidup dan bekerja di bawah dorongan-Nya, menyanggupkan kita berbuat kebajikan (KGK 1266). 

(2) Maksud pernyataan ini bukan api yang menghancurkan, tetapi adalah Roh Kudus. Dalam tradisi rohani, lambang API ini dikenal sebagai salah satu yang paling berkesan mengenai KARYA ROH KUDUS (KGK 696).

Ada saja tantangan yang harus dihadapi. Pilihan ada di tangan kita, kita memilih untuk menghadapi atau melarikan diri dari tantangan itu. Sebagai pengikut Yesus yang setia, jangan padamkan Roh (1 Tes 5:19), agar karya Roh Kudus nyata dalam kehidupan kita.