Sabtu, 29 September 2018

06.45 -

Luk 8:16-18

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Senin, 24 September 2018: Hari Biasa XXV - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Ams 3:27-34; Mzm 15:2-3ab, 3cd-4ab, 5; Luk 8:16-18

Senin, 23 September 2019: PW St. Padre Pio dari Pietrelcina, Imam - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Ezr 1:1-6; Mzm 126:1-2ab. 2cd-3, 4-6; Luk 8:16-18


"Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya (1) semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya.

Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar.  Karena  (2) siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."


Renungan


1. Fungsi pelita

Menjadi pelita adalah panggilan Tuhan bagi setiap orang percaya. Mengapa? Karena Tuhan telah memindahkan kita dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (1 Ptr 2:9). Karena itu Tuhan menghendaki kita memiliki kehidupan yang bersinar di tengah-tengah dunia ini. Menjadi pelita berarti menjadi berkat bagi orang lain

Fungsi pelita:

1. MEMBERI PENERANGAN DI KEGELAPAN. Dunia tempat kita berpijak ini adalah dunia yang dipenuhi dan dikuasai oleh kegelapan, karena itu banyak orang yang tersesat dan "...lebih menyukai kegelapan dari pada terang," (Yoh 3:19). 

 Namun kita yang telah menerima terang Kristus "...jangan tinggal di dalam kegelapan." (Yoh 12:46), jalankan fungsi sebagai pelita yang memancarkan cahaya.

2. MENGHANGATKAN TUBUH. Orang membawa pelita di tengah kegelapan malam dengan tujuan supaya tidak mengalami kedinginan. Begitulah seharusnya keberadaan orang percaya di tengah dunia ini yaitu mampu menghadirkan kehangatan dan keteduhan bagi orang-orang di sekitarnya, sebab dunia saat ini telah menjadi dingin, maka kasih kebanyakan orang pun akan menjadi dingin. "Manusia akan mencintai dirinya sendiri...tidak tahu berterima kasih...tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai..." (2 Tim 3:2-4). 

Mampukah kita tampil sebagai pribadi yang berbeda, yang menghasilkan buah Roh? (KGK 1832: 1. Kasih 2. Sukacita 3. Damai Sejahtera 4. Kesabaran 5. Kemurahan 6. Kebaikan 7. Kesetiaan 8. Kelemahlembutan 9. Penguasaan diri 10. Kerendahan hati 11. Kesederhanaan 12. Kemurnian).

3. MENCARI SESUATU YANG HILANG ATAU TERSEMBUNYI. Orang-orang dunia saat ini telah kehilangan banyak hal: kasih yang tulus, kebaikan, perhatian, damai sejahtera dan sukacita. Adakah kehadiran kita mampu mengisi sisi yang hilang yang selama ini tidak mereka dapatkan dari dunia ini?


2. Kesaksian hidup yang baik: memberi inspirasi

(1) Jika kesaksian hidup kita baik akan seperti cahaya yang memberi inspirasi bagi banyak orang, entah untuk bertobat, ingat akan Tuhan, ingat sesamanya yang menderita atau solider dengan sesama. Maka, jangan menyembunyikan sikap dan perbuatan yang baik dan benar jika itu bisa memberikan kebaikan kepada orang lain.

Keengganan memberi kesaksian sering disebabkan oleh sikap kita yang ingin rendah hati maka menahan atau tidak menunjukkan perbuatan baik di hadapan orang lain. Kalau ini terjadi, maka sebenarnya tanpa sadar kita menghambat orang lain untuk menjadi baik atau berbuat baik.

Yang perlu kita sadari adalah dengan melakukan aneka kebaikan dalam hidup, kita tidak akan kehilangan apa pun. Justru sebaliknya, Tuhan akan menambahkan berkat-Nya kepada kita (2).