Minggu, 05 Agustus 2018

Santo Kristoforus



Santo Kristoforus adalah seorang Santo dan Martir yang dihormati oleh Gereja Katolik Roma, Gereja Orthodox, Gereja Anglikan dan oleh banyak denominasi Kristen yang lain. Ia tewas pada masa penganiayaan umat Kristiani di abad ke-3 dalam pemerintahan Kaisar Romawi Decius (249-251).

Menurut legenda yang berkembang pada abad pertengahan, Santo Kristoforus awalnya bernama Ofero dan berasal dari wilayah Kanaan, Palestina. Ia bertubuh tinggi besar seperti raksasa dan gagah perkasa

Cita-citanya ialah ingin melayani orang yang paling kuat dan berkuasa di dunia ini. Ia tahu bahwa raja adalah orang yang berkuasa dan selalu dikawal oleh banyak tentara yang terlatih. Karena itu ia lalu menjadi pelayan sang raja

Tak lama kemudian, ia meninggalkan sang raja karena melihat bahwa raja bersama pengawalnya takut kepada setan. Maka ia lalu mengabdi kepada setan yang dianggapnya berkuasa atas manusia.

Suatu kali ia berpergian bersama setan. Di tengah jalan, setan tuannya itu gemetar ketakutan tatkala melihat sebuah salib yang ditanam di pinggir jalan. Kristoforus kesal, lalu pergi meninggalkan setan itu.

Ia mendirikan gubuk kecil dipinggir sungai, berdekatan dengan jalur penyeberangan yang banyak dilewati orang. Ia berupaya membantu setiap orang yang mau menyeberang, namun takut akan derasnya aliran sungai itu. Kristoforus tidak takut karena badannya yang tinggi besar dan kuat. 

Suatu hari, datanglah seorang anak kecil meminta diseberangkan. Kristoforus segera mengangkat bocah itu dan memikulnya ke seberang. Semula bocah itu terasa ringan, namun lama kelamaan terus saja bertambah beratnya, sampai ketika berada ditengah sungai ia merasa bagaikan sedang memikul seluruh dunia dan tak sanggup lagi untuk melangkah

Pada saat itulah, bocah itu berkata: "Akulah Yesus, Tuhan semesta alam dan Raja yang paling kuat dan berkuasa. Hanya kepada-Ku sajalah seharusnya manusia itu mengabdi."

Semenjak itu Kristoforus memutuskan untuk menjadi abdi dan pelayan Yesus. Ia bertobat, menjadi kristen dan pergi untuk mewartakan injil ke wilayah Lycia. Disana ia mempertobatkan banyak orang sehingga ia kemudian ditangkap dan dibawa ke hadapan raja. 

Kristoforus dipaksa untuk menyangkal imannya dengan mempersembahkan korban kepada dewa-dewa kafir namun dengan tegas Kristoforus menolak. Raja mencoba menawarinya kedudukan dan harta kekayaan namun Santo Kristoforus tetap tidak bergeming. Bahkan ketika raja mengirimkan dua orang wanita cantik untuk menggodanya; Kristoforus memberkati mereka berdua, menobatkan dan membaptis mereka menjadi orang Kristen.

Raja kesal dan memerintahkan agar Kristoforus dibunuh. Namun membunuh seorang yang perkasa seperti Kristoforus bukanlah hal yang mudah. Setelah berbagai usaha yang dilakukan para algojo gagal untuk membunuhnya, Kristoforus akhirnya dengan tanpa perlawanan memberikan lehernya untuk dipenggal. Dengan senyum kemenangan, Santo Kristoforus menerima mahkota kemartirannya pada sekitar tahun 251M. 

(Sumber : Katakombe.Org)