Selasa, 07 Agustus 2018

04.32 -

Mat 15:21-28

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Rabu, 8 Agustus 2018: PW St. Dominikus, Pendiri Ordo Pengkotbah, Imam - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Yer 31:1-7; MT Yer 31:10, 11-12ab, 13; Mat 15:21-28; Ruybs.

Rabu, 7 Agustus 2019: Hari Biasa XVIII - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Bil 13:1-2a, 25 - 14:1, 26, 34-35; Mzm 106:6-7a, 13-14, 21-22, 23; Mat 15:21-28



Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi (1) Yesus sama sekali tidak menjawabnya.

Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Jawab Yesus: (2) "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."

Tetapi Yesus menjawab: (3) "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."

Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, (4) besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.


Renungan


1. Contoh kualitas doa

Yang diajarkan Yesus lewat contoh perempuan Kanaan ini:

(1) Jangan menyerah jika doa kita tidak langsung dijawab. (2) Allah menguji, untuk mendapatkan yang terbaik dari diri kita. (3) Janganlah kita mengancam Allah atau membuat tuntutan-tuntutan dengan doa kita.

Kita harus menaruh kepercayaan bahwa Allah mengasihi diri kita masing-masing sepenuhnya seperti Dia mengasihi orang-orang yang terjawab doanya.

Dapat saja Tuhan melihat bahwa kita membutuhkan pertumbuhan nyata dalam iman dan keberanian, dalam hal kesabaran dan ketekunan. Percayalah Allah melihat bahwa kita kiranya membutuhkan keutamaan-keutamaan ini lebih daripada hal-hal lain yang kita mohonkan.


2. Rasa tidak tahu malu yang suci

(1-3) Permintaan yang terus menerus dari perempuan Kanaan itu mendatangkan jawaban yang membahagiakan (4). Kejujurannya dalam mengungkapkan kerapuhan dan ketidakmampuannya untuk berbuat apa-apa tanpa Tuhan, merupakan ungkapan imannya yang paling indah.

Allah selalu mendengar. Dia selalu memperhatikan dan mengasihi kita. Pada waktu yang tepat seturut kehendak-Nya, Ia akan mengulurkan tangan dan menolong sahabat-sahabat-Nya.
Belajarlah menanti, belajarlah percaya, belajarlah memiliki rasa tidak tahu malu yang suci.