Senin, 06 Agustus 2018

17.30 -

Mat 12:38-42

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)



Penanggalan liturgi

Senin, 23 Juli 2018: Hari Biasa XVI - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Mi 6:1-4, 6-8; Mzm 50:5-6, 8-9, 16bc-17, 21, 23; Mat 12:38-42


1. Keras kepala

Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: (2) "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu."

Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (1) Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.

Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!

Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!"

Renungan:

Beberapa ahli Taurat dan orang Farisi selalu tidak percaya akan Yesus, bahwa Dia adalah Mesias dan utusan Allah. Tanda nabi Yunus adalah tanda kematian dan kebangkitan Yesus (1 – Tipologi).

Melalui tanda ini dinyatakan bahwa ahli Taurat dan orang Farisi adalah orang-orang yang keras kepala (2). Mereka sendirilah yang menyalibkan Yesus sebagai bentuk kekerasan hati dan pikiran mereka.

Dalam berbagai pengalaman hidup, kita juga sering keras kepala dan tidak mau mengakui kelebihan orang lain. Kita gampang sakit hati sehingga mencari cara untuk menyingkirkan mereka. Ingatlah! Kekerasan kepala tidak menghasilkan apa pun, malah sakit hati dan dendam yang membara.

Marilah kita tinggalkan sifat keras kepala dengan berjiwa kristiani dalam mendukung sesama sesuai kompetensi mereka. Janganlah kita terpengaruh oleh mentalitas haus kuasa dengan menghalalkan segala cara.

Tuhan Yesus memberkati.