17.15 -
SP Matius
Mat 12:46-50
Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Selasa, 24 Juli 2018: Hari Biasa XVI - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Mi 7:14-15, 18-20; Mzm 84:2-4, 5-6, 7-8; Mat 12:46-50
Selasa, 23 Juli 2019: Hari Biasa XVI - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Kel 14:21 - 15:1; MT Kel 15:8-9, 10, 12, 17; Mat 12:46-50
Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka seorang berkata kepada-Nya: "Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau."
Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepada-Nya: "Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?"Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun (*) yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
Renungan
1. Kehendak Tuhan
Bagaimana supaya kita dapat mengerti kehendak Tuhan? Kita harus bergaul karib dengan Tuhan.
Yesus mempunyai kehendak, keinginan bahkan mempunyai otoritas secara pribadi, namun Ia tetap mengutamakan kehendak Bapa-Nya (Yoh 6:38) karena Dia tahu bahwa kehendak Bapa-Nya itulah yang terbaik. Inilah yang disebut dengan bergaul karib, yaitu suatu hubungan yang sangat dekat dan sangat pribadi, suatu hubungan yang berdasarkan kasih.
Kita pun harus tinggal di dalam firman-Nya: membaca, mendengar dan merenungkan firman-Nya, yang akan membuat kita semakin mengerti kehendak-Nya. Orang yang melakukan kehendak Tuhan harus hidup dalam kebenaran-Nya yaitu kebenaran akan firman Tuhan. Kebenaran firman Tuhan adalah kebenaran yang memerdekakan kita (Yoh 8:32).
Ketika kita melakukan kehendak Tuhan, kita akan menyenangkan hati Tuhan. Ketika kita menyenangkan hati Tuhan, maka perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada kita (Mzr 25:14), firman-Nya akan digenapi dalam hidup kita (Yoh 15:7) sehingga kita akan mengalami hidup yang berkelimpahan (Yoh 10:10b).
Sudahkah kita melakukan kehendak Tuhan? Ataukah selama ini kita masih melakukan kehendak diri sendiri?
2. Mencari kehendak Allah
(*) Yesus menganggap kita anggota keluarga-Nya. Ia memberikan hak istimewa kepada kita, yaitu boleh memperoleh warisan dalam kerajaan-Nya, jikalau kita melakukan kehendak Bapa-Nya.
Menemukan kehendak Allah dalam hidup kita tidak selalu gampang. Ada banyak faktor yang menghalangi kita untuk menemukannya.
Faktor dari dalam diri berupa keinginan-keinginan daging, mencari sukses secara duniawi, dst. Dari luar diri berupa pengaruh kemajuan zaman atau lingkungan. Ada banyak kenikmatan yang ditawarkan oleh dunia. Jika tidak berhati-hati, mata hati kita bisa menjadi gelap dan jatuh ke dalam cara hidup yang sesat.
Kehendak Allah hanya dapat ditemukan dalam keheningan batin. Telinga yang hanya mendengar suara dunia, tidak akan mampu mendengarkan suara Tuhan. Oleh karena itu kita perlu hening untuk mendengarkan suara-Nya. Biarkan Roh Kudus menyapa hati dan pikiran agar kita diarahkan kepada jalan yang benar.