Jumat, 24 Maret 2017

Yesus menyediakan tempat

Untuk mengenang 40 hari meninggalnya suami saya, keluarga saya mengadakan Misa Arwah. Dalam homili, Romo Haryono mengatakan bahwa ada tradisi dalam Gereja Katolik untuk mendoakan jiwa-jiwa yang telah meninggal (2 Mak. 12:45). Sesudah meninggal, ada jiwa yang ke neraka, ke api penyucian maupun langsung ke sorga.

Dalam kesempatan ini saya mau mensharingkan mimpi-mimpi yang saya alami sesudah kakak tertua dan ayah saya meninggal. 

Kakak tertua saya adalah seorang petani apel dan sayuran di Nongkojajar. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, dia memakai pestisida untuk keperluan itu. 

Pada suatu hari saya mendapat kabar bahwa kakak saya meninggal akibat dari pestisida. Ketika mendengar berita itu, saya menganggap kakak saya meninggal belum waktunya Tuhan. 

Setelah kematian kakak saya, seringkali saya tidur mengigau karena bermimpi tentang kakak saya. Saya bermimpi dia selama dua tahun (Tahun 1972-1974). 

Salah satu mimpinya adalah: Saya berjalan di lorong-lorong yang bersih sampai di sebuah rumah. Di rumah itu ada ayah dan kakak saya. 

Saya berkata: "Rumahnya enak ya ... bersih dan terang." Jawab kakak saya: "Ya ... kebetulan lampunya dinyalakan, sebentar juga dimatikan." 

Tiba-tiba saya terbangun, hati saya sangat sedih ketika mendapat mimpi tersebut. Lalu saya menceritakan mimpi tersebut kepada orang-orang yang saya jumpai. 

Ada yang mengatakan bahwa jiwa kakak saya masih melayang-layang belum mendapat tempat di sorga. Ada juga yang mengatakan bahwa saya harus ke makamnya atau menabur bunga di perempatan jalan sambil mengirim doa. 

Karena makam kakak saya jauh, maka saya memilih yang paling mudah, yaitu menabur bunga di perempatan jalan. Setelah melakukan itu, hati saya tidak gelisah lagi. 

Pada suatu hari saya bermimpi lagi, sepertinya saya dalam perjalanan ke luar kota. Di suatu tempat saya berhenti untuk istirahat, tiba-tiba saya melihat kakak saya tidur di atas ranjang di seberang jalan. Lalu saya menghampirinya, katanya: "Aku minta makan." 

Jawab saya: "Aku hanya membawa ini." Setelah itu saya pamit untuk melanjutkan perjalanan. Di dalam mobil saya melambaikan tangan padanya. Tiba-tiba saya melihat wajah kakak saya berubah menjadi wajah bayi. 

Ketika bangun saya langsung bersyukur kepada Tuhan karena Dia telah memberikan tempat yang layak bagi kakak saya. Sejak saat itu saya tidak pernah bermimpi kakak saya lagi

Pada tahun 1984, tepat di hari ulang tahun saya, saya bermimpi ayah saya yang telah meninggal 10 hari yang lalu. Mimpinya adalah ayah saya ke luar dari kamar mandi dan saya membantunya untuk memakaikan bajunya. 

Beliau mengatakan ingin ke rumah tante saya, tetapi saya menyarankan ke dokter dulu karena beliau dalam keadaan sakit. 

Kami ke jalan sambil berangkulan ... sampai pada suatu padang yang indah sekali. Tiba-tiba ... ayah saya menghilang. Ketika saya bangun, saya bersyukur dan berdoa: "Tuhan, Engkau sudah berikan tempat yang terindah untuk ayah saya. Ini adalah kado yang paling indah diusia saya ke 44."

Dari dua pengalaman mimpi itu, saya yakin bahwa ayah dan kakak saya telah memperoleh hidup yang kekal.

Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada (Yoh 14:2-3).

(Sumber: Warta KPI TL No.106/II/2013).