Jumat, 24 Maret 2017

Teguran batin

Sabtu, 1 September 2012 ketika menghadiri pesta pernikahan salah satu anak KEP (OMK), pak Surya selaku pembina KEP memberitahu bahwa ada undangan dari Romo Lulus, Pr untuk pelayanan tanggal 20-23 September 2012 dalam rangka "Pertemuan wakil-wakil umat paroki St. Klemens Puruk Cahu" (60 stasi). 

Pak Surya meminta saya untuk melayani di sana, dan dia juga menawarkan siapa saja anak KEP yang mau terlibat dalam pelayanan itu.

Karena ada berbagai macam pertimbangan (pada tanggal yang sama di KEP ada SHDR untuk peserta KEP baru, biasanya saya bertanggung jawab sebagai tim doa; seminggu kemudian ada acara Wanita Bijak, saya bertanggung jawab sebagai fasilitator) maka saya tidak langsung mengiyakan permintaan itu tetapi masalah itu saya bawa dalam doa, doa saya: "Tuhan, apakah yang Engkau inginkan dalam hidupku?" 

Di dalam batin terjadi dialog sbb: "Aku mau engkau taat dengan apa yang Kuperintahkan." 

"Tuhan, jika Engkau menghendaki aku berangkat, bagaimana dengan pekerjaan dan anak-anak yang ditinggalkan." 

"Jika engkau mau melayani-Ku, pergilah! Engkau Kuutus!" 

"Terjadilah padaku kalau menurut Engkau aku harus pergi, aku mau taat dengan perintah-Mu." 

Rencananya pak Surya mau berangkat ke sana hari Selasa tanggal 18 dengan naik pesawat dari Surabaya ke Palangka Raya, lalu bermalam di sana dan besoknya naik pesawat kecil langsung ke Puruk Cahu. 

Sedangkan saya, suami saya, seorang keyboardist beserta ketiga anak KEP naik pesawat dari Surabaya ke Palangka Raya, lalu melanjutkan perjalanan naik mobil ke Puruk Cahu. 

Mendengar itu batin saya berkata: "Cek enak e pak Surya." Ketika batin saya berkata seperti itu, ada suatu teguran yang halus dalam batin saya: "Pelayanan janganlah senang-senang. Kamu mau murni pelayanan atau tidak." Begitu mendengar teguran tersebut, saya langsung memohon ampun pada Tuhan.

Rabu, 12 September 2012, Romo Lulus memberitahu kalau tiket sudah dipesankan tujuh dan kami harus naik pesawat dari Surabaya ke Banjarmasin dan melanjutkan perjalanan dengan mobil ke Puruk Cahu. 

Berarti kami harus menempuh perjalanan lebih lama lagi untuk sampai ke lokasi, Palangka Raya - Puruk Cahu ± 8-9 jam, Banjarmasin - Puruk Cahu ± 13-15 jam. 

Dan Romo Lulus juga menyarankan agar saya membawa baju, sepatu dan tas untuk dijual di sana. Saya langsung menghubungi sahabat-sahabat saya yang mempunyai toko, saya meminjam barang-barang tersebut.

Sabtu, 15 September 2012 Romo Lulus menelpon bahwa pembawa acara Pujian dan Penyembahan dari Banjarmasin berhalangan datang, dia mohon agar sesi itu juga dibawakan oleh tim dari Surabaya. 

Berita itu langsung saya sampaikan ke pak Surya. Jawab pak Surya: "Tacik minta makalah di Putri lalu tacik yang bawakan sesi itu." 

Mendengar itu saya bingung dan hanya diam saja, bayangkan seumur-umur tidak pernah mengajar, harus berbicara di depan 200 umat. 

Senin, 17 September 2012 saya pergi ke SEP dan mengcopy materi Pujian Penyembahan.

Selasa, 18 September, Romo Lulus memberitahukan bahwa tidak dapat menemani kami pada saat acara berlangsung karena ibunya sakit keras di Jogya. 

Mendengar berita itu kami langsung bingung, karena tidak ada seorang pun yang kami kenal di sana selain Romo Lulus, selain itu kami tidak ada yang mengenal daerah itu. 

Maka kami mendoakan ibu Romo Lulus agar diberi kekuatan sehingga Rm Lulus ada di tempat pada saat acara. Puji Tuhan, Tuhan mengabulkan doa kami. 

Rabu, 19 September 2012 jam 19.30 kami bertujuh berangkat naik pesawat dari Surabaya ke Banjarmasin. Setibanya di sana kami dijemput oleh Romo Lulus dengan mobil Elf sewaan dan kami dibawa ke salah satu rumah umat untuk beristirahat sejenak dan makan. 

Romo Lulus mengatakan bahwa mobil ini tanpa AC. Mendengar itu hati saya langsung berkata: "Pasti perjalanan panjang yang tidak menyenangkan." Tiba-tiba ada teguran di batin: "Ini bukan tour atau piknik. Ini adalah pelayanan."

Pada saat hendak naik mobil, kami diberitahu oleh sopirnya bahwa dia juga membawa titipan buah-buahan. Mendengar itu kami langsung keberatan karena kami merasa berhak sepenuhnya atas mobil itu, selain itu bawaan kami demikian banyak, ada 100 Alkitab sumbangan dari SEP, kaos seragam untuk para peserta yang mengikuti acara, dan barang-barang yang hendak dijual (keuntungannya untuk menambah biaya acara tersebut). 

Lagi-lagi batin ini ditegur "Berbagi dan mengasihi." Akhirnya kami menyetujui buah-buahan itu diangkut bersama-sama kami.

Baru seperempat perjalanan, sopirnya kebingungan karena solarnya hampir habis. Romo Lulus lalu menghubungi teman-temannya, tetapi mereka tidak dapat dihubungi. 

Kami berdoa terus-menerus agar segera mendapatkan solar. Puji Tuhan ... kami mendapatkan 30 liter solar dari kios bensin kenalan Romo Kwantung di Muaratewe.

Sesampainya di paroki St. Klemens, kami disambut oleh Romo Delius Pr. dan panitia memberikan pengarahan pada kami mengenai acara yang akan dilaksanakan.

Kamis, 20 September 2012 pertemuan pertama dibuka oleh Romo Delius Pr., Romo Paroki dan acara diakhiri dengan doa malam "Taize" oleh tim doa dari Surabaya. 

Jumat, 21 September 2012 pertemuan ke 2 dipimpin oleh Romo Lulus dan sesi berikutnya ada diskusi kelompok dan pleno diskusi kelompok. Acara diakhiri dengan doa malam. 

Hari itu ibu-ibu WK diberi pelatihan masak-memasak agar mereka dapat berjualan untuk mengisi kas paroki, saya mengajari membuat lontong mie dan salad, suami saya mengajari membuat ronde. Sedangkan anak-anak KEP OMK memberi materi Pujian Penyembahan kepada mudika di sana. 

Malam harinya, saya baru bisa membaca 4 lembar makalah Pujian dan Penyembahan. Saya berpikir: "Apa ya ... materi yang harus dibawakan dalam waktu dua setengah jam?" 

Doa saya: "Tuhan, aku ini bukan siapa-siapa ... didiklah aku pada saat membawakan sesi Pujian dan Penyembahan. Semua ini aku serahkan kepada-Mu."

Sabtu, 22 September 2012, saya membawakan sesi "Bene cantat bis orat (menyanyi dengan baik dua kali berdoa)". Sebelum membawakan sesi ini, saya minta didoakan pak Surya agar bisa membawakan sesi ini dengan baik. 

Sungguh luar biasa penyertaan Tuhan, meskipun saya kurang persiapan, Dia membisikan langkah demi langkah apa yang harus saya lakukan. 

Pertama menyanyikan lagu "Selamat Pagi Bapa" - umat terlihat aktif menyanyi sambil bertepuk tangan. Setelah itu pengajaran tentang Pujian Penyembahan beserta contoh-contoh lagunya. 

Karena waktunya masih ada satu setengah jam, maka Romo Lulus langsung mengatakan: "Siapa yang mau bertanya?" Mendengar hal itu saya bingung dan takut kalau-kalau tidak bisa menjawab pertanyaan, mulut saya seakan-akan terkunci tidak bisa mengatakan "jangan" pada Romo Lulus. 

Saya langsung berdoa lagi: "Tuhan, tolonglah aku supaya aku bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada." Puji Tuhan, Dia menyertai saya secara luar biasa sehingga saya bisa menjawab delapan pertanyaan dengan baik. 

Karena waktu masih ada setengah jam, maka saya mengajak praktek untuk Pujian dan Penyembahan. Pada saat menyanyikan lagu "Hari Ini Harinya Tuhan" - umat bergembira sambil bertepuk tangan; lagu syukur "Bapa Engkau Sungguh Baik" - ada banyak umat yang mengangkat tangan sambil menangis.

Setelah selesai praktek Pujian dan Penyembahan, saya bertanya: " Kemarin malam dan pagi ini memuji dan menyembah Tuhan apakah ada bedanya?" Jawab mereka: "O, beda sekali." 

Inilah sharing mereka:

- Biasanya saya tidak pernah menangis pada saat menyanyi, tetapi pada saat menyanyikan lagu "Bapa Engkau Sungguh Baik" saya merasakan kebenaran bahwa Bapa adalah Allah yang sungguh baik dalam kehidupan saya sehingga air mata saya terus-menerus mengalir tidak bisa ditahan.

- Saya mempunyai sakit thyroid, pada saat menyanyi pujian tadi saya merasakan ada sesuatu yang terangkat di leher saya.

- Setelah saya ikut praktek Pujian dan Penyembahan, ada sukacita di hati saya, hati rasanya plong. 

- Tadi pagi saya bingung, antara ke sini atau ke kantor polisi jam 9 untuk mengurus surat tilang saya. Saya bersyukur Tuhan menarik hati saya untuk mengikuti sesi ini sehingga saya memperoleh banyak manfaat yang luar biasa dari sesi Pujian dan Penyembahan ini.

Setelah selesai membawakan sesi ini, saya berdoa: "Ya Tuhan, Engkau sungguh luar biasa, Engkau telah menuntunku ... Urapan-Mu sungguh luar biasa sehingga umat-Mu di sini merasakan jamahan-Mu."

Setelah sesi Pujian dan Penyembahan dilanjutkan dengan Evangelisasi untuk pengembangan iman oleh Bapak Surya.

Minggu, 23 September 2012 sesi evaluasi

Dari pengalaman di atas, saya merasakan bahwa setiap langkah Dia selalu menuntun saya dengan teguran-teguran dalam batin sehingga saya dapat berjalan di jalan-Nya. 

Disini saya juga mendapatkan suatu peneguhan bahwa "Jika kita mentaati segala hal yang dikehendaki-Nya", maka Dia pula yang akan melengkapi-Nya, memelihara keluarga dan pekerjaan yang kita tinggalkan (ada anak KEP yang mengirim makanan buat anak saya, ada pesanan ronde 100 porsi). 

Selain itu kami tidak merasakan capek atau mual meskipun perjalanan berkelok-kelok, sukacita selalu menyertai perjalanan maupun dalam pelayanan kami. 

Siapa yang diutus Allah, dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas (Yoh 3:34).

(Sumber: Warta KPI TL No.102/X/2012).