Jumat, 24 Maret 2017

20.51 -

Penyertaan Tuhan

Saya pergi ke Amerika untuk mengunjungi putri saya yang akan melahirkan anak pertamanya. Di sebuah klinik ada pemeriksaan kesehatan gratis. Maka saya ikut memeriksakan kesehatan saya. 

Seminggu setelah pemeriksaan, pihak klinik menelpon anak saya dan mengatakan bahwa hasil mamografi saya ada sesuatu yang kurang jelas. 

Pihak klinik menyarankan untuk melakukan pemeriksaan ulang. Setelah dilakukan pemeriksaan ulang, ternyata hasilnya tetap sama. 

Lalu dokternya menyarankan untuk di-zonografi agar lebih terang hasil pemeriksaannya. Setelah saya melakukan zonografi, ternyata hasilnya juga belum terdeteksi. Maka dokter menyarankan untuk di-biopsi. 

Setelah dibiopsi, barulah diketahui bahwa ada kanker 2 mm. Dokter menyarankan saya segera menjalani operasi. Ketika saya tanya biayanya, dokter itu menjawab: "Tiga ratus ribu Dolar Amerika (= Rp 3 M). Mendengar penjelasan itu, saya hanya bisa berserah pada Tuhan dan menangis sambil memohon: "Semoga Tuhan memberikan keajaiban." 

Mendengar jawaban saya, dokter itu tertawa sambil berkata: "Ibu, meskipun ibu berdoa agar terjadi keajaiban, hasilnya akan tetap sama. Coba saja ibu datang ke bagian sosial di klinik ini, mungkin Departemen Sosial dapat membantu." 

Lalu saya langsung menelpon suami saya yang berada di Surabaya untuk memohon dukungan doa agar terjadi keajaiban dari Tuhan atas penyakit saya.

Dua minggu kemudian, saya ditelpon pihak Departemen Sosial, dia mengatakan bahwa "pengajuan dana untuk operasi disetujui, 100 % ditanggung oleh pemerintah (Amerika), dan jika ada efek samping dari operasi tersebut (misalnya ada masalah gigi dll) juga ditanggung oleh pemerintah selama satu tahun." 

Mendengar penjelasan itu, anak saya berkomentar: "Puluhan kali aku berobat ke klinik ini, tetapi baik dokter maupun suster tidak ada yang berempati seperti ini. Banyak orang yang melakukan operasi di sini, tetapi tidak mendapat perlakuan seperti mami. Mami bukan warga Amerika atau orang asing yang sudah lama menetap di sini, tetapi mami bisa mendapatkan fasilitas dari pemerintah meskipun hanya memakai identitas paspor dan visa." 

Singkat cerita, berkat campur tangan Tuhan saya menjalani operasi dengan selamat. Dalam kasus saya, Tuhan memberikan mujizat tidak secara langsung dengan melenyapkan penyakit saya tetapi Tuhan memakai sarana dokter tanpa saya harus mengeluarkan biaya operasi sesenpun.

(Sumber: Warta KPI TL No. 99/VII/2012).