Rabu, 08 Maret 2017

00.40 -

Pemeriksaan batin menurut Latihan Rohani St. Ignatius Loyola

Seringkali tanpa sadar kita bertransaksi dengan Tuhan, kita mengatakan: “Tuhan, aku sudah memberi sedekah, berdoa dan berpuasa, aku sudah membaca Kitab Suci dan melayaniMu. Mengapa doa-doaku tidak Engkau kabulkan?” Ini adalah contoh doa orang-orang yang tidak mengenal Allah, mereka menganggap sudah layak dan sepantasnya Allah mengabulkan doa-doa mereka karena mereka telah melakukan perintah-perintahNya. Hal ini terjadi karena mereka mengisi kepalanya dengan berbagai pengetahuan, mereka tidak mengenal kebenaran firman ini “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan” (Rm 8:28), mereka tidak bertumbuh dalam iman sehingga mereka berdoa hanya memakai akal budinya saja dan tidak pernah memeriksa batin mereka. 

Seharusnya, kegiatan doa kita seperti ketika kita menelpon seorang sahabat kita, kita bercerita suka-duka kita, bukan hanya meminta-minta saja.

Allah memanggil kita supaya kita mengenal Dia, melayani Dia, mengasihi Dia, dan dengan demikian manusia masuk ke dalam Firdaus, kebahagiaan di dalam Allah. (KGK 1721; 719).

Manusia diciptakan untuk memuji, menghormati serta mengabdi Allah Tuhan kita, dan dengan itu menyelamatkan jiwanya. Ciptaan lain di atas permukaan bumi diciptakan bagi manusia, untuk menolongnya dalam mengejar tujuan ia diciptakan. Karena itu manusia harus mempergunakannya, sejauh itu menolong untuk mencapai tujuan tadi, dan harus melepaskan diri dari barang-barang tersebut, sejauh itu merintangi dirinya.

Oleh karena itu, kita perlu mengambil sikap lepas bebas terhadap segala ciptaan tersebut, sejauh pilihan merdeka ada pada kita dan tak ada larangan. Maka dari itu dari pihak kita, kita tidak memilih kesehatan lebih daripada sakit, kekayaan lebih daripada kemiskinan, kehormatan lebih daripada penghinaan, hidup panjang lebih daripada hidup pendek. Begitu seterusnya mengenai hal-hal lain yang kita inginkan dan yang kita pilih ialah memulu apa yang lebih membawa ke tujuan kita diciptakan (RL 23). 

Dalam spiritualitas Ignatian dan Latihan Rohani, pemeriksaan batin adalah aktivitas doa yang fundamental. Doa yang diambil dari tradisi para Jesuit selama hampir 500 tahun ini sangat membantu kita dalam menumbuhkan relasi personal dengan Tuhan sendiri. Pemeriksaan batin adalah sebuah aktivitas doa di mana kita hendak menemukan gerak roh di dalam hidup harian kita. Aktivitas ini dapat dilakukan di mana saja: di sela-sela istirahat makan siang di kantor, di mobil, di kamar, di perpustakaan atau di tempat lainnya. Biasanya pemeriksaan batin ini dilakukan dua kali sehari: satu kali pada saat sebelum/sesudah makan siang dan satu lagi ketika menjelang tidur di malam hari.

Sebelum memulai pemeriksaan batin, usahakanlah berada di tempat yang tenang atau di tempat anda tidak begitu terganggu dengan suasana/suara sekitar. Bila anda berada di kamar baik juga membuat suasana kamar menjadi nyaman seperti menyalakan lilin atau meredupkan lampu. Relaks dan duduklah dengan nyaman.

Ada lima langkah untuk melakukan pemeriksaan batin (5-10 menit). Lima langkah ini pada dasarnya untuk menangkap gerakan roh dalam realitas kehidupan kita. 

1. Berada di hadapan Tuhan

Sadarilah bahwa anda hadir di hadapan Tuhan. Kesadaran bahwa kita hadir di hadapan Tuhan akan membawa kita kembali menyadari bahwa kita adalah ciptaanNya dan menyadari bahwa cinta Tuhan selalu menyertai hidup kita.

2. Mengucap syukur

Lihatlah kembali peristiwa yang terjadi dalam hidup anda selama hari yang sudah berlalu. Ingatlah kembali setiap peristiwa yang terjadi sejak anda bangun pagi, ketika sarapan, berangkat kerja, di kantor/sekolah, peristiwa-peristiwa yang membuat anda tertawa, sedih, tertekan dan gembira. Hidupkanlah kembali dalam ingatan anda peristiwa yang berkesan dan penting dalam hidup anda selama hari tersebut. Sambil mengucap syukur pada Tuhan atas berbagai peristiwa hidup yang sudah dialami selama hari itu, renungkanlah juga sisi positif dalam diri anda, potensi dan kekuatan dalam diri anda, dan juga kelemahan-kelemahan yang ada dalam diri anda.

3. Mohon Roh Kudus 

Mohon kepada Tuhan kehadiran Roh Kudus supaya anda dapat dengan jernih, jujur, sabar dan tenang dalam merenungkan peristiwa, tindakan, tingkah laku dan motivasi anda selama hari tersebut. Terang Roh Kudus akan memberi inspirasi bagi anda untuk melihat peristiwa tersebut dalam terang iman, tidak menjadi hanyut dalam kekecewaan mendalam, dan di sisi lain tidak juga menjadi acuh tak acuh. Menempatkan peristiwa hidup anda dalam kacamata iman menjadi penting karena di sinilah terang Roh Tuhan sendiri akan membukakan hati anda untuk melihat kebaikan Allah, dan juga merasakan tawaran Allah dalam diri anda untuk selalu terus bertumbuh.

4. Merenung

Sekarang, renungkanlah peristiwa hidup anda hari itu satu persatu. Ini adalah bagian terpanjang dari pemeriksaan batin. Setelah anda mengingat-ingat peristiwa hidup anda hari itu (langkah No. 2), pada tahap ini anda diajak untuk merenungkan peristiwa-peristiwa tersebut secara lebih mendalam: Apakah yang anda rasakan dalam hati anda?

Tinjaulah kembali perasaan-perasaan, tindakan dan dorongan batin anda dalam mengalami sebuah peristiwa, siapa sajakah yang terlibat dalam peristiwa itu dan apa harapan, ketakutan ataupun keraguan yang anda alami. Perlu diingat baik-baik; Ini bukanlah saat di mana anda mengingat kesalahan/kegagalan/kekurangan diri anda. Lebih jauh, dengan langkah ini, anda bersama Tuhan mau melihat sejauh mana anda dalam hidup menanggapi rahmat Tuhan, lewat peristiwa dan orang-orang yang anda jumpai. Adakah situasi ketika anda justru tidak berbuat apa-apa ketika seharusnya anda terpanggil untuk berbuat sesuatu yang baik? Adakah situasi di mana kita jatuh dalam ketidakjujuran dan acuh tak acuh? Adakah situasi di mana anda justru membawa perpecahan dan bukan membawa kedamaian dan penghiburan? Adakah saat di mana kita bergembira dan solider dengan yang membutuhkan? Adakah saat di mana kita sungguh berbagi? Adakah Tuhan sungguh menjadi penggerak dan inspirasi hidup anda dalam peristiwa-peristiwa tersebut? Latihan ini sangat berguna untuk memperdalam kesadaran diri sebagai umat beriman, di mana hidup kita adalah sebuah jawaban terus-menerus atas kebaikan dan rahmat yang diberikanNya setiap hari.

5. Berbicara dengan Tuhan

Wawancara hati ke hati dengan Yesus sendiri. Di sini anda berbicara dari hati ke hati dengan Yesus sendiri, secara sungguh personal tentang hari yang anda lalui. Berbicaralah layaknya seperti teman dekat, utarakan perasaan anda, pikiran anda, rasa syukur, sedih dan gembira yang anda alami. Mungkin anda merasa butuh pengampunan, mohon bimbingan, mengucap syukur, prihatin atau sekedar bergembira atau berbagi beban. Ucapkan terima kasih pada Tuhan dengan sepenuh hati atas kehadiranNya dan rahmatNya sehingga anda bisa memandang hidup hari ini secara lebih jernih dan tenang. Mintalah berkat Tuhan untuk dapat maju lebih baik di hari berikut. Tutuplah dengan doa Bapa Kami secara perlahan.

Bila anda terbiasa melakukan aktifitas ini, anda akan menemukan ritme dan metode yang lebih personal. Pakailah lima tahap di atas secara leluasa seturut gerak roh yang hadir dalam diri anda. Anda bisa menggunakan sarana musik, gambar, lilin atau sebuah altar kecil bila anda melakukannya di kamar. 

(Sumber: Warta KPI TL No.121/V/2014 » Renungan KPI TL Tgl 5 Desember 2013, Dra Yovita Baskoro, MM).