Jumat, 24 Maret 2017

Menjadi pengajar

Empat tahun yang lalu, saya dan seluruh keluarga pindah ke Majalengka karena diminta mengurus usaha orang tua saya.

Saya berkata kepada suami saya: "Di sana saya tidak mau melayani lagi. Saya hanya mau fokus pada keluarga, orang tua dan usaha yang akan dikerjakan."

Sesampainya di sana, ternyata Tuhan berkehendak lain. Diperlihatkannya pada saya bahwa kehidupan rohani umat Katolik di sana hampir-hampir tidak ada sama sekali. Misa hanya diadakan dua minggu sekali dilayani oleh Romo dari Cirebon, jika tidak ada Misa diisi Ibadat Sabda; karena tidak ada sekolah Katolik, maka anak-anak harus ke Gereja untuk mendapatkan nilai; tidak ada pembimbing untuk BIAK, Rekat dan Mudika. 

Melihat kehidupan rohani yang memprihatinkan seperti itu, maka saya tergerak untuk terlibat melayani. Hal ini tidak pernah terpikirkan di benak saya. 

Syukur kepada Allah, berkat campur tangan-Nya saya dituntun dan dibimbing-Nya untuk melayani BIAK, Rekat, Mudika dan mempersiapkan peralatan Misa maupun Ibadat Sabda. Saya menuntun mereka untuk mencintai Tuhan dan datang ke Gereja bukan untuk mendapatkan nilai saja. 

Di bulan Mei ini, Gereja kami ditutup oleh pemerintah setempat, selain itu pemilik rumah yang meminjamkan belakang rumahnya untuk Gereja juga menolak untuk meminjamkan lagi. Jadi, di bulan Juni kami juga harus ke tetangga desa untuk ke Gereja.

Sungguh luar biasa, Tuhan telah menggerakkan hati Mudika sehingga mereka memikirkan untuk mengadakan PD kecil-kecilan di tempat kami tinggal. Rancangan ini kami bawa dalam doa, kapan dan di mana tempat yang tepat untuk kami dapat melakukan kegiatan rohani. 

Di tetangga desa, ada juga satu persekutuan doa yang diadakan sebulan sekali. Jika kami mau ke sana, kami harus melewati sawah-sawah dan menyeberangi sungai. Meskipun kami harus berjuang, tetapi dengan penuh semangat kami menjalaninya. Hal ini terjadi karena hati kami bersukacita, akan mendapatkan makanan rohani. 

Setiap bulan saya selalu menanyakan ada atau tidaknya kegiatan PD. PD kadang-kadang diliburkan karena ketua PD ada kegiatan lain, hal ini pernah terjadi berturut-turut selama tiga bulan.

Saya sungguh bersyukur, selama saya tinggal di Surabaya saya ditarik Tuhan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan rohani sehingga saya boleh membagikan kepada umat Katolik apa yang saya pelajari di Surabaya. Sungguh subur kegiatan rohani di Surabaya, dari Senin sampai Senin ada, baik pagi maupun malam hari juga ada, maka janganlah sia-siakan kesempatan ini.

Kami mohon dukungan doa agar di Majalengka boleh ada Gereja lagi dan ada PD untuk dapat membangun iman umat di sana. 

Ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar ... asas-asas pokok dari pernyataan Allah (Ibr 5:12).

(Warta KPI TL No.109/V/2013).