Kamis, 23 Maret 2017

18.12 -

Berkat doa berani membuka topeng

Dua belas tahun yang lalu, saya mengalami banyak hal yang mengubah cara pandang saya dalam menghadapi kehidupan ini. Salah satunya, saya mendapatsalam damaiketika mengikuti rekoleksi di Tumpang, sejak saat itu aku merasakan damai sejahtera. 


Karena sudah merasakan rahmat damai sejahtera Allah melampaui segala akal, hati dan pikiran saya tetap tenang meskipun berada di padang gurun. Maka dalam menghadapi suatu persoalan, saya tidak mau lagi menyimpan persoalan itu dalam hati, tetapi saya menyelesaikannya dengan yang bersangkutan

Jika kita menghadapi persoalan dengan cintai damai, kita hanya menuai sakit penyakit atau retaknya hubungan dengan keluarga atau komunitas

Jadi, sejak saat itu aku berkomitmen mau menjadi orang yang membawa damai di manapun saya berada, maksud saya mau menjadi kaki, tangan, dan hati-Nya. 

Saya di sms oleh seseorang (A) yang mengatakan bahwa dia putus asa dengan keadaan hidupnya, sikap suaminya menyakitkan hati. Karena kegemaran saya adalah kata-kata bijak, maka saya balas sms tersebut dengan penghiburan kata-kata bijak. Ternyata sms tersebut dibaca oleh suaminya (B), dan B menanyakan apa maksud dari sms itu. 

Untuk menghindari kejadian yang tidak diingini, maka saya mempertanggungjawabkan apa yang saya tulis dalam sms tersebut. 

Layaknya seorang konselor, saya bertanya apa permasalahan yang dihadapi A dan B secara bergantian, kemudian saya menanyai A dan B secara bersama. Di akhir pertemuan, B minta dukungan doa untuk kehidupan rumah tangganya agar harmonis. 

Dulu, saya berpikir: “A dan B sama-sama egois mana mungkin mereka bisa bersatu.” Meskipun B meminta dukungan doa, saya tidak melaksanakan

Akhirnya, Tuhan mengirimkan sebuah mimpi pada suami saya sehingga saya didera perasaan berdosa karena tidak mendoakan A dan B

Mimpi tersebut adalah A memakai baju pengantin, sedangkan B bersama dengan teman-temannya cuek terhadap A. Menuruit cerita, jika seseorang memakai baju pengantin tandanya mau meninggal.

Jika seseorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa (Yak 4:17).

Sejak saya bergabung dengan komunitas KPI TL dan mendengar pengajaran, cara berpikir saya diubahkan oleh-Nya sehingga saya tidak lagi berpikir seperti dulu dalam menghadapi suatu persoalan. Jadi, sekarang saya belajar melihat segala sesuatunya dalam terang iman.

Suatu hari saya tergerak untuk membuat sebuah renungan kecil di grup BBM ibu-ibu BIAK di wilayah saya setiap hari. Karena Romo Yoseph pernah mengatakan bahwa saya tidak boleh hanya menjadi berkat bagi komunitas saya saja, maka aku menawarkan pada setiap orang untuk membaca renungan “Sarapan Pagi Agar Jiwa Kita Disegarkan OlehNya”, salah satu yang aku tawari adalah C. 

Entah mengapa, suatu hari orang tua C (XY) juga tertarik untuk membaca renungan Sarapan Pagi. 

Suatu hari X sms mengatakan bahwa ingin sharing iman kepada saya. Tentu saja saya bersedia untuk membacanya sesuai dengan komitmen saya. 

X bercerita tentang kehidupan keluarganya, baik suami maupun kedua anaknya. Suatu hari Y juga sms menanyakan apakah X pernah menceritakan kehidupan rumah tangganya. Dengan jujur saya akui bahwa memang X menceritakan. Lalu Y juga sms menceritakan kehidupan rumah tangganya. 

Inilah kehidupan rumah tangga XY

Dua puluh enam tahun yang lalu X dan Y menikah, mereka hidup sangat bahagia. X begitu bangga mempunyai suami yang jujur, murah hati, bertanggung jawab, berjiwa pemimpin dan begitu mencintainya meskipun kedua orang tua Y pada awal mulanya tidak menyetujui pernikahan itu.

Dengan berjalannya waktu X merasa heran, ketika ada suatu persoalan yang tidak sepaham, Y sangat marah, padahal Y dikenalnya sebagai seorang yang berhati lembut. Ketika Y marah, X merasa ketakutan dan tidak berdaya, demikian pula dengan kedua anaknya, mereka dicekam perasaan takut.

Y pernah berkata kepada X: “Ibu jangan mengira bapak ini jahat. Sebenarnya hati bapak begitu tulus mencintai ibu dan anak-anak. Bapak tak ingin ada cacat cela apa pun dalam keluarga. Bapak suka lepas kendali, mudah marah dan emosi, mungkin ini akibat dari kata-kata orang tua

Sebenarnya bapak dilarang menikah dengan ibu karena dua alasan (1) keluarga ibu keluarga priyayi, pasti banyak aturannya dan derajatnya lebih tinggi. (2) Weton ibu Setu Paing, sedangkan weton bapak Rebo Legi. Menurut hitungan Jawa, bapak kalah dengan ibu. Keluarga bapak takut kalau hal itu terjadi pada bapak.”

Suatu ketika usaha bengkel mereka sepi sehingga mereka mengalami krisis ekonomi. X gali lubang tutup lubang tanpa sepengetahuan Y untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Kasus inilah yang menjadi pertengkaran mereka, karena X menginginkan menjual tanah agar tidak terlilit hutang semakin dalam, sedangkan Y tidak menyetujui rencana X.

Suatu ketika X menerima sms dari mantan pacarnya (D). Karena ada perasaan marah dalam hati yang terakumulasi sekian lama, maka X menanggapi sms tersebut. 

Berkat doa yang dilakukan setiap malam, X disadarkan telah melakukan suatu kesalahan besar. X sangat menyesal, tetapi nasi sudah menjadi bubur. 

Suatu hari sms D dibaca oleh Y. Sesudah membacanya, Y bertambah marah karena sudah stres memikirkan keadaan usahanya yang sedang sepi ditambah lagi dengan pengkhianatan X. 

Y lalu menelpon kedua anaknya yang berada di luar kota mengatakan bahwa ibunya telah selingkuh. Mendengar perkataan bapaknya, kedua anaknya mengalami kegalauan yang luar biasa. 

Dari kisah kehidupan XY ada banyak hal yang bisa kita pelajari.

- Kita masing-masing diciptakan dengan kepribadian yang unik. Ketika memasuki bahtera rumah tangga, ada banyak hal perbedaan yang harus disatukan, maksudnya kebahagiaan itu harus dipelihara dan diusahakan. Jadi, kebahagiaan itu harus dipupuk dan disirami agar bunga cintanya tidak layu.

- Sejak kita dibaptis, kita adalah ciptaan baru, seharusnya kita lebih percaya pada firman daripada dunia

Ketika jiwa Y merekam kata-kata negatif yang berasal dari orang tuanya, maka tanpa sadar Y telah dijerat/diikat Iblis untuk melakukan kehendaknya (2 Tim 2:24-26) sehingga mengikuti kata dunia, yaitu ingin menjadi penguasa sebelum dikuasai X. Y lupa bahwa dalam kehidupan rumah tangga seharusnya saling melengkapi. 

Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya (1 Ptr 5:10-11).

- Babak baru dalam kehidupan rumah tangga XY dimulai ketika usaha bengkel mereka sepi sehingga mereka mengalami krisis ekonomi. X mengusahakan kebutuhan hidup dengan cara gali lubang tutup lubang tanpa sepengetahuan Y. X mengusulkan menjual tanah agar tidak terlilit hutang semakin dalam, tetapi Y menolak usul itu, maka terjadilah pertengkaran setiap saat. 

Belum selesai menghadapi persoalan krisis ekonomi, datanglah D yang membuat suasana menjadi lebih kacau. Akhirnya Y tidak menaruh kepercayaan lagi pada X. 

Sesungguhnya kehadiran D dalam kehidupan XY adalah rancangan-Nya

1. Tuhan ingin menguji X, apakah X tetap setia pada pasangannya dan Tuhan yang disembahnya? 

Ternyata X tetap setia kepada Y maupun kepada Tuhan karena sejak kecil X telah mempunyai warisan iman dari orang tuanya dan setiap malam X selalu memohon roh kesalehan dan roh kebijaksanaan sehingga tidak menyimpang dari jalan-Nya. 

2. Tuhan ingin menyadarkan Y bahwa sesungguhnya Y mempunyai mutiara yang indah tetapi mutiara itu tidak terlihat keindahannya karena mata hatinya telah tertutup oleh kata dunia. 

Berkat doa dan rahmat Tuhanlah X dan Y berani membuka topeng mereka. Apa yang menyebabkan hati mereka terluka, mereka berani untuk mengungkapkannya ... mereka mengakui kesalahan masing-masing dan berkomitman untuk memperbaikinya. Akhirnya mereka menemukan cinta mula-mula. Saat ini antara Y, X dan kedua anak mereka telah terjadi rekonsiliasi. 

Jika kita melihat suatu pergumulan dalam terang iman, inilah yang sebenarnya yang terjadi:

- Bagi orang beriman, tidak ada kejadian yang kebetulan (Rm 8:28). 

- Setiap orang yang mengabdi pada Tuhan, bersedialah untuk masuk dalam pencobaan (Sir 2:1). 

Pencobaan-pencobaan yang kita alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui kekuatan kita Pada waktu kita dicobai Ia akan memberikan kepada kita jalan keluar, sehingga kita dapat menanggungnya (1 Kor 10:`13).

- Iblis menunggu waktu yang baik (Luk 4:13) dan mendakwa siang dan malam (Why 12:10). Tuhan mengijinkan Iblis untuk mencobai kita (Ayb 1:6-12; 2:1-7). Oleh perkataan kesaksian, rancangan jahat si pendakwa dapat dikalahkan (Why 12:11).

(Sumber: Warta KPI TL No.124/VIII/2014)