Minggu, 19 Februari 2017

Setan dan godaan



Setan atau Iblis dan roh-roh jahat yang lain pada mulanya adalah malaikat baik, tetapi mereka jatuh ke dalam dosa, karena dengan kehendak bebas mereka menolak melayani Allah dan keputusan-Nya. Keputusan mereka melawan Allah bersifat definitif. Mereka tidak hidup dalam kebenaran (Yoh 8:44) sehingga dosanya tidak dapat diampuni (2 Pet 2:4) (KGK 414). 


Setan dan roh-roh jahat lain menurut kodrat memang diciptakan baik oeh Allah, tetapi mereka menjadi jahat karena kesalahan sendiri (Konsili Lateran IV, 1215: DD 800; KGK 391)

Setan ada di dunia karena kebenciannya terhadap Allah dan ia bekerja melawan Kerajaan-Nya yang berlandaskan Yesus Kristus. Usahanya membawa kerugian fisik bagi tiap manusia dan tiap masyarakat. 

Walaupun demikian, usahanya itu dibiarkan oleh penyelenggaraan ilahi, yang mengatur sejarah manusia dan dunia dengan penuh kekuatan dan sekaligus dengan lemah lembut. Bahkan Allah membiarkan usaha setan merupakan satu rahasia besar, tetapi "kita tahu, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia" (Rm 8:28)

Sesudah dosa masih terdapat kemungkinan pengangkatan kodrat. Allah hanya membiarkan yang jahat itu terjadi, untuk menghasilkan darinya sesuatu yang lebih baik: "Di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah (Rm 5:20) (St. Tomas Aquinas; KGK 412)

Malaikat jahat selalu mencoba kita dengan segala macam godaan, agar kita berdosa. Digoda oleh setan, manusia membiarkan kepercayaan akan Penciptanya mati (Kej 3:1-11) di dalam hati, menyalahgunakan kebebasannya dan tidak mematuhi perintah Allah. Di situlah terletak dosa pertama manusia

Sesudah itu tiap dosa merupakan ketidak taat-an kepada Allah dan kekurangan kepercayaan akan kebaikan-Nya. Dalam dosa manusia mendahulukan dirinya sendiri daripada Allah dan dengan demikian mengabaikan Allah: ia memilih dirinya sendiri melawan Allah, melawan kebutuhan-kebutuhan keberadaannya sendiri sebagai makhluk dan dengan demikian juga melawan kesejahteraannya sendiri (KGK 397-398).

Diciptakan dalam keadaan kekudusan, manusia ditentukan supaya "di-ilahi-kan" sepenuhnya oleh Allah dalam kemuliaan. Digoda oleh setan, ia hendak "menjadi seperti Allah", tetapi, "tanpa Allah dan sebelum Allah dan tidak sesuai dengan Allah" (Maksimus, Pengaku iman, KGK 398).

Godaan itu datang:

- Dari dalam manusia sendiri

Semua orang membawa dalam dirinya suatu kecenderungan dan keinginan yang jahat (Kej 8:21). 

Hawa nafsu pada umumnya menuju ke arah pemujaan diri sendiri

- menempatkan diri sendiri menjadi pusat segala-galanya: keinginan untuk menguasai, keinginan untuk dipuji dan dihormati.

- menginginkan agar diri sendiri dapat menikmati segala kenikmatan daging sampai di luar batas-batas yang ditentukan Tuhan.

- menginginkan agar diri sendiri memiliki segala harta benda: keinginan untuk menimbun kekayaan dengan jalan manapun juga.

Semua hawa nafsu berpangkal kepada tujuh pokok

Kesenangan terhadap diri sendiri, terhadap kebaikan, keindahan dan keistimewaannya; menilai dan menghargai diri sendiri secara berlebihan. 

Ada orang yang bangga akan ketampanannya; ada yang bangga akan keluarganya, kemampuannya, kedudukannya, uangnya dsb. Andaikata benar bahwa kita memiliki hal-hal tersebut, kita harus ingat bahwa semuanya itu telah datang dari Tuhan (Pkh 3:13, 5:18; 6:2). 

Kesenangan terhadap kekayaan dan harta benda. Orang yang dihinggapi cacat ini biasanya kikir, selalu ingin lebih kaya dan tidak pernah puas walaupun sudah kaya raya (Pkh 5:9), ia juga kejam terhadap yang miskin, dan tidak segan-segan melakukan kejahatan (1 Tim 6:9-10).

Kesenangan terhadap keinginan daging (Gal 5:19-21 – percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora, dsb). Orang yang sudah tenggelam dalam nafsu percabulan mudah sekali kehilangan imannya (Ef 5:3-5; Sir 9:5-8), menurunkan derajatnya sampai ke taraf binatang dan mudah membenci orang lain sampai tidak segan-segan membunuhnya

Kesenangan menghukum dan menyiksa orang lain. Orang yang hanyut dalam kemarahan biasanya kehilangan pikiran dan berbuat melewati batas yang kemudian sangat disesali. Apabila kita merasa marah, janganlah kita berbicara atau berbuat sesuatu, tetapi cobalah membuat diri tenang dengan doa. Kalau kita merasa sudah mempermalukan orang, baiklah kita cepat-cepat memperbaikinya. 

Kesenangan menikmati makanan dan minuman. Orang yang mempunyai cacat ini ingin menikmati makanan dan minuman seenak-enaknya dan sebanyak-banyaknya. Kita bukan hidup untuk makan, tetapi makan untuk hidup. Jadi, tujuan dari makanan adalah membuat kita kuat untuk melaksanakan pekerjaan kita di dunia sebagai persiapan untuk kebahagiaan kita.

Rasa pahit terhadap keuntungan orang lain, yang dibarengi dengan kesenangan hilangnya keuntungan orang lain itu. Semuanya itu adalah dosa melawan perintah Tuhan tentang cinta kasih kepada sesama. Inilah lambang kepicikan dan ketegaran hati. Kebaikan orang lain dianggap sebagai sesuatu yang buruk, dan tidak dilihat sebagai sesuatu yang patut dicontoh. 

Sifat ini membuat kita melihat kejahatan dalam segala sesuatu; sebagai akibatnya kita sendiri tidak menjadi gembira, malahan menjadi susah dan tidak tenang

Kemalasan dan kesenangan menganggur. Hukum seluruh jagat raya adalah aktifitas. Manusia dapat menentang hukum ini dengan bermalas-malasan. Manusia pemalas selalu menunda-nunda setiap pekerjaan sampai besok, besok dan terus-menerus besok, tetapi akhirnya tidak terjadi apa-apa. Kegagalan dan kemiskinan timbul dari kemalasan. 

Dalam bidang rohani manusia pemalas hendak menerima sebanyak mungkin dari Tuhan tanpa menggerakkan jari untuk mengabdi Tuhan.

- Dari luar manusia, ialah dari pengaruh dunia dan setan, yang menggoda kita untuk berdosa

Malaikat jahat menggoda kita dan coba menjauhkan kita dari Tuhan. Seringkali setan menampakkan diri sebagai malaikat baik, dan kita digoda oleh kejahatan yang kelihatannya baik. 

Tanpa izin Tuhan setan tidak dapat mencelakakan kita. Kadang-kadang Tuhan mengizinkan setan untuk menggoda kita, agar membersihkan kita dari ketidaksempurnaan (Ayb 1:12; 2:6). 

Kadang-kadang setan diizinkan untuk masuk dalam tubuh manusia dan menguasai seluruh kemampuan manusia (kerasukan setan). 


Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Semua yang ada di dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup (1 Yoh 2:15-16).

Maka sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu Iblis, berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh (1 Ptr 5:8-9).


(Sumber:Marga Bahagia, H. Embuiru; KGK 391-395).






(Sumber: Warta KPI TL No.110/VI/2013 »