21.07 -
*Berkat*
Jangan mengutuk
Ular yang cerdik berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati ..." Berfirmanlah Tuhan Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau ... Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya ..."
Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."
Lalu firman-Nya kepada manusia itu "Karena engkau mendengarkan perkataan istrimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah ..." (Kej 3:1-19).
Akibat-akibat ketidak ketaatan membawa malapetaka. Adam dan Hawa langsung kehilangan rahmat kekudusan dan keadilan asali (Rm 3:23),
namun kodrat manusia tidak rusak sama sekali, tetapi hanya dilukai dalam kekuatan alaminya. Ia takluk kepada kelemahan pikiran, kesengsaraan dan kekuasaan maut dan condong kepada dosa; kecondongan kepada yang jahat (concupiscentia); kekuasaan kemampuan-kemampuan rohani dari jiwa atas badan, sudah dipatahkan; kesatuan antara pria dan wanita mengalami ketegangan (Kej 3:11-13); hubungan mereka ditandai dengan keinginan dan nafsu untuk berkuasa.
Juga keselarasan dengan ciptaan rusak: ciptaan kelihatan menjadi asing dan bermusuhan dengan manusia. Karena manusia, seluruh makhluk "telah ditaklukkan kepada sia-sia" (Rm 8:20). Akhirnya ... maut memasuki sejarah umat manusia (Rm 5:12) (KGK 399-400, 405).
Kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, Berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi Tuhan, Allahmu, mendengarkan suara-Nya, dan berpaut pada-Nya (Ul 30:19-20)
Walaupun dirusakkan oleh dosa dan kematian, namun manusia diciptakan "menurut citra Allah", menurut citra Putera, tetapi kehilangan kemuliaan Allah (Rm 3:23), dan "keserupaan" dengan Dia sudah dirampas.
Dengan janji yang diberikan kepada Abraham, dimulailah tata keselamatan, yang akhirnya Putera sendiri menerima "citra" itu (Yoh 1:14; Flp 2:7) dan memperbaiki-Nya lagi dalam "keserupaan-Nya dengan Bapa, dengan mengembalikan kepadanya kemuliaan, yakni Roh, "yang memberi kehidupan" (KGK 705).
Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita. Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikannya itu (Gal 3:13-14).
Yesus melihat pohon ara, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu: "Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya! Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu. ... Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jika kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Hal itu akan terjadi
» Perikop ini mengajarkan bahwa betapa berkuasanya lidah, sehingga apa yang diucapkan menjadi kenyataan.
» Perikop ini mengajarkan bahwa betapa berkuasanya lidah, sehingga apa yang diucapkan menjadi kenyataan.
Marilah kita belajar dari Nuh (Kej 6:9 - 9:27)
Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh hidup bergaul dengan Allah.
Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi.
Buatlah bagimu sebuah bahtera ... engkau akan masuk ke dalam bahtera bersama-sama dengan anak-anakmu dan istrimu dan istri anak-anakmu. Dari segala yang hidup, dari segala makhluk, dari semuanya haruslah engkau bawa ...
Bawalah bagimu segala apa yang dapat dimakan; kumpulkan itu padamu untuk menjadi makanan bagimu dan bagi mereka." Tuhan menutup pintu bahtera itu
» kasih karunia Tuhan dan kedekatan pergaulan atau relasinya dengan Dia tidak membebaskan Nuh dari tugas dan kewajiban manusiawi untuk bekerja dalam kehidupan. Nuh tidak hanya bekerja dan bekerja saja. Sebaliknya, ia bekerja dalam sebuah penantian akan datangnya hari penyelamatan yang dilakukan Tuhan bagi diri dan keluarganya.
Karena itu, di samping ia mengerjakan hal-hal yang biasa untuk kehidupan yang normal manusiawi, ia tidak luput membuat dan menyiapkan sebuah bahtera bagi keselamatannya sesuai dengan amanat Tuhan (Kej 6:14,17-18,22).
Jadi, kita yang dipanggil secara khusus oleh Tuhan seharusnya bekerja lebih keras dan belajar lebih tekun daripada orang lain.
Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi.
Buatlah bagimu sebuah bahtera ... engkau akan masuk ke dalam bahtera bersama-sama dengan anak-anakmu dan istrimu dan istri anak-anakmu. Dari segala yang hidup, dari segala makhluk, dari semuanya haruslah engkau bawa ...
Bawalah bagimu segala apa yang dapat dimakan; kumpulkan itu padamu untuk menjadi makanan bagimu dan bagi mereka." Tuhan menutup pintu bahtera itu
» kasih karunia Tuhan dan kedekatan pergaulan atau relasinya dengan Dia tidak membebaskan Nuh dari tugas dan kewajiban manusiawi untuk bekerja dalam kehidupan. Nuh tidak hanya bekerja dan bekerja saja. Sebaliknya, ia bekerja dalam sebuah penantian akan datangnya hari penyelamatan yang dilakukan Tuhan bagi diri dan keluarganya.
Karena itu, di samping ia mengerjakan hal-hal yang biasa untuk kehidupan yang normal manusiawi, ia tidak luput membuat dan menyiapkan sebuah bahtera bagi keselamatannya sesuai dengan amanat Tuhan (Kej 6:14,17-18,22).
Jadi, kita yang dipanggil secara khusus oleh Tuhan seharusnya bekerja lebih keras dan belajar lebih tekun daripada orang lain.
Terbelah segala mata air samudra raya yang dahsyat dan terbukalah tingkap-tingkap di langit. Dan turunlah hujan lebat meliputi bumi ... berkuasalah air itu di atas bumi.
Allah mengingat Nuh dan segala binatang liar dan segala ternak, yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu, dan Allah membuat angin menghembus melalui bumi, sehingga air itu turun. Ditutuplah mata-mata air samudra raya serta tingkap-tingkap di langit dan berhentilah hujan lebat dari langit, dan surutlah air itu dari muka bumi. ...
Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Keluarlah dari bahtera itu ... berkembang biak dan bertambah banyak di bumi."
Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Keluarlah dari bahtera itu ... berkembang biak dan bertambah banyak di bumi."
Anak-anak Nuh ialah Sem, Ham dan Yafet, dari mereka inilah tersebar penduduk seluruh bumi. Nuh menjadi petani; dialah yang mula-mula membuat kebun anggur.
Setelah ia minum anggur, mabuklah ia dan ia telanjang dalam kemahnya. Maka Ham, bapa Kanaan itu, melihat aurat ayahnya, lalu diceritakan kepada kedua saudaranya di luar.
Sesudah itu Sem dan Yafet mengambil sehelai kain dan membentangkannya pada bahu mereka berdua, lalu mereka berjalan mundur; mereka menutupi aurat ayahnya sambil berpaling muka, sehingga mereka tidak melihat aurat ayahnya.
Setelah Nuh sadar dari mabuknya dan mendengar apa yang dilakukan anak bungsunya kepadanya, berkatalah ia: "Terkutuklah Kanaan, hendaklah ia menjadi hamba yang paling hina bagi saudara-saudaranya."
Lagi katanya: "Terpujilah Tuhan, Allah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya. Allah meluaskan kiranya tempat kediaman Yafet, dan hendaklah ia tinggal dalam kemah-kemah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya."
» Nuh hidup bergaul dengan Allah, maka hidupnya diberkati. Akan tetapi ketika mendengar Ham telah melihat dan menceritakan ketelanjangannya, tanpa sadar dia mengutuk Ham. Nubuatan ini menjadi kenyataan, keturunan Ham (Afrika - kulit hitam) menjadi budak; keturunan Yafet menjadi penjajah (Eropa – kulit putih); keturunan Sem menjadi nabi-nabi (Asia Kecil).
Setelah ia minum anggur, mabuklah ia dan ia telanjang dalam kemahnya. Maka Ham, bapa Kanaan itu, melihat aurat ayahnya, lalu diceritakan kepada kedua saudaranya di luar.
Sesudah itu Sem dan Yafet mengambil sehelai kain dan membentangkannya pada bahu mereka berdua, lalu mereka berjalan mundur; mereka menutupi aurat ayahnya sambil berpaling muka, sehingga mereka tidak melihat aurat ayahnya.
Setelah Nuh sadar dari mabuknya dan mendengar apa yang dilakukan anak bungsunya kepadanya, berkatalah ia: "Terkutuklah Kanaan, hendaklah ia menjadi hamba yang paling hina bagi saudara-saudaranya."
Lagi katanya: "Terpujilah Tuhan, Allah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya. Allah meluaskan kiranya tempat kediaman Yafet, dan hendaklah ia tinggal dalam kemah-kemah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya."
» Nuh hidup bergaul dengan Allah, maka hidupnya diberkati. Akan tetapi ketika mendengar Ham telah melihat dan menceritakan ketelanjangannya, tanpa sadar dia mengutuk Ham. Nubuatan ini menjadi kenyataan, keturunan Ham (Afrika - kulit hitam) menjadi budak; keturunan Yafet menjadi penjajah (Eropa – kulit putih); keturunan Sem menjadi nabi-nabi (Asia Kecil).
Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini tidak boleh demikian terjadi (Yak 3:9-10)
Dalam kerahiman-Nya Allah tidak meninggalkan manusia berdosa. Siksa-siksa yang diakibatkan oleh dosa itu, sakit waktu melahirkan (Kej 3:16), pekerjaan "dengan berpeluh" (Kej 3:19), adalah obat yang membatasi akibat-akibat buruk dari dosa. Sesudah jatuh dalam dosa, perkawinan membantu untuk mengatasi isolasi diri, egoisme, pencarian kenikmatan sendiri, dan untuk menjadi terbuka bagi orang lain, siap untuk membantu, dan mendampingi dia (KGK 1609).
Injil adalah wahyu yang disampaikan dalam Yesus Kristus, bahwa Allah berbelas kasihan kepada orang berdosa (KGK 1846)
(Sumber: Warta KPI TL No.110/VI/2013).