Senin, 27 Februari 2017

Kehidupan yang digerakkan oleh Tuhan




Ketika masih kecil Margaret Haughery sudah menjadi yatim piatu. Dia kemudian diangkat anak oleh sepasang pasutri muda, yang juga sama miskinnya dan baik hati seperti ayah ibunya. Dia tinggal dengan orang tua angkatnya sampai menikah.

Tidak beberapa lama kemudian, suami dan anaknya yang masih bayi meninggal sehingga dia harus menjalani kehidupan seorang diri dengan berbagai kepahitan hidup.

Meskipun demikian Margaret adalah seorang wanita yang kuat dan giat bekerja. Sepanjang hari dari pagi hingga petang dia bekerja di sebuah tempat penyucian baju, menyeterika pakaian tanpa mengeluh.

Karena berdekatan dengan sebuah jendela, maka dia sering mengamat-amati anak-anak panti asuhan yang sedang bermain-main, panti asuhan itu letaknya tidak seberapa jauh dari tempatnya bekerja.

Tidak berapa lama kemudian di kota itu terjangkit penyakit yang hebat sehingga banyak ayah dan ibu yang meninggal. Hal ini menyebabkan panti asuhan semakin penuh.

Di wajah anak-anak yatim piatu itu terpancar betapa mereka telah disakiti oleh kehidupan ini. Mereka sangat membutuhkan belaskasihan dari para sahabat, terutama dari kedua orangtua mereka.

Namun, mereka telah kehilangan sosok ayah dan ibu yang selama ini mereka jadikan pelindung, naungan, tempat mengadu saat menangis, dan tertawa saat mereka bahagia.

Melihat kenyataan ini, Margaret berpikir: “Apa yang bisa aku bantu? Anak-anak ini membutuhkan seorang sahabat. Kalau saja aku bisa menjadi sahabat yang baik bagi mereka, mereka pasti akan berbahagia.”

Margaret langsung menghadap pengelola panti asuhan dan memberitahukan bahwa dia akan memberikan sebagian upahnya dan sesudah pulang kerja akan bermain dengan anak-anak itu.

Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah (2 Kor 1:3-4)

Margaret bekerja lebih keras dari hari biasanya demi anak-anak yatim piatu yang sangat ia kasihi. Kasihnya yang begitu besar terhadap anak-anak yang terabaikan membuat semua pekerjaan yang dia lakukan terasa ringan dan menyenangkan.

Bekerjalah … tujuh tahun lamanya untuk mendapatkan … tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya pada … (Kej 29:20)

Dengan memberikan sebagian dari upahnya dia semakin diberkati sehingga dari hasil tabungannya dia bisa membeli dua ekor sapi perah dan sebuah kereta dorong.

Setiap hari dia mengantar susu ke pelanggannya dengan menggunakan kereta dorong. Sebelum pulang, dia menyempatkan diri untuk masuk ke hotel-hotel dan ke rumah-rumah mewah meminta sisa-sisa makanan untuk anak-anak yatim piatu yang kelaparan, dan sering itulah yang mereka makan di saat masa-masa sulit.

Baiklah orang bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan (Ef 4:28).

Margaret begitu trampil dan berhati-hati dalam mengelola usahanya. Setelah beberapa tahun kemudian, panti asuhan itu dibuatnya menjadi besar dan lebih bagus.

Meskipun setiap minggu dia menjadi donatur untuk panti asuhan itu, dia bisa juga membangun sebuah rumah untuk bayi yatim piatu dan menamakan rumah itu nama bayinya. Bahkan dia berhasil membuka sebuah pabrik roti.

Sulitnya hidup semakin sangat terasa ketika terjadi Perang Saudara Amerika yang sangat dahsyat pada saat itu. Dalam keadaan yang serba sulit, serba sakit dan menakutkan, Margaret tetap menjajakan roti-rotinya dengan kereta dorongnya.

Bahkan dia masih mempunyai cukup roti untuk dibagikan kepada para serdadu yang kelaparan di medan pertempuran, dan untuk bayi-bayi yang ada di panti asuhannya, selain yang dijual kepada para pelanggannya.

Mekipun banyak yang disumbangkan, dia tetap mempunyai penghasilan yang cukup dan bahkan lebih dari cukup. Hal itu terlihat setelah perang berhenti, dia membangun sebuah pabrik roti besar dengan mesin tenaga uap.

Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat luar biasa, namun selalu berkekurangan (Ams 11:24)

Bagi penduduk kota Orleans, Margaret adalah ibu bagi anak-anak yang tidak mempunyai ibu, dia merupakan sahabat bagi orang yang tidak mempunyai sahabat dan dia mempunyai kebijaksanaan yang lebih besar dari pada yang diajarkan oleh sekolah-sekolah. Itulah sebabnya dia dikenal oleh banyak orang, mulai dari kalangan atas hingga kalangan terbawah.

Dia selalu duduk di kantor dengan pintu yang terbuka dengan penampilan begitu sederhana, mengenakan gaun belacu, dengan sebuah syal kecil saat memberi saran kepada semua orang kaya dan miskin di kota itu sehingga mereka menemukan arti hidup yang sesungguhnya.

Ketika Margaret meninggal dunia, semua penduduk kota Orleans berduka. Sewaktu surat wasiatnya dibuka, ternyata seluruh kekayaannya dilimpahkan kepada berbagai panti asuhan di kota itu. Surat wasiat itu luar biasa, tidak ditandatangani tetapi ditandai dengan tanda salib karena dia adalah seorang yang buta huruf

Penduduk Orleans membuat patung Margaret Haughery, kata mereka: “Kami membuat patung Margaret Haughery agar semua orang dapat mengenalnya dan dapat meneladan kehidupannya.”

Margaret adalah teladan manusia yang penuh penderitaan dalam hidupnya tetapi dia selalu bergairah untuk hidup karena memiliki tujuan hidup yang mulia

Perhatikan dengan seksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakan waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan (Ef 5:15-17)

Ada banyak orang merasa bosan dengan kehidupannya karena setiap hari harus melakukan hal yang sama (bangun pagi, membuat sarapan, pergi ke pasar, mencuci baju, mengasuh anak dan bekerja). Hal ini terjadi karena dia hanya berputar-putar pada kegiatannya, tidak mengerti tujuan hidup yang Tuhan kehendaki. 

Hidup yang tidak pernah diuji adalah hidup yang sia-sia (Socrates - filsuf Yunani )

Orang yang sudah diubahkan menjadi manusia baru, memiliki kepekaan dengan apa yang terjadi dalam kehidupannya. Dia berusaha mengerti kehendak Tuhan dengan menguasai diri dalam segala hal, dia berlari-lari dengan tujuan yang jelas, mengakhiri pertandingan, mencapai garis akhir dan memperoleh mahkota yang abadi (1 Kor 9:24-27; Flp 3:14; 2 Tim 4:7). 

Tujuan Tuhan menciptakan manusia:

1. Untuk mengenal Allah

Jika kita sungguh-sungguh mengenal seseorang, maka kita akan tahu apa yang dipikirkannya, apa yang disukainya, dan apa yang diinginkannya.

Jadi, jika kita sungguh-sungguh mengenal Allah, maka kita juga akan

memiliki pikiran Kristus (1 Kor 2:16), melakukan kehendak Bapa (Yoh 4:34), yaitu: mengajar dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan serta mengadakan mujizat-mujizat (Yoh 5:17; Mat 4:23; Yoh 9:1-7; Mat 14:13-21).

* mengetahui kesukaan-Nya
- Kita memahami dan mengenal-Nya (Yer 9:24).
- Kita takut kepada nama-Nya (Mi 6:8-9).
- Kita beribadah dengan hormat (Ibr 12:28).
- Kita mengucap syukur dalam segala hal (1 Tes 5:18).

* mengetahui keinginan-Nya

- Kita melakukan perbuatan baik (Ef 2:10 - membawa seseorang mengenal Tuhan Yesus secara pribadi).

- Kita mengejar kekudusan (Ibr 12:14), kebenaran (Yer 22:15-16), kasih (1 Kor 14:1; Yoh 13:34; 1 Pet 1:22), belas kasihan (Mat 9:13; 12:7), damai, rendah hati, kesabaran, kelembutan, keadilan dan kesetiaan (Flp 4:8; Ams 21:3; 2 Tim 2:22; 1 Tim 6:11; Ef 4:2). 

- Kita saling mengampuni (Ef 4:32), membangun (Rm 14:19), menasehati (Rm 15:14; Ibr 3:13), menghibur (1 Tes 4:18), memperhatikan (1 Kor 12:25; Ibr 10:24), membantu (Ef 4:2), mendoakan (Yak 5:16), melayani (Gal 5:13; 1 Ptr 4:10), mendahului dalam memberi hormat (Rm 12:10), dan memberi tumpangan (1 Ptr 4:9). 

- Kita membangun Kerajaan Allah (Rm 14:17 - soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus; 1 Kor 4:20 – kuasa: (1) menjadi anak-anak Allah (Yoh 1:12) (2) untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit (Luk 9:1) (3) untuk menginjak ular dan kalajengking dan untuk menahan kekuatan musuh (Luk 10:19).

- Kita mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan (Yoh 10:10).

- Semua orang berbalik dan bertobat (2 Pet 3:9).

- Menyelamatkan dunia (Yoh 12:47). 

2. Untuk mengasihi dan mencintai Allah 

Jika kita mengasihi dan mencintai seseorang, maka setiap saat kita memikirkannya dan kita akan melakukan sesuatu untuk menyenangkan hatinya.

Demikian pula seharusnya terhadap Allah. Jika kita sungguh-sungguh mengasihi-Nya, maka Dia bukan menyebut kita sebagai hamba tetapi menyebut kita sebagai sahabat-Nya, dan Dia akan memberitahukan segala sesuatu yang telah didengar-Nya dari Bapa-Nya (Yoh 15:14-15). Orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah (1 Kor 8:3).

3. Untuk melayani Dia

Ada seorang pemusik yang sangat miskin (X), berkat yang dia terima hanya cukup untuk membeli kebutuhan pokok dan membeli susu untuk anaknya. Dia ingin sekali membeli baju putih untuk pelayanan di hari Natal, tetapi dia tidak mempunyai uang. 

Pada suatu siang, dalam sebuah persekutuan ada seorang ibu yang mendekat padanya dan berkata: “Mas, pada waktu saya di toko, tiba-tiba saya teringat kamu dan Tuhan menggerakkan saya untuk membelikan baju putih ini.”

Lalu X membuka bungkusnya, katanya: “Terima kasih Bu, saya senang sekali dengan baju ini. Tentu harganya sangat mahal karena baju ini bermerek.”

Kata ibu itu: “Tuhan yang menggerakkan hati saya untuk memberikan baju itu pada kamu.” 

Sepulang dari persekutuan itu, X mampir di temannya yang jualan degan (A). Kata A: “Mas, minggu depan aku tutup.” Tanya X: “Kenapa?”

Jawab A: “Aku akan menikah di Nganjuk, tapi uangku sudah habis untuk mengurus di KUA. Padahal di tempatku kalau menikah harus memakai baju putih, celana panjang hitam dan kopiah, tapi aku sudah tidak punya uang lagi.”

Pada saat mendengar persoalan yang dihadapi A, terdengarlah suara di batin X: “Berikanlah baju itu kepada orang yang ada di depanmu.”

Kata X dalam hati: “Ini adalah suatu berkat yang sudah lama aku tunggu-tunggu. Apalagi ini masih baru.” Terjadilah peperangan di batin X, antara memberi baju yang di dalam tasnya, atau tidak.

 Lalu X mengambil sebuah keputusan, katanya: “Mas, ini ada sebuah baju yang mas perlukan. Ini juga baru diberi oleh seorang ibu, aku rasa kamu lebih memerlukan daripada aku. Ini buat kamu, kalau kamu mau celana panjang hitam, aku juga punya. Besok ya … aku bawakan, tetapi bekas lho …”

Kata A: “Kamu pasti orang Kristen, karena hanya orang Kristen yang melakukan itu. Aku tutup dua minggu. Setelah aku pulang, jangan lupa kamu kembali lagi ke sini, ajarkan aku siapa Tuhanmu yang kamu sembah.”

Karena X tahu bagaimana caranya mengelola apa yang ada di tangannya, maka dia sekarang diberkati Tuhan lebih dan lebih lagi sehingga dalam pelayanannya X memakai baju keren dan membawa keyboard, bukan lagi gitar dalam setiap pelayanannya.

Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. Kamu adalah surat Kristus ditulis dengan Roh dari Allah yang hidup, Yaitu di dalam hati manusia (2 Kor 3:2-3)

Kekayaan, harta benda, kuasa adalah karunia Allah (Pkh 6:18; 1 Kor 4:7).

Sadarilah bahwa segala sesuatu berasal dari Allah, orang berdosa ditugaskan-Nya untuk menghimpun dan menimbun sesuatu yang kemudian harus diberikan kepada orang yang dikenan Allah (Pkh 2:26).

Jadi, apa yang kita punyai sebenarnya adalah pinjaman dari Allah, kita hanyalah pengelola bukan pemilik, jika semuanya itu bertambah, janganlah hatimu melekat padanya (Mzm, 62:11; Luk 18:18-23; Yes 22:15-16).

Setiap orang yang kepadanya banyak diberi dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut (Luk 12:48).

Tujuan hidup manusia untuk memuliakan Allah dan menikmati Allah (Westminster Shorte Catechism)

4. Tinggal berbahagia selamanya di sorga

Sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambar yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna seperti aku sendiri dikenal (1 Kor 13:12).

Jadi, pergunakan waktu yang sisa menurut kehendak Allah, jangan menuruti keinginan manusia (rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala) karena kita harus memberi pertanggungan jawab kepada Dia (1 Ptr 4:2-5).

Allah hanya meminjamkan bumi kepada kita pada waktu kita ada di sini. Bumi adalah milik Allah sebelum anda datang, Allah akan meminjamkannya kepada orang lain setelah anda meninggal. Anda hanya bisa menikmatinya sesaat. Pada akhir kehidupan anda di dunia, anda akan dievaluasi dan diberi upah sesuai dengan seberapa baik anda telah mengurus apa yang telah Allah percayakan kepada anda (Rick Warren).

Tubuh kita adalah bait Roh Kudus, kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Kita bukan lagi milik kita sendiri, tetapi kita adalah milik Kristus maka janganlah kita menjadi hamba manusia. Jadi, muliakanlah Allah dengan melakukan perbuatan baik bagi KerajaanNya (1 Kor 6:19-20; 1 Kor 7:23; Ef 2:10). 

(Sumber: Warta KPI TL No.115/XI/2013 » Renungan KPI TL tgl 3 Oktober 2013, Dra Yovita Baskoro, MM).