Minggu, 15 Januari 2017

15.44 -

Nubuat



Sejak semula umat Kristen percaya, bahwa sebelum Sabda Allah menjadi manusia, Roh Allah sudah bersabda melalui para nabi (Ibr 1:1; Syahadat). Para nabi itu membawa pesan ilahi tentang masa depan, tetapi menyatakan juga kehendak Yahwe untuk orang-orang sezaman mereka.

Nubuat (= nebuah; bahasa Ibrani) adalah pesan atau firman ilahi yang disampaikan oleh seorang perantara yang diilhami, sehingga kadang-kadang ditekankan dengan menambah 'demikianlah sabda Allah'.



Pesan ini dapat berupa perintah, janji masa depan atau masih jauh, hukuman atau peringatan, keluhan atau pujian. Pesan-pesan ini kadang dicatat oleh nabi sendiri atau diteruskan secara lisan sampai ditulis di kemudian hari.

Jika seorang nabi menerangkan pesan ilahi yang diterima itu, ia selalu menyadari, bahwa ia hanya 'mulut Yahwe', dan firman yang disampaikan itu adalah milik Yahwe. Yang dapat 'menerangkan kejadian yang kemudian dari awal mula' (Bdk. Yes 46:10).

Walaupun nubuat dibenarkan oleh kejadian yang diramalkan itu, keasliannya diuji oleh keselarasan dengan Wahyu yang sudah diterima Nabi Musa (Bdk. Ul 13).

Kadang nubuat tidak berupa kalimat, melainkan perbuatan simbolik, misalnya Nabi Yesaya yang berjalan telanjang dan tanpa sepatu (Yes 20), Yeremia yang memecahkan barang keramik (Yer 19).

Dalam PB Yesus, Sabda Allah, membawa pesan ilahi dengan sabda, perbuatan dan pribadi-Nya. Dalam Yesus nubuat-nubuat PL terpenuhi.

Hal ini ditandakan dengan rumus seperti 'dengan demikian sabda dipenuhi' (misalnya Luk 4:27) atau 'semuanya itu terjadi supaya terpenuhi' (Bdk. Mat 1:22; 4:14; 12:17; 21:4; 26:56; 27:35). Inilah tafsiran Kristen atas PL, yang dimengerti berkat sabda Yeus dan bantuan Roh Kudus.

Dalam Gereja Purba, bernubuat merupakan karisma khusus untuk membangun umat (Bdk. 1 Kor 12:28 dan 14:1-5), walaupun semua orang beriman memperoleh Roh Kudus untuk bernubuat (Kis 2:17).

Lama-kelamaan karisma bernubuat tidak tampak lagi dalam umat, bahkan makin lama makin banyak nabi palsu yang tampil (Bdk. 1 Yoh 4:1). Mereka ditentang oleh pejabat yang ditetapkan sebagai uskup dan guru dalam umat oleh para Rasul dan pengganti mereka.

(Sumber: Ensiklopedi Gereja, A. Heuken SJ).