Minggu, 15 Januari 2017

02.13 -

Kekristenan = relasi yang memberikan kasih



Ada seorang mandor yang mempunyai seorang anak kecil, anak tersebut sulit makannya. Pada suatu hari, anak itu mau makan ketika minumnya softdrink. Melihat hal itu, maka orang tuanya menyiapkan softdrink setiap makan. 

Akhirnya ... anak ini tidak mau minum yang lainnya kecuali softdrink. Setelah bertahun-tahun minum softdrink, anak ini terganggu kesehatannya. Akhirnya ... anak itu meninggal di usianya yang ke delapan. 

Ini adalah adalah contoh kasih yang salah.

Demikian pula dengan hidup kekristenan kita. Kekristenan adalah relasi memberikan kasih yang terus menerus didasari dengan kebenaran firman Tuhan, bukan kasih menurut pengertian subyektif.

Allah adalah kasih (1 Yoh 4:8, 16), maka Dia menjalin relasi yang terus-menerus dengan cara memberikan kasih kepada ciptaan-Nya

Karena begitu besar kasih Allah, maka Dia menciptakan manusia menurut gambar-Nya, diberkati-Nya dan diberi kuasa atas seluruh ciptaan-Nya (Yoh 3:16; Kej 1:27-28). 

Hal ini menimbulkan iri hati Iblis terhadap manusia sehingga dia berdusta untuk menyesatkan manusia (Ibr 2:16; 2 Pet 2:4; Yoh 8:44). Celakanya manusia lebih percaya pada Iblis daripada Penciptanya sehingga manusia jatuh ke dalam dosa, akhirnya relasi kasih dengan Tuhan maupun sesama terputus (Kej 3; Why 12:9; 20:2). 

Maka sejak saat itu seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat (1 Yoh 5:19; Mat 4:8-9) sehingga manusia tidak lagi mampu memberikan kasih dengan kekuatannya sendiri

Agar manusia tidak binasa, maka Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal (Yoh 17:3 - mengenal satu-satunya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang telah diutus-Nya). 

Sebelum permulaan zaman, hidup yang kekal sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta (Tit 1:2).

Yesus telah ditentukan Allah ... diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya ... Dia disalibkan dan dibunuh; Yesus Kristus telah menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia (manusia yang pertama sampai manusia yang terakhir). Allah membangkitkan-Nya dengan melepaskan-Nya dari sengsara maut. 

Yesus adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Dia telah mati, namun hidup sampai selama-lamanya dan memegang segala kunci maut dan kerajaan maut (Kis 2:22-24; 1Yoh 3 : 16; 1Tim 2:5-6; Why 1:17-18). 

Jadi, berkat penebusan dan kemenangan Kristus, kita tidak lagi dikuasai oleh dosa dan maut sehingga terjadi pemulihan relasi yang memberikan kasih sesuai dengan rencana-Nya, yaitu kasih manusia kepada Tuhan dan sesamanya.

Barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus AkuIa mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup (Yoh 5:24)

Setelah kita mendengar dan mengerti bahwa Allah begitu besar pengorbanan-Nya untuk menyelamatkan semua manusia, maka datanglah pada Tuhan Yesus dan balaslah kasih-Nya dengan ...

1. Percaya

Pada waktu kita dikuasai oleh dosa, tidak ada sesuatu pun yang berharga yang bisa kita berikan kepada Allah (Rm 7:15 - Apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat).

2. Serahkanlah dosa-dosa kita

Setelah percaya dengan apa yang telah Yesus lakukan, serahkanlah segala dosa dan kelemahan kita dengan tindakan nyata, yaitu dengan dibaptis.

Sesudah kita dibaptis, Yesus memberikan kehidupan yang berbeda, yaitu kita mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan (Yoh 10:10 - apapun yang kita butuhkan supaya kita bisa hidup, baik hidup sebagai manusia jasmani maupun manusia rohani Yesus memberikannya).

· Kelimpahan pengampunan dosa

Ingatlah! Kita butuh seorang pengantara pada Bapa untuk pendamaian segala dosa seluruh dunia, yaitu Yesus Kristus (1 Yoh 2:1-2). Karena tidak ada seorang pun yang benar, mereka semua ada di bawah kuasa dosa (Rm 3:9-10). Jadi, sadarilah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan dan Tuhan akan mendatangkan waktu kelegaan (Kis 2:19). 

· Kelimpahan dijadikan benar

Percaya kepada Yesus Kristus, dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus (Gal 2:16). Sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita (Tit 3:7). 

· Kelimpahan dalam bimbingan Roh Kudus 

Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya (Yoh 14 : 15-16).

· Kelimpahan karakter yang serupa dengan Kristus

Di musim yang dingin, di bulan Desember ada seorang anak yang berdiri di depan etalase toko sepatu. Pada saat itu ada seorang wanita muda yang menepuk bahunya sambil bertanya: "Dik, apakah yang kamu lakukan?" 

Jawabnya: "Aku sedang berdoa kepada Tuhan." Wanita itu melihat anak itu menggigil kedinginan, maka dia langsung menggandeng tangan anak itu masuk ke toko sepatu. 

Perintahnya kepada pelayan: "Tolong ambilkan saya sebuah ember berisi air hangat, handuk dan enam pasang kaos kaki." Anak itu didudukkannya di kursi, kakinya dibersihkannya dengan penuh kasih lalu dipasangkannya kaos kaki. 

Setelah itu dia berkata: "Pilihlah sepatu yang kamu sukai, aku yang bayar." Ketika wanita itu membayar di kasir, anak itu ke luar dari toko sepatu itu. 

Melihat wanita itu ke luar dari toko sepatu, maka dikejarnya wanita itu sambil bercucuran air mata dia bertanya: "Siapakah engkau? Apakah engkau keluarganya Tuhan?"

Marilah kita renungkan kehidupan kekristenan kita, "sudahkah orang-orang lain yang ada disekitar kita benar-benar melihat bahwa kita adalah anak-anak Allah/keluarga Tuhan? 

Atau justru orang lain melihat kita rajin ke gereja, rajin pelayanan ke mana-mana ternyata kelakuannya seperti Iblis?" 

Sebagai milik Kristus, seharusnya kita menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya (Gal 5:24, 19 - percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya) 

sehingga orang lain melihat karakter kita serupa dengan karakter Kristus, yaitu mempunyai kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal 5:22-23). 

Kelimpahan ini akan terjadi bila hidup kita dipimpin oleh Roh, karena Roh Kudus-lah yang menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran, sebab Ia tidak berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang (Yoh 16:8-13). 

Jadi, pilihan ini ditentukan oleh kita sendiri, ketika kita hidup di dalam dunia ini (Rm 8:6).

- Keinginan daging adalah maut; orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta mendapat bagian di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang (Why 21:8 - neraka). 

Jadi mereka mengalami hidup satu kali dan mengalami kematian yang kedua. 

- Keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera; orang-orang yang setia sampai mati tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua (Why 2:10-11). 

Jadi, mereka mengalami kematian jasmani hanya satu kali dan mengalami hidup dua kali, yaitu hidup kekal baik di bumi maupun di sorga.

· Kelimpahan damai sejahtera dan hari depan yang penuh harapan (Yer 29:11). Jadi, janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus (Flp 4:6-7).

· Kelimpahan dalam perlindungan

Siapa percaya kepada Tuhan, dilindungi, dipelihara nyawanya, diluputkannya pada waktu celaka (Ams 29:25; Mzm 41:2-3).

Ada seorang anak yang mempunyai karunia dapat melihat alam roh. Pada suatu hari dia berteriak keras ketika berada di dalam mobil, ibunya langsung menghentikan doanya dan menenangkan anak tersebut. 

Ketika ditanya apa alasannya menjerit, dia menjawab: "Di kanan kiri mobil, aku melihat dua orang besar berjalan." 

Mendengar penjelasan itu ibunya tahu bahwa doanya telah didengar Tuhan. Dalam doanya ibu itu memohon agar malaikat berkemah disekeliling mobilnya. 

Ternyata ... Tuhan mengutus malaikat-malaikat-Nya untuk menjaganya di segala jalannya (Mzm 91:11). Malaikat, roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan (Ibr 1:13-14).

· Kelimpahan menjadi anak-anak Allah

Jika kita adalah anak-anak Allah, maka kita adalah ahli waris Kerajaan Allah, orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, maka segala kepunyaan-Nya adalah kepunyaan kita juga (Gal 4:7; Rm 8:17; bdk. Luk 15:31).

· Kelimpahan kebutuhan hidup di dunia

- Kelimpahan kebutuhan jasmani 

Seringkali sebagai anak-anak Allah, kita kurang percaya kepada-Nya sehingga kita kuatir dengan apa yang akan kita makan, minum dan pakai; semuanya itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Orang benar tidak pernah ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti (Mzm 37:25) karena Bapamu tahu bahwa kamu memerlukannya, sebelum kamu minta kepadaNya (Mat 6:25-34).

- Kelimpahan untuk kesehatan

Akibat melanggar perintah Allah, sakit penyakit mulai menggerogoti kehidupan manusia bahkan membawa manusia pada kematian. 

Allah melalui Yesus telah menyediakan kesembuhan melalui bilur-bilur-Nya (1 Ptr 2:24). Pemulihan kesehatan ini bisa berupa mujizat-mujizat, mendoakan serta mengolesinya dengan minyak dalam nama Yesus, tabib atau obat-obatan (Yak 5:14; Sir 37:27- 38:15). 

· Kelimpahan dalam keselamatan

Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia (1 Yoh 4:`14). Masih perlukah kita mencari juruselamat yang lain?

Sebagai seorang Kristiani, ketika berelasi dengan Allah sudahkah kita memberikan syukur, pujian dan penyembahan kepada Allah seperti yang diajarkan firman Tuhan atau kita menjalani kehidupan yang diajarkan dunia, yaitu menuntut dan menuntut, dan merampas

Hal ini bisa kita refleksikan pada saat mengikuti Misa Kudus. Ketika mengikuti Misa Kudus kita hafal betul dengan urutan-urutan ibadahnya. 

Tetapi pada saat menyanyi "Doa Bapa Kami" apakah kita menyanyikannya dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi dan dengan segenap kekuatan? (Mrk 12:30). 

Ternyata ... ada banyak orang yang tidak terfokus pada saat memuji dan menyembah ... pikirannya semata-mata tertuju kepada perkara duniawi

Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnyapadahal hatinya jauh daripada-Ku (Mat 15:8)

Hal inilah yang menyebabkan tanpa sadar kita menyembah berhala, misalnya Tuhan mereka adalah perut mereka (Flp 3:19); kekayaan (Luk 18:18-27) - takut gejolak ekonomi sehingga lebih memikirkan kekayaan daripada Tuhan; kemiskinan - untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ada yang menjalani litani seorang pengemis sehingga memperoleh penghasilan (Yer 17:5 - Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia ... yang hatinya menjauh dari pada Tuhan). 

Jika kita menjalani kehidupan seperti ini, maka berhala-berhala modern ini akan menghalangi kelimpahan yang telah Tuhan disediakan bagi kita.

Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uangsiapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilan (Pkh 5:9)

Seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi (Mat 22:40) diringkas Yesus menjadi dua hukum, yaitu (1) Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. (2) Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Mrk 12:30-31). 

Tetapi kepada murid-murid-Nya, Yesus memberi perintah yang lebih dan lebih lagi, yaitu supaya kita saling mengasihi, seperti Dia mengasihi kita (Yoh 15:12). 

Sebagai seorang Kristiani, ketika berelasi dengan sesama sudahkah kita mengampuni sesama yang bersalah kepada kita? (Mat 18:22) Sudahkah kita berempati kepada orang yang paling hina? (Mat 25:40) Sudahkah kita mendoakan sesama yang membutuhkan pertolongan? (Yak 5:15; Rm 10:1).

Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku (Mat 25:40)

Jika saat ini kita belum mengalami hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan, maka pasti ada yang salah dalam hidup kita. 

Hal ini dapat diumpamakan seperti "seseorang mengirim parsel ke rumah kita, tetapi kita takut membuka pintu karena terlalu sering kita mendengar penipuan-penipuan, baik di surat kabar maupun di televisi." 

Jadi, meskipun parsel itu sudah dikirimkan, parsel itu tidak dapat menjadi milik kita.

Demikian pula dengan hidup kekristenan kita, Tuhan telah melakukan segala-galanya bagi kita, jika kita tidak melakukan bagian kita (mencari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya -Mat 6:33 dan menjadi pelaku firman - Flp 4:9) maka hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan tidak akan menjadi kenyataan. 

Kerajaan Allah bukan soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita dalam Roh Kudus (Rm 14:17)

Jadi, sediakanlah waktu untuk mengenal-Nya melalui firman-firman-Nya, berdoa dan bersyukurlah, maka segala kelimpahan akan dicurahkan-Nya ke dalam kehidupan kita. 

Dengan pertolongan Roh-Nya yang Kudus maka kita akan mampu membangun relasi kasih dengan Tuhan maupun dengan sesama. 

(Sumber: Warta KPI TL No. 97/V/2012 » Renungan KPI TL tgl 3 Mei 2012, Bapak Tjendana)