Kamis, 13 Oktober 2016

Strategi peperangan rohani

Pada suatu hari, ada seorang ibu yang berhari-hari diserang oleh roh kemarahan. Suasana rumahnya begitu panas, sampai-sampai suaminya yang tidak pernah marah menjadi marah dan membanting barang-barang; anaknya juga menjadi marah dan membawa pisau untuk membunuh

Ketika ibu ini sadar bahwa keluarganya dikuasai oleh si jahat, maka dia menengkingnya. Tetapi suasana rumah bertambah kacau. Lalu dia berdoa memohon petunjuk dari Tuhan


Kata-Nya: “Ambil banner merah muda dan beri tulisan cinta kasih dan kibarkan di sekeliling rumah.” Lalu ibu ini segera membuat banner berukuran 1 x 2 m. Pada waktu menjahit, dia berdoa dan melakukan penyembahan.

Pada saat mengelilingi rumah, dia melihat sesuatu seperti air tetapi lembut sekali mengelilingi seluruh rumahnya. Dia juga melihat dan mendengar suara iblis berteriak-teriak karena mereka diseret oleh sesuatu arus yang kuat sekali ke luar dari rumahnya

Setelah melakukan itu, suasana rumah menjadi tenang kembali. Anaknya memohon maaf kepada ibunya; suaminya juga merasa heran “kenapa dia bisa marah tak terkontrol.” 


Dari kisah di atas kita bisa belajar bahwa: setiap manusia dapat dikuasai si jahat jika mereka tidak membangun benteng pertahanan. Seharusnya setiap saat, kita selalu memohon Roh Kudus untuk membimbing hidup kita, sehingga Dia akan memberi petunjuk untuk segala persoalan yang kita hadapi. 



Tuhan berkata bahwa untuk menaklukkan kota Bekasi harus memakai senjatamusik dan tarian.” Ternyata ... ketika mendengar musik, orang-orang yang mendengar langsung berlari-lari datang ke tempat itu.

Setiap jam 5 pagi, seorang pemain keyboard melakukan puji-pujian dan penyembahan dengan bercucuran air mata. Sehari 7 x dia berjalan sendirian mengelilingi daerah itu. Sedangkan teman-temannya kalau diajak melakukan puji-pujian dan penyembahan, mereka bermalas-malasan (masih tidur). Maka timbullah kemarahan di dalam hatinya.

Dari kisah diatas kita bisa belajar bahwa: pada saat kita mempunyai api, kita bergerak. Tetapi pada saat kita tidak bisa menularkan api itu, tanpa sadar kita menuntut orang lain untuk melakukan seperti itu

Iblis selalu memakai kemarahan untuk meruntuhkan tembok pertahanan kita (Bdk. Why 12:3 - naga merah lambang kemarahan). Begitu tembok pertahanan kita runtuh, dia memasukkan semua virus ke dalam tubuh dan jiwa kita.

Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa. Marah hanya membawa kepada kejahatan (Ef 4:26; Mzm 37:5)

Jika kita ingin mengambil bagian dalam peperangan rohani, kita harus belajar dari generasi Yoel (Yl 2:1-11):

Tiuplah sangkakala ... hari Tuhan sudah dekat; suatu hari gelap gulita dan kelam kabut, suatu hari berawan dan kelam pekat; seperti fajar di atas gunung-gunung terbentang suatu bangsa (generasi) yang banyak dan kuat, (dalam arti rohani, bukan fisik) yang serupa itu tidak pernah ada sejak purbakala, dan tidak ada lagi sesudah itu turun-temurun, pada masa yang akan datang 

» Menjelang kedatangan Tuhan yang kedua kalinya akan ada sebuah pertempuran yang dahsyat. Pertempuran ini dimulai ketika sangkakala ditiupkan (Bil 10:2). Kita semua dipanggil Tuhan untuk menjadi pendoa syafaat seperti Abraham (Kej 18:16-33), jika kita mau dan bersedia ambil bagian di dalam generasi ini, maka bangsa kita akan terluput dari kesesakan yang besar. Tetapi jika kita tidak mau membayar harganya, bangsa ini akan masuk dalam kesesakan yang besar. Pilihan ada di tangan kita! 

Di depannya api memakan habis, di belakangnya nyala api berkobar 

» ciri-ciri generasi ini 

(1) ada api yang berkobar-kobar mengasihi Allah lebih dari segala sesuatu sehingga segala sesuatu, yang dikerjakannya penuh dengan urapan, karena dia berjalan bersama Roh Kudus, berjalan dalam otoritas dan kuasa Allah

Jika kita masuk generasi ini, ada harga yang harus dibayar. Begitu kita menangkap api itu, kita akan menjadi orang yang luar biasa. 

Tiba-tiba kita mempunyai ide-ide yang ajaib, menjadi yang terbaik dalam bidang bisnis/sekolah, bahkan kita bisa menjadi raja di mana-mana (properti, komputer dll.)

Pada saat masuk dalam penderitaan, janganlah pernah berpikir bahwa kita akan terus-menerus menderita. Jika kita berpikir demikian, maka kita sudah menjadi bulan-bulanan Iblis. 

Jadi, perkatakanlah pembalik keadaan sehingga kita tidak mengalami penderitaan lagi.

Tanah di depannya seperti Taman Eden 

» Jika kita mau masuk generasi ini, Tuhan akan menyediakan lawatan, manifestasi, kuasa dan berkat-Nya secara luar biasa, kita akan menjadi orang yang sangat diberkati

Apapun yang kita inginkan untuk pekerjaan Tuhan, akan Tuhan cukupkan dan genapkan. Jadi, carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, jadilah pelaku firman (Mat 6:33; Yoh 15:7) sehingga kita tahu cara menggunakan berkat itu dan kita dapat berjalan di Taman Eden berikutnya.

Rupanya seperti kuda, dan seperti kuda balapan mereka berlari 

» ciri-ciri generasi ini (2) generasi ini begitu lahir langsung bisa berlari seperti kuda balapan, mereka berjalan terus dan tidak pernah merasa puas dengan hasil yang telah dicapainya. 

Kuda balapan - tidak hanya berlari kencang tapi dia juga mampu mengatur temponya, artinya kita harus menjadi orang-orang yang sangat terlatih untuk bergerak dalam ketepatan

Hari-hari ini Tuhan sedang membangkitkan sebuah generasi yang ada dalam ketepatan, akan berbuat banyak hal yang luar biasa.

Seperti gemertaknya kereta-kereta, mereka melompat-lompat di atas puncak gunung-gunung 

» Jika kita mau membayar harga, maka kita akan menjadi kepala/lebih dari pemenang, kita selalu melompat-lompat karena bersukacita.

Seperti suatu bangsa yang kuat, teratur barisannya untuk berperang 

» generasi ini tahu caranya berperang secara rohani, bukan secara duniawi melawan penghulu-penghulu udara, misalnya berperang lewat doa, puji-pujian, firman Tuhan, kesaksian dll.

Seperti pahlawan ... 

Untuk masuk generasi ini kita harus punya hati seorang pahlawan (tidak menjadi pengecut: pada saat orang lain lari, dia tetap diam di tempat mempertahankan daerahnya; yang menentukan sikap: tidak tergantung dan bergantung kepada orang lain).

Syarat untuk dapat masuk generasi Yoel (Why 12:7-12
Oleh darah Anak Domba - 100 % bagian Yesus
Perkataan kesaksian bahwa Allah itu baik - 50 % bagian kita dan 50% bagian Tuhan
Tidak mengasihi nyawa (jiwa, keinginan/kepentingannya sendiri); mau bayar harga dengan meletakkan zona nyaman hidupnya untuk mengalahkan si jahat - 100 % bagian kita

Pada saat hati kita diuji, janganlah kita mudah kepahitan ... sehingga tidak mendapatkan apa-apa.

Korah, Datan dan Abiram melayani, memberontak melawan Musa - tanah mengangakan mulutnya dan menelan mereka (gempa bumi) ... sehingga mereka hidup-hidup turun ke dunia orang mati (Bil 16).

Kain persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hatinya menjadi sangat panas, dan mukanya muram - lalu membunuh adiknya (Kej 4:4-5).

Ananias dan Safira menjual sebidang tanah ... menahan sebagian dari hasil penjualan itu à rebahlah dan putuslah nyawanya karena hatinya dikuasai Iblis sehingga mendustai Roh Kudus (Kis 5:1-11).

Uza mengantarkan kereta yang membawa tabut Allah. Karena lembu-lembu itu tergelincir, dia mengulurkan tangannya kepada tabut Allah - Allah membunuh dia karena keteledorannya (2 Sam 6:6-7).

Nadab dan Abihu (anak Harun) adalah imam yang diurapi - mati ketika mereka mempersembahkan api yang asing ke hadapan Tuhan.

Jika hati kita lurus, kita mendapat bagian/hak kita (Kis 8:21)

Ada beberapa hal yang harus kita mengerti di dalam menghadapi peperangan rohani

* Selidiki sejarah daerah tersebut, sehingga kita bisa membalikkan keadaan. Jalani daerah tersebut (Yos 14:9).

* Cari titik-titik terlemah dari penguasanya. Mulailah peperangan dengan mengikat penguasa-penguasa yang telah mencengkram/memperbudak jiwa-jiwa di daerah itu.

* Setelah penguasa-penguasa itu diikat, di situlah terjadi peperangan sesungguhnya. Penguasa-penguasa itu akan mengerahkan segala macam cara karena mereka lebih takut dengan pemimpinnya dari pada kepada kita.

Berperang membutuhkan ketekunan dalam mempelajari firman Tuhan dan ketepatan dalam memakai senjata-senjata peperangan.

* Pada waktu kita menang, barulah kita dapat menancapkan panji kemenangan (tanda bahwa daerah itu milik Tuhan – Kel 17:15; Bil 2:2; 10:14; Mzm 20:6; 60:6).

* Bangun tembok-tembok pertahanan untuk tempat-tempat yang sudah kita kuasai.

Setelah membangun tembok pertahanan, kita harus tahu caranya menutup pintu-pintu yang negatif dan membuka pintu-pintu yang positif.

Yesus berkeliling ... mengajar dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan (kuasa kegelapan) (Mat 4:23)

(Sumber: Warta KPI TL No. 81/I/2011 » Renungan KPI TL tgl 8 Juli 2010, Dra Yovita Baskoro, MM).