Senin, 03 Oktober 2016

19.58 -

Program pertobatan

Doa tetap merupakan syarat utama dan mendasar untuk mendekati Allah. Selama puasa, kita harus berdoa, kita harus mencoba lebih banyak berdoa, mencari waktu dan tempat untuk berdoa. 

Doalah terutama yang menjauhkan kita dari ketidakacuhan dan membuat kita peka terhadap segala sesuatu yang menyangkut Allah dan jiwa. Doa juga mengajar hati nurani kita


Masa Puasa adalah waktu yang sangat tepat untuk membangkitkan dan mendidik hati nurani



Gereja mengingatkan kita khususnya dalam masa ini bahwa pengakuan lewat sakramen itu amat penting, agar kita semua mengalami kebangkitan Kristus, bukan hanya dalam liturgi melainkan juga dalam jiwa kita sendiri.



Memberi derma dan berpuasa sangat berkaitan erat sebagai sarana untuk mencapai pertobatan kristiani dan penebusan dosa



Berpuasa berarti mengendalikan diri sendiri dengan sungguh-sungguh. Artinya, kita harus bersikap keras terhadap diri sendiri, siap melepaskan sesuatu – makanan, kesenangan, dan berbagai kenikmatan lainnya. 



Memberi derma artinya yang paling luas dan mendasar adalah kerelaan berbagi suka dan duka dengan orang lain, rela memberi kepada sesama, khususnya yang kekurangan, rela membagikan kepada yang lain, bukan hanya barang-barang materiel, tetapi juga karunia roh.

Oleh karena itu, bertobat kepada Allah melalui doa sejalan dengan berbalik kepada manusia. Dengan bersikap keras terhadap diri sendiri dan murah hati kepada orang lain, kita mewujudkan pertobatan kita baik secara konkret maupun secara sosial. Melalui persaudaraan penuh dengan sesama manusia, dengan mereka yang menderita dan terutama yang berkekurangan, kita bersatu dengan Kristus, menderita dan disalibkan.

(Sumber: Warta KPI TL No. 65/IX/2009 » Program Pertobatan, Vacare Deo Edisi No. 45 Maret 2002).