15.50 -
*Pengikut Kristus*
Belajar dari Rajawali
Rajawali adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sangat indah.
Kenapa di Alkitab dituliskan burung rajawali sebanyak 38 kali, jauh lebih banyak dibandingkan jenis burung lainnya? Karena kehidupan rajawali diibaratkan seperti manusia.
* Hubungan induk rajawali dengan anak-anaknya
» menggambarkan hubungan Tuhan dengan umat-Nya.
* Induk rajawali menggoyang-bangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor dan mendukungnya di atas kepaknya (Ul 32:11)
» Tuhan mengijinkan sarang aman kita dibongkar. Jika kita hampir tidak tahan dengan pencobaan, Dia akan menolong kita tepat pada waktunya.
* Pada umur paruh baya, rajawali mengalami transformasi. Jika dia kuat, maka dia akan mengalami hidup baru; jika tidak kuat, maka dia akan mati
» ketika pencobaan datang, kita pun harus memilih untuk mengalami transformasi yang menyakitkan bagi tubuh dan jiwa (tidak diperhitungkan orang, tidak punya uang, sakit-sakitan, merasa sepi, dimusuhi).
Namun, diakhir perjuangan Tuhan sediakan suatu kehidupan yang lebih baik, suatu pemulihan hubungan, suatu kesembuhan, suatu sukacita ... sesuatu yang kita impikan selama ini.
Burung Rajawali adalah “King of the air” & “King of the birds” Seorang Rajawali merupakan “Born Winner” , bukan Born Loser.”
Marilah kita belajar dari rajawali tentang hidup kekristenan kita.
PELAJARAN PERTAMA
Rajawali bersarang di tempat yang tinggi, dekat danau atau sungai. Jika dia tinggal di kawasan yang tepat, dia tidak akan pernah kelaparan.
Berbeda dengan dengan jenis burung lainnya, rajawali diciptakan Tuhan untuk terbang tinggi jauh dari pandangan mata telanjang dan jauh dari jangkauan pemburu.
Dia akan terbang rendah dan menukik ke bawah kalau ingin mencari mangsa atau minum. Jika rajawali berada di alam bebas, dia menjadi burung yang paling bersih diantara burung lainnya. Tetapi jika dia berada di dalam “penjara” dan “terikat’, dia adalah burung yang paling kotor.
Tuhan sudah menciptakan kita untuk selalu berada di tempat yang tinggi (hadirat Allah), tetapi manusia suka mencari tempat yang rendah.
Orang Kristen Rajawali:
* Menyukai berada di hadirat Allah, suka berdoa/pendalaman Alkitab secara pribadi maupun bersama-sama, suka bersaat teduh di dalam Tuhan, suka hening dan refleksi diri.
* Ketika keadaan tidak aman, masih bisa tersenyum dan mengampuni, bersyafaat untuk orang jahat, tidak takut menghadapi kematian. Contoh: Stefanus (Kis 7:54-60).
Keamanan dan damai sejahtera sejati hanya terjadi di hadirat Allah. Hadirat Allah adalah tempat yang sulit dijangkau oleh kuasa-kuasa kegelapan dan roh-roh jahat di udara, bebas dari kontrol dunia.
Jika orang Kristen berada dalam ikatan-ikatan duniawi (kehidupan dalamnya), dia akan menjadi orang yang terkotor dibandingkan dengan orang lain.
* Tidak akan mati kehausan dan kelaparan rohani, karena tinggal di dalam firman Allah, hidup seturut firman Allah. Yang memberikan pengertian firman Allah adalah Allah sendiri.
Jadi, bergaullah dengan Allah, sehingga firman-Nya dapat memberikan hikmat. Sehingga ketika ada masalah, kita bisa berjalan di atas masalah itu dan kita dapat mengambil keputusan yang tepat. Akhirnya kita keluar menjadi pemenang.
Beribadah kepada Allah Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan ... (Kis 16:14).
PELAJARAN KEDUA
Rajawali tidak terbang dengan mengepak-kepakkan sayapnya seperti burung-burung yang lain. Ia berdiam di atas puncak gunung karang, membaca keadaan angin; ia tahu betul waktu yang tepat untuk meluncur terbang, pada saat yang tepat ia mengepakkan sayapnya satu kali untuk mendorong terbang, lalu membuka sayapnya lebar-lebar untuk melayang dengan anggun, dan menggunakan kekuatan angin untuk mendorong tubuhnya.
Semakin banyak badai, ia semakin senang/peka karena badai adalah media yang tepat untuk menguatkan sayapnya. Ia menggunakan badai untuk melambung tinggi menuju sang sumber panas (matahari) sehingga ia mengalami penyembuhan dalam tubuhnya.
Orang Kristen Rajawali:
* Tidak takut badai kehidupan. Ia selalu mengucap syukur dalam keadaan apapun.
* Pencobaan dipakainya sebagai media untuk menguatkan sayap-sayap imannya. Ia selalu bersandar dengan kekuatan angin Roh Kudus dan membiarkan dirinya diangkat lebih tinggi lagi, semakin dekat dengan Tuhan Yesus.
* Menghadiri pertemuan-pertemuan kudus, persekutuan dengan orang-orang yang tulus mencari Tuhan – bergaul dengan orang-orang yang suka berada di hadirat Tuhan. Membaca buku-buku rohani dan melihat film rohani, bukan membaca buku Liberty dan melihat film dunia lain/film kekerasan (Bdk. Mzm 1:1-3).
Apapun yang kita baca/lihat akan mempengaruhi roh kita, hal-hal tersebut akan terekam di memory bawah sadar kita.
Ketika ada badai, yang pertama kali muncul adalah apa yang pernah kita baca/lihat. Misalnya: Jika kita tidak pernah membaca Alkitab, tetapi senang membaca majalah Liberty, maka ketika ada badai, kita tidak bergantung pada Tuhan, tetapi langsung bertanya kepada paranormal. Kalau suka nonton film kekerasan, hati yang lembut berubah menjadi keras.
PELAJARAN KETIGA
Rajawali hidup dalam pola keluarga.
Telur Rajawali cukup besar dan tebal kulitnya, sehingga memerlukan waktu lebih lama dan lebih intens untuk menetas. Induk jantan ikut bergiliran mengerami telurnya. Ia juga ikut menjaga dan mensuplai makanan untuk anak-anaknya.
Hasil penelitian: jika seorang ayah sering terlibat bermain dengan anak-anaknya, maka IQ anak akan meningkat sekitar 8-12 point.
PELAJARAN KEEMPAT
Di atas puncak gunung yang tinggi, telur Rajawali menetas, dan muncullah bayi rajawali. Bayi tersebut akan menghabiskan masa-masa pertamanya di dalam sarangnya yang nyaman. Setiap hari induknya mencarikan makanan dan menyuapinya.
Ketika bayi tersebut berumur 6-7 minggu, induknya bertingkah laku aneh. Ia membongkar sarangnya sehingga anaknya merasa kedinginan dan kehilangan tempat bernaung yang aman.
Mengapa hal ini dilakukan oleh induk rajawali? Karena pada umur 6-7 minggu, bulu-bulu halus mulai lebat, tetapi bulu-bulu kasar di bagian sayap yang berwarna coklat hitam belum ke luar.
Dengan kedinginan, hormon yang berhubungan dengan pertumbuhan bulu kasar berproduksi lebih banyak. Perubahan pertumbuhan bulu yang kelihatan itu sebenarnya dampak karena ada perubahan ‘hormonal’ di dalam.
Mengapa Tuhan ijinkan sarang kita dibongkar? Tujuannya adalah untuk mendatangkan kebaikan bagi kita (Rm 8:28).
Jika kita membangun rasa aman dan rasa damai yang sumbernya dari Allah sendiri (Yoh 14:13-14), maka kita akan mengalami perubahan yang ada di dalam (akal budi, hati dan jiwa).
Perubahan di dalam itu akan berdampak pada perubahan di luar, sehingga kita menghasilkan buah Roh.
Jika kita membangun rasa aman dan rasa damai sejahtera semu yang sumbernya dari dunia ini (1 Yoh 2:15).
Misalnya: jabatan, perusahaan, tabungan, suami, istri, anak-anak yang mengasihi kita, maka kita akan mengalami kedinginan rohani, hati kita kesepian, merasa tidak aman, kelelahan, kekecewaan, kepahitan dalam hidup ini.
Pada waktu menghadapi badai mungkin ada yang simpati dan empati pada kita, mungkin ada yang mencibir dan menertawakan kita, mungkin kita putus asa, tidak ada orang yang peduli, apalagi menolong, mungkin kita merasa sendiri, dijauhi dan dibiarkan oleh saudara maupun teman, percayalah kita tidak sendiri, bukankah Tuhan sudah berjanji bahwa tidak akan meninggalkan kita dan selalu menyertai kita senantiasa sampai kepada akhir zaman (Mzm 27:19; Yoh 14:15-19; Mat 28:20; Ibr 13:5-6; Flp 4:13).
Jadi, jangan bersandar pada manusia, jangan memakai pemahaman manusia, karena pemahaman manusia terbatas.
Orang yang sombong merasa berada di tempat yang tinggi, padahal ia berada di tempat yang rendah.
Ketika ia menghadapi badai, ia bertingkah seperti ayam, berkotek-kotek, menciap-ciap berlari ke sana kemari sambil mengepak-kepakan sayapnya mencari tempat persembunyian untuk berlindung; ia mudah tersinggung, marah, kepahitan dan mengasihani dirinya sendiri.
Orang yang berada di tempat tinggi, mudah sekali untuk turun menjadi rendah hati. Contoh: Yesus, meskipun Dia berada di tempat yang tinggi, Dia rela berada di tempat yang rendah, menjadi manusia.
Iblis mereka-reka untuk membinasakan, tetapi Tuhan memakai rancangan jahat Iblis untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Allah mempunyai rencana jangka panjang, punya panggilan dan tujuan tertentu dalam hidup kita.
* Yusuf sangat dikasihi ayahnya sehingga saudara-saudaranya membencinya. Ketika ayahnya menyuruh Yusuf untuk menyusul saudara-saudaranya yang menggembalakan kambing domba, saudara-saudaranya bermufakat untuk membunuhnya, ia dilemparkannya ke dalam sumur. Ketika ada saudagar-saudagar Median lewat, Yusuf diangkat dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu (Kej 37).
Kamu telah mereka-reka yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini (Kej 50:19)
» rasa aman dikasihi ayahnya dibongkar, supaya ia dapat menjadi pemimpin.
Yusuf mendapat kasih tuannya dan kepadanya diberi kuasa atas rumah dan segala miliknya. Yusuf manis sikapnya dan elok parasnya sehingga istri tuannya memandang Yusuf dengan berahi. Tetapi Yusuf menjaga kekudusannya sehingga ia dipenjara (Kej 39)
» meskipun rasa aman menjadi orang kepercayaan tuannya dibongkar, Yusuf tidak marah kepada Tuhan, karena ia punya pergaulan dengan Allah.
* Putri Firaun mengangkat Musa menjadi anaknya. Ketika telah dewasa, ia melihat seorang Mesir memukul seorang Ibrani dari saudara-saudaranya. Ia menoleh ke sana sini dan ketika tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir. Ketika Firaun mendengar perkara itu, Musa menjadi takut dan melarikan diri dari hadapan Firaun (Kel 2)
» Tuhan menjadikan Musa sebagai pangeran selama 40 tahun, ia belajar berbagai ilmu sekuler di Mesir. Sarang aman Musa dibongkar, agar ia dapat masuk ke dalam rencana Allah.
Musa biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Median. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah yaitu gunung Horeb.
Lalu Malaikat Tuhan menampakan diri kepadanya di dalam nyala api yang ke luar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. Ketika dilihat Tuhan, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari semak duri itu (Kel 3)
» Tuhan mempersiapkan Musa untuk memiliki hati gembala. Ia bertemu dengan Allah secara pribadi di padang penggembalaan.
* Hujan tidak turun di negeri Israel selama tiga setengah tahun (Yak 5:17-18). Empat ratus lima puluh nabi-nabi Baal mempersembahkan korban kepada allahnya, tetapi hujan tidak turun.
Nabi Elia mempersembahkan korban kepada Allah Abraham, Ishak dan Israel. Lalu turunlah api Tuhan menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya.
Ketika Izebel mendengar bahwa Nabi-nabi Baal ditangkap lalu disembelih oleh Nabi Elia, maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan pada Elia: “Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka.”
Maka takutlah Elia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya (1 Raj 18 - 19:1-8) à setelah mengadakan mukjizat, Elia stres karena ia membangun rasa aman berdasarkan prestasi yang ia alami. Jadi, Tuhan membongkar rasa aman Elia agar ia tidak menyombongkan diri.
Dalam keadaan apapun juga, seharusnya kita selalu berlindung pada Allah, sebab Dia adalah gunung batu kita (Mzm 18:3).
PELAJARAN KELIMA
Ketika anak Rajawali berusia 11-12 minggu, isi sarangnya dibongkar juga. Induk Rajawali terbang dan hanya berputar-putar di atas sarangnya memperhatikan anaknya yang ada di dalamnya dan kali ini tidak membawa makanan.
Setelah berputar beberapa kali, induk Rajawali akan terbang dengan kecepatan tinggi menuju sarangnya, ditabraknya sarang itu dan digoyang-bangkitkan isi sarangnya. Kemudian ia merengut anaknya dari sarangnya dan dibawanya terbang tinggi.
Secara tiba-tiba, ia menjatuhkan anaknya dari ketinggian sehingga anaknya terpaksa belajar terbang – induk Rajawali tidak berada di bawah anaknya, tetapi melayang-layang di atas anaknya (Ul 32:11).
Ketika anaknya mendekati batu berkarang, induk Rajawali dengan cepat meraih anaknya kembali dan dibawa terbang tinggi (Kel 19:4). Setelah itu anaknya dilepaskan lagi sehingga jatuh. Hal ini dilakukannya berulang-ulang setiap hari.
Dalam waktu seminggu, anaknya mulai memperhatikan bagaimana induknya terbang dan ia juga sudah banyak belajar terbang.
Banyak orang Kristen seperti anak rajawali ini, merasa aman di dalam sarangnya. Seminggu sekali datang ke gereja untuk mendapatkan makanan rohani, pulang tanpa perubahan hidup. Hal ini berlangsung terus-menerus tanpa ada pertumbuhan secara rohani dalam hidupnya.
Sehingga ketika terjadi suatu pencobaan dalam hidupnya (sarangnya digoncangkan dengan keras), mereka tidak tahu apa yang harus dilakukannya, mereka hanya menyalahkan Tuhan (Tuhan jahat! Tuhan tidak adil!).
Rajawali terbang tinggi melambangkan kebebasan yang sempurna.
Orang yang sudah dimerdekakan oleh Yesus (sudah bertobat dan mengenal kebenaran) hidupnya tidak lagi dipimpin oleh dunia, tetapi akan bersandar dengan kekuatan Tuhan dan Roh Kudus sehingga roh dan jiwanya merdeka.
Ketika ada badai, mereka dapat berjalan di atas badai, dan selalu dalam iman dan pengharapan.
Badai dalam kehidupan apabila dihadapi dengan berani akan merupakan sarana untuk meningkat ke level yang lebih tinggi, yaitu makin dekat dengan Tuhan, Sang Surya Kebenaran sejati.
Kalau kita tidak pernah takut akan badai, maka kita akan menjadi orang Kristiani yang kuat dan akan menjadi saksi-saksi Kristus.
Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku sampai ke ujung bumi (Kis 1:8)
PELAJARAN KEENAM
Ada kurang lebih 60 species rajawali di dunia ini dan semuanya memiliki umur yang sangat panjang dibandingkan dengan unggas lainnya. Ada jenis yang umurnya 20 th, 30 th, 40 th, 50 th, bahkan ada yang 60 th.
Pada masa paruh umur, rajawali harus melewati transformasi tubuh yang sangat menyakitkan. Dan pada saat inilah seekor rajawali harus menentukan pilihan untuk melewati transformasi yang menyakitkan itu atau melewati sisa hidup yang tidak menyakitkan namun singkat menuju kematian.
Pada masa paruh umur, paruh rajawali sudah sangat bengkok dan panjang hingga mencapai lehernya sehingga ia akan kesulitan makan. Dan cakar-cakarnya juga sudah tidak tajam. Selain itu bulu pada sayapnya sudah sangat tebal sehingga ia sulit untuk dapat terbang tinggi.
Bila rajawali memutuskan untuk melewati masa transformasi tubuh yang menyakitkan tersebut, maka ia harus terbang mencari pegunungan yang tinggi kemudian membangun sarang di puncak gunung tersebut.
Kemudian ia akan mematuk-matukkan paruhnya pada bebatuan di gunung sehingga paruhnya lepas. Setelah beberapa lama, paruh barunya akan muncul.
Dengan menggunakan paruhnya yang baru, ia mencabuti kukunya satu persatu.
Ketika kuku-kukunya telah tumbuh, ia mencabuti bulu sayapnya ± 7000 lembar hingga rontok semua, waktu mencabuti bulunya, ia juga membersihkan dirinya dari debu dan lumpur dan kutu.
Setiap hari ia membiarkan sinar matahari menyinari tubuhnya untuk mempercepat proses penyembuhannya. Ia menunggu dengan sabar selama proses ini berlangsung.
Setelah 6-12 bulan, bulu-bulu yang baru tumbuh bersih, sehat dan kuat sehingga rajawali tersebut dapat terbang lebih dahsyat lagi.
Orang Kristen juga perlu memiliki waktu-waktu khusus untuk proses pembaharuan dalam hidup ini; membiarkan hal-hal lama yang tidak berguna ‘rontok’ dan menanti-nantikan dengan sabar pemulihan dari Tuhan.
PELAJARAN KETUJUH
Rajawali juga terkadang sakit seperti manusia. Ketika rajawali mengalami sakit di tubuhnya, ia terbang ke suatu tempat yang sangat disukainya, di mana ia dengan leluasa dapat menikmati sinar matahari.
Sinar matahari memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan rajawali, dan juga merupakan obat yang paling mujarab baginya.
Ketika kita sakit, baik itu sakit secara fisik, ekonomi, rumah tangga, pekerjaan, pelayanan, atau sakit rohani kita, apakah kita juga mencari Allah yang memainkan peranan penting dalam hidup kita? Dia adalah sumber kesembuhan bagi segala macam penyakit.
PELAJARAN KEDELAPAN
Ketika rajawali berada dalam keadaan mendekati saat kematiannya, ia terbang ke tempat yang paling disukainya, di atas gunung, menutupi tubuhnya dengan kedua sayapnya, memandang ke arah terbitnya matahari, lalu ... mati.
Sudah selayaknya, semua orang Kristen mati dengan mata dan hati tetap tertuju pada Yesus sebagai sumber dari pengharapan dan jaminan di dalam kehidupan yang kekal.
Orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama Rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah (Yes 40:31)
Dalam kehidupan, kita mempunyai banyak peran
* Di rumah berperan sebagai suami/istri/orang tua/anak/kakak/adik/mertua/menantu/ipar.
* Di kantor berperan sebagai bos/pegawai.
* Di masyarakat berperan sebagai pengurus RT/Lingkungan dll.
Peran-peran tersebut membutuhkan waktu, sedangkan waktu kita sangat terbatas, sehingga ada peran-peran yang tidak dapat kita mainkan dengan baik.
Jika kita tidak menyediakan waktu untuk berdamai dengan Tuhan/sesama/alam/diri sendiri, maka suatu saat tubuh dan jiwa kita tidak akan berbicara lagi dengan kita.
Jadi memohonlah ... pada Allah (Yes 50:4-6) agar memperoleh kekuatan pada saat menghadapi badai kehidupan.
Lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu - persiapan berkata-kata.
Mempertajam pendengaran untuk mendengar seperti seorang murid; bukalah telingaku agar aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang - persiapan mendengar, agar kita tidak mengalami luka batin.
Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi à persiapan menderita.
Jika kita mengalami pencobaan dan goncangan berarti Bapa di surga sedang melatih kita untuk mempercayai firman-Nya; lebih dewasa lagi dalam iman dan pengharapan. Akhirnya ... Dia mengangkat dan memuliakan kita melalui pencobaan-pencobaan yang kita alami.
(Sumber: Warta KPI TL No. 76/VIII/2010 » Renungan Rekoleksi KPI TL tgl 31 Juli-1 Agustus 2010, Dra Yovita Baskoro, MM).