Sabtu, 08 Oktober 2016

Manusia baru

Apa pun yang kita alami dalam hidup ini, itu adalah proses dari Allah.


Tuhan memberi kita akal budi untuk mendapatkan hikmat, jika mengalami hal­-hal yang tidak nyaman (dikritik, dihina, difitnah, gagal dalam segala sesuatu, mengalami sakit-penyakit, kematian orang yang disayangi, tidak mempunyai uang dll.) 

Janganlah kita gampang mengkambing hitamkan sesuatu dan berkeluh kesah terus menerus sehingga setan masuk ke dalam diri kita dan kita menyerupai hantu bukan menyerupai Tuhan (menjadi saluran kejahatan).

Janganlah mendengar pengajaran

* Menderita karena dosa - ada juga yang menderita karena kehendak Allah (misalnya: Paulus), bukan karena kesalahan diri sendiri (berdosa).

* Sakit karena diserang/kena guna-guna - kesalahan terbesar dalam hidup kita karena tidak dapat menguasai diri dalam hal emosi maupun dalam hal makanan (rakus).

Sebagai anak-anak Tuhan, kita harus hidup secara radikal/militan sehingga kualitas iman kita bagus. Bagaimana caranya? Ketika kita duduk mendengarkan firman (Rm 10:17), selanjutnya kita harus berdiri, berjalan, melangkah dan bertindak sesuai dengan firman. Kita harus ajak bicara jiwa kita, katakan: "Hai jiwaku, apa yang sudah kauperbuat?" 

Refleksikan: "Apakah kita sudah baik dibandingkan Yesus bukan dengan manusia?", "Apakah kita sudah mempunyai kasih/bermurah hati/penuh pengampunan seperti Yesus?"

Pakailah sarana pergumulan ini agar kita mampu melawan kedagingan kita, jadikanlah pergumulan itu menjadi target kita dalam doa, sehingga kita menjadi manusia baru, memperoleh perngurapan dari pada-Nya dan ekspresi kita seperti Mr Groovy, selalu tersenyum dalam keadaan apa pun.

Peristiwa Paskah memberi makna baru di dalam hidup manusia. Paskah membawa kuasa kebangkitan sehingga kita lebih memikirkan perkara yang di atas, bukan yang di bumi (Kol 3:1-4). 

Bukankah Yesus telah memberikan teladan pada kita? Dia rela melewati kehinaan sehingga mengalami kemuliaan; Dia rela dibawa turun ke dasar jurang yang paling dalam sehingga mengalami peninggian. 

Jadi, kita pun harus berani melewati kematian daging, berani mengalami direndahkan sampai dasar yang paling bawah sampai habis semua kedagingan/ambisi kita sehingga kita dapat menghasilkan banyak buah (Yoh 12:24). Ambisi boleh ambisi, tetapi tidak boleh berlebihan.

Untuk menghasilkan buah tidak mungkin dilakukan oleh usaha manusia sendiri, karena semua ini hanya anugerah Allah semata-mata.

Maukah kita menjadi orang pilihan? Jika kita mau menjadi orang pilihan, kita harus mematikan kedagingan kita dan selalu duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengar perkataan-Nya seperti Maria.

(Sumber: Warta KPI TL No. 76/VIII/2010 » Renungan KPI TL tgl 8 April 2010, Dra Yovita Baskoro, MM).