Jumat, 24 Juni 2016

Cara Allah menangkap saya

Setiap ada undangan PD Karismatik yang ada di lingkungan saya, undangan itu selalu saya buang. Tapi entah mengapa suatu hari saya ingin hadir dalam PD tersebut.

Pada saat pertama kali hadir di sana, suasana hati saya nggak enak. Sebab saya tidak merasakan suasana ibadat seperti biasanya, tetapi suasananya seperti pesta (ada tepuk tangannya). Saya ngomel terus sepanjang pulang, sambil berkata: “Aku nggak mau datang lagi bulan depan.” Jawab suami saya: “Lho...akupun juga merasakan suasana yang nggak enak. Tapi kita harus tertuju pada Yesus, melihat pengajarannya. Apakah pengajaran di PD itu melenceng atau tidak dari pengajaran yang diajarkan oleh Yesus.”

Pada waktu menghadiri pertemuan yang kedua saya mencoba resep suami saya. Meskipun suasana hati saya masih nggak enak, saya diam saja. Jadi pada saat firman ditaburkan saya mendapatkannya.

Suatu ketika saya ditawari untuk ikut SHBDR (Seminar Hidup Baru Dalam Roh), tetapi saya nggak mau datang karena alergi dengan yang namanya karismatik.

Entah mengapa  pada hari H-nya suami saya mengajak pergi ke seminar itu, katanya: “Ayo, dicoba aja, wong nggak bayar aja. Kalau ndak senang, ya ... pulang.”

Pada saat pencurahan Roh, hati saya juga merasakan pertentangan. Karena melihat banyak orang maju untuk didoakan ...  kok digeblak-geblak no (sengaja didorong agar jatuh). Pada saat didoakan, saya pun bercucuran air mata dan mengalami manifestasi tersebut.


Ternyata pada saat itulah Allah mulai menangkap saya sebagai WL. Dari situlah saya benar-benar mengalami suatu hidup baru secara pelan-pelan... dapat menyanyi dengan hati, dan tanpa sadar mengangkat tangan karena menunjukkan betapa besar kasih Allah.

(Sumber: Warta KPI TL No. 54/X/2008).