Jumat, 24 Juni 2016

20.53 -

Jaminan Tuhan


Ada seseorang yang sakit (A) hendak pergi ke dokter. Sampai di tempat parkir, tukang parkir menanyai apa penyakitnya. Maka dia menceritakan penyakitnya. Karena mempunyai pengalaman yang sama, tukang parkir itu memberikan resepnya.

Meskipun A sudah diberi resep secara lisan oleh tukang parkir, A tetap masuk ruang tunggu dokter. Ketika dokter bertanya seperti tukang parkir, A menceritakannya dan A diperiksa dokter. Dokter pun menuliskan resep.

Ketika pulang, A mempunyai dua resep, secara lisan dan tertulis.
Ada kemungkinan yang dilakukan A:

Resep itu dibawa pulang dan diletakkan di lemari – Tidak dibelikan obat, dibiarkan saja. A memang bisa sembuh karena Tuhan sudah menciptakannya secara sempurna. Tetapi proses penyembuhannya lebih lama.
Resep itu dibawa ke apotik dan obatnya di minum – Meskipun diagnosa dokter bisa salah, yang berakibat kematian. Tetapi A berani mengambil resiko dengan minum obat itu karena ingin sembuh, ternyata diagnosa dokter tepat,  maka terjadilah kesembuhan.

Demikian juga dengan firman Tuhan. Seringkali dalam menghadapi berbagai macam masalah (kesehatan, keluarga, keuangan dsb) Tuhan sudah memberikan resep-resep-Nya melalui firman-firman-Nya.

Tetapi jika firman-firman itu hanya sebagai pengetahuan, berhenti di otak dan muncul pikiran macam-macam: “Ya... kalau benar? Kalau tambah parah keadaannya bagaimana?” – tidak akan terjadi apa-apa dalam kehidupan kita.   

Ternyata banyak orang yang sudah datang pada Yesus (dibaptis), tetapi hidupnya susah. Mengapa? Karena mereka melupakan kodratnya dan terjebak dengan permasalahannya (kuatir), sehingga kurang percaya pada jaminan Tuhan.

Contoh: Burung diciptakan dengan kodrat suara dan bulu yang indah. Seandainya burung ini sepanjang hari hinggap di dahan pohon, berkicau memuji Tuhan terus menerus berhari-hari di sana, lama-lama akan mati.

Karena dia melupakan kodratnya, dia diciptakan dengan diberi sayap, dengan sayap itulah dia harus terbang ke tempat mana Tuhan sudah sediakan makanan.

Maka carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya (Mat 6:33). Setelah Tuhan menunjukkan jalannya, melangkahlah dan percayai itu... sehingga jaminan Tuhan tergenapi.

Jika kita datang dan percaya pada Tuhan, ada begitu banyak jaminan-Nya.
Ada satu jaminan yang sangat lengkap dari Yoh 6:35-40:

I. Tidak akan lapar dan haus lagijaminan untuk segala kebutuhan hidup, baik kebutuhan tubuh, jiwa dan roh.

Yesus menjanjikan kehadiranNya secara fisik lewat Ekaristi (roti hidup). Maka janganlah pernah meremehkan Ekaristi, imani betul-betul. Percayalah, kesulitan/kebutuhan apapun (tubuh, jiwa dan roh kita), bicaralah dan mintalah pada Yesus.

Ada seorang romo yang sudah ditabiskan selama lima tahun. Dia begitu ketakutan sehingga dia menelpon  suster Bridge, yang punya karunia penyembuhan.

Katanya: “Suster, doakan saya. Saya baru periksa dari dokter. Dokter memfonis saya kanker pita suara. Dan pita suara ini harus diambil, karena tidak obat yang lain.” Jawab suster itu: “Yang dapat menyembuhkan hanya Tuhan. Romo setiap hari kan berelasi dengan Tuhan melalui Misa... Lihatlah mujizat-mujizat dalam Ekaristi itu.”

Ternyata romo ini agak nakal, dia tidak mau mempersembahkan Misa Harian, mempersembahkan Misa Hari Minggu pun hanya sebagai kewajiban saja.

Akhirnya romo itu mengikuti saran suster tersebut. Sejak itu dia mengimani bahwa pada saat konsekrasi, dengan kuasa Roh Kudus hosti diubah menjadi Tubuh Kristus dan anggur diubah menjadi Darah Kristus (iman orang Katolik).

Pada saat menyantap hosti yang telah dikonsekrasikan, dia betul-betul mempercayai bahwa sedang mengalami persatuan dengan Tuhan dan berdoa: “Tuhan, tolong sembuhkan pita suaraku.”

Pada saat menyantap Tubuh Kristus, dia merasakan ada yang turun ke tenggorokan dan turun ke dalam.  

Pada hari H-nya jadwal operasi, romo ini pasrah. Sebelum menjalani operasi, difoto lagi ... ternyata pita suaranya bersih sama sekali, bekas-bekasnya pun tidak ada.                     

Banyak orang yang tidak mengenal Yesus, tetapi hidupnya berlimpah-limpah sehingga membuat iri hati orang lain. Mereka bekerja keras dengan kemampuan yang ada atau menghalalkan segala cara sehingga dapat mencari pasangan hidup sesuai dengan seleranya, bisa membangun rumah seperti istana dsb. Tetapi mereka gagal dalam kebutuhan jiwa dan rohnya. Jiwanya mengalami kegelisahan ketika mereka mengalami tekanan dalam pekerjaan/keluarga.

Untuk menenangkan pikiran dan jiwanya, mereka pergi ke dunia malam (dugem) dan terjerat ekstasi - menuju kepada kekebinasaan. Sadarilah, hanya Allah sajalah yang mampu memuaskan secara sempurna kebutuhan kita (tubuh, jiwa dan roh - Yoh 10:10B).

Ada sebuah keluarga yang menikah secara katolik, bapaknya katolik, sedangkan ibunya dari Madura bukan kristiani. Setelah pensiun bapak ini sering tidak pulang karena mempunyai WIL.

Setelah sekian lama pulang, dikira bapak ini sudah bertobat. Ternyata tidak. Setelah hampir setahun hilang, maka warga dan pengurus lingkungan yang kasihan mengunjungi ibu ini dan mendoakannya.

Dengan beberapa kunjungan, hati ibu ini terbuka untuk menerima Yesus dan akhirnya dibaptis di kapel RKZ. Dia betul-betul datang dan percaya kepada Yesus.

Ibu ini mempunyai kemampuan menjahit. Maka ia mulai menjahit dengan mesinnya yang kuno untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ketika ia merasa mesin jahitnya sudah lambat, dia meminjam uang empat ratus ribu pada pengurus lingkungan dan berjanji untuk mencicilnya.

Ibu ini belajar untuk benar-benar bisa dipercaya, maka dia selalu menyisihkan sebagian penghasilannya untuk mencicil. Cicilannya lunas, meskipun terlambat dari janjinya.

Suatu ketika rumahnya bocor dibeberapa tempat. Dipanggilnya tukang. Ternyata atap rumahnya harus dibongkar total karena dimakan rayap. Dia tidak mempunyai biaya untuk membetulkan rumahnya, yang habis belasan juta rupiah. Pada waktu itu terjadi hujan angin lebat, dia takut atapnya ambruk.

Maka dia ke luar rumah dan mengelilingi rumah itu sambil berdoa rosario sampai selesai, baru dia masuk rumah. Esok harinya ternyata rumahnya tetap kokoh berdiri. Sedangkan beberapa rumah dari dia, rumahnya orang katolik dihantam angin, atapnya ambruk.

Suatu hari, ibu dari ibu itu datang dan berkata: “Balik, kalau kamu tinggalkan Yesusmu, aku jamin hidupmu.” Tapi jawabnya: “Aku sudah ikut Yesus, aku akan ikut Yesusku sampai mati.”

Meskipun mempunyai kebutuhan banyak, ibu ini tahu jaminan hari demi hari sudah Tuhan penuhi (Janganlah kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari – Mat 6:34).

Suatu hari ada seorang bapak datang dan bertanya: “Bu, bolehkah saya sewa halamannya untuk parkir mobil saya kalau malam?” Beberapa waktu kemudian datang lagi orang lain bertanya: “Bolehkah saya pasang papan tiang besi untuk papan iklan?” 

Dari kontrak tiga tahun pertama pemasangan papan iklan itu dia dapat belasan juta rupiah sehingga dapat membetulkan atap rumahnya.

Kontrak itu diperpanjang lagi tiga tahun, dia mendapatkan enam puluh juta rupiah. Dari berkat itu dia membangun toko peralatan menjahit (kain dan benang dsb) dan juga depot di sebelah rumahnya.

Ketika kontrak ke dua habis, diperpanjang lagi, dia mendapat sekitar dua ratus juta. Ketika Tuhan melihat dia lulus ujian (tetap setia dan mempercayai-Nya) maka janji Tuhan digenapi, berkat-berkat itu dibuka berlipat dan berlipat (Why 3:7).

Di lingkungan yang sama ada sebuah keluarga yang keadaan ekonominya kurang bagus, bapaknya seorang pelukis. Dia pinjam uang pada ketua lingkungan untuk membeli peralatan lukis. Setelah diberi pinjaman, beberapa kali dia datang dalam pertemuan lingkungan, setelah itu tidak muncul lagi.

Pada saat pra Paskah pengurus lingkungan merapatkan keluarga mana yang perlu dibantu. Akhirnya diputuskan keluarga dari pelukis ini yang dibantu. Karena istrinya pernah belajar salon, maka setelah APP dibelikan peralatan salon secara lengkap.

Pengurus lingkungan ingin mendidik keluarga itu agar mempunyai tanggung jawab, katanya: “Nanti kalau kamu sudah punya penghasilan, coba cicil.” Ternyata istrinya lebih suka ngrumpi setiap hari dengan tetangga dari pada potong rambut.

Ketika bapak ini punya penghasilan dari lukisan, katanya: “Untuk kebutuhan saja nggak cukup, kok harus bayar utang!”

Hal ini betul-betul sangat menyedihkan, karena dia tidak mempercayai firman Tuhan dan jaminan-Nya. Sehingga sampai sekarang mereka pindah dari satu kontrakan ke kontrakan lain - hati-hati dengan perkataan yang keluar dari mulut kita.

II.Tak akan dibuangkarena kita berharga di mata Tuhan.

Jika kita punya benda berharga seperti emas dan berlian, tentunya disimpan di lemari besi/save box di bank/lemari biasa. Karena tidak mengerti, emas yang disimpan di lemari yang dipelitur ... lama-lama bagian luarnya berubah warna, akibat dari reaksi kimia. Karena lemari tersebut sering dibuka tutup, ada nyamuk yang meninggalkan kotoran pada emas tersebut. Benda berharga itu menjadi jelek. Tentunya kita tidak membuangnya, tetapi kita akan berusaha membersihkan dengan cukup keras dan hati-hati sehingga semua kotorannya lepas dan menjadi berkilau kembali.

Demikian juga dengan kita. Meskipun Yesus sudah menebus kita di kayu salib, jika Tuhan masih melihat kotoran-kotoran kita. Kita akan digosoknya dengan mengijinkan   masalah-masalah terjadi (bisa berasal dari kesalahan kita atau orang lain).

Karena di dalam setiap peristiwa apa pun yang terjadi di dalam hidup kita, Tuhan ingin mengajarkan sesuatu.

Maka jika ada permasalahan, janganlah putus asa, tetapi datanglah, percayalah pada-Nya dan katakan: “Tuhan, aku mengalami masalah ini ... apa yang harus aku lakukan.”

Ketika dengan rela melakukan itu, maka kita seperti benda yang berharga yang telah digosok, kita memancarkan kemuliaan Allah serupa dengan Kristus.

III.Tidak akan terhilang

Tuhan melihat terus-menerus kehidupan kita (Mzm 33:13-34). Maka janganlah pernah kita berbuat dosa, agar kita tidak terhilang.

IV. Diberi hidup kekal

Hidup kekal adalah mengalami persatuan terus menerus dengan Allah Bapa; mengenal Yesus dan mengenal Bapa yang dikenalkan Yesus; Dia sudah tinggalkan Roh Kudus-Nya dalam diri kita. Persatuan yang akrab dan mesra ini dilukiskan dalam dan melalui misteri Tritunggal: Bapa, Putra dan Roh Kudus (Yoh 3:16, 36; 1 Kor 6:19).

Ketika kita benar-benar mengalami hidup kekal, berarti: ketika kita ada di dunia dimanapun berada mengalami persatuan dengan Tuhan dan ketika kita meninggalkan dunia, dimana pun tuhan berada, di situ pun kita akan berada.

Ada seorang anak India yang bernama Sundar Sigh, berasal dari keluarga yang terhormat dan kaya. Mereka begitu taat mengikuti ajaran agamanya (Singh).

Suatu hari dia menerima Alkitab Perjanjian Baru dari sekolahnya. Dengan bangganya dia hafal Alkitab tersebut, dia ingin membela dewanya.

Ketika ibunya meninggal, dia berusia 14 tahun. Dia mengalami stres, merasa hidupnya sia-sia dan berencana untuk bunuh diri jam lima pagi, di rel kereta api dekat rumahnya.

Pada waktu subuh dia bangun. Dengan kegelisahannya dia berteriak: “Tuhan ...  jika Engkau ada ... tunjukkan diri-Mu! Kalau tidak, aku akan bunuh diri!”

Tiba-tiba ada sinar yang masuk ke kamarnya. Dikiranya dewanya datang mendengarkan doanya. Tetapi dia mendengar suara: “Mengapa engkau tetap memburu-buru aku.”

Dia terkejut ketika memperhatikan sinar itu menjadi satu ujud, yaitu: Yesus. Dia langsung berlutut. Sejak itu dia menyerahkan hidupnya untuk Tuhan.

Keluarganya menjadi marah ketika dia mengikuti Yesus. Dia diancam tidak menerima warisan. Itu pun tidak menggoyahkan imannya.

Akhirnya bapaknya tidak berdaya. Suatu hari diadakan makan malam bersama keluarga, lalu anak itu diusirnya, karena telah mempermalukan keluarga dengan pindah agama. Di dalam kereta api dia muntah darah. Di situlah dia tahu bahwa bapaknya telah tega meracuninya

Dia berusaha turun dari kereta api dan ditolong oleh suatu komunitas kristiani sehingga selamat.

Pada hari ulang tahunnya yang ke 16, dia dibaptis dengan memakai gelar sadhu. Dia mengikuti pendidikan di seminari.

Pada saat hendak ditahbiskan, dia menolak. Karena dia tidak mau jadi imam yang harus mengurus satu paroki tertentu. Katanya: “Panggilan saya untuk melakukan penginjilan sampai Himalaya.” Uskup yang bersangkutan memakluminya. Jadi dia tidak jadi ditahbiskan menjadi imam, dia diberi kebebasan untuk melakukan pelayanan itu.

Dia mengambil keputusan tidak menikah dan menyerahkan hidupnya buat Tuhan. Dia begitu rajin membaca Alkitab dan doanya begitu tekun.
Sehingga sering dalam doanya dia dibawa ke alam roh, bisa melihat neraka, alam orang mati dan sorga (semakin ke atas sinar kemuliaan itu semakin terpancar).

Pada saat mati, orang masuk ke alam roh; di sana dia membawa semua perbuatannya, semua perbuatan dosanya transparant (kelihatan semua, dirinya juga bisa melihat).

Tetapi kalau orang itu menjalani hidup di dalam kekudusan/kebenaran (bersalahsadarbertobatminta ampun) maka dosanya dihapus, dia benar-benar dalam keadaan bersih.

Atas desakan teman-temannya dia membuat kesaksian ini.

Ada seorang penjahat membunuh seorang pengkotbah. Pembunuh ini marah karena pengkotbah itu mengajak dia untuk menerima Yesus, untuk menerima keselamatan.

Beberapa tahun kemudian pembunuh itu mati. Ketika masuk alam roh, dia terkejut sekali melihat segala dosanya, sedangkan orang-orang yang disekitarnya memancarkan kekudusan.

Pada saat itu dia melihat ada orang yang berlari-lari mendekatinya dan berkata: “Aku sudah mengampunimu. Terimalah Yesus untuk keselamatanmu.” Dia terkejut dan memperhatikan orang itu, ternyata orang itu orang yang dibunuhnya beberapa tahun yang lalu.

Terjadilah percakapan antara mereka. Pembunuh itu mulai menyesali perbuatannya dan dengan gemetar dia berlutut di depan orang yang dia bunuh itu.

Pada saat itu roh-roh jahat protes (roh-roh jahat yang bekerja sama pada saat dia masih hidup di dunia). Tetapi roh-roh jahat itu disuruh diam oleh malaikat.

Maka terjadilah percakapan selanjutnya dan orang itu berkata: “Sekarang sudah terlambat. Seandainya pada waktu itu kamu mempercayai perkataanku, mungkin akhir hidupmu akan berbeda.”

Kemudian pembunuh ini bangkit berdiri. Karena merasa dirinya kotor, dia mencari tempat yang gelap untuk sembunyi. Begitu bergerak, dia diseret roh jahat masuk ke lubang dan menerima penyiksaan sampai akhir zaman – kematian kekal, bukan mati hilang tetapi terpisah dengan Allah dengan penderitaan yang tanpa terbatas waktu.

*
Ada seorang Kristiani yang begitu mempercayai Injil. Dia selalu mempelajarinyamelakukan resep-resep yang tertulis di situ dan mengajarkannya pada orang-orang yang ada disekitarnya.

Pada suatu hari dia sakit parah. Sebelum meninggal dia diijinkan Tuhan untuk melihat sorga. Hal ini diceritakan kepada anak dan kerabatnya: “Aku melihat pintu sorga terbuka, para malaikat dan para kudus menyambutku. Yesus berdiri di pintu gerbang sorga dengan tangan terbuka siap menyambutku.”  Tetapi mereka tidak percaya, dikiranya dia sedang mengigau karena sakitnya.

Beberapa waktu kemudian orang ini mati dan rohnya ke luar. Dia melihat jasadnya dikelilingi oleh para malaikat dan para kudus. Kemudian dia dibawa ke sorga, di sana dia disambutnya. Ketika masuk pintu gerbang sorga, dia melihat Yesus duduk di tahtanya. Dia berlutut. Yesus berkata: “Hai hamba-Ku yang setia. Nikmatilah kemuliaan bersama-sama Aku. Hai para malaikat, antarkan dia di mana Aku sudah sediakan tempatnya.”

Karena merasa tidak layak membelakangi Tuhan, maka orang ini mengundurkan diri perlahan-lahan sambil menoleh ke tempat di mana Tuhan tunjukkan. Ternyata ketika dia menoleh, Yesus pun ada di sana.

Jadi di sorga ke mana pun para malaikat dan para kudus menghadapkan wajahnya, mereka akan melihat Tuhan yang maha kudus. Sehingga setiap saat mereka hanya memuji, menyembah dan memuliakan Tuhan – mengalami kehidupan kekal.

V.Pada akhir zaman akan dibangkitkan

Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia (Flp 3:21).

Marilah kita menjalani kehidupan ini sesuai dengan rancangan Tuhan. Sehingga pada saat mengalami apa pun, jaminan Tuhan berlaku untuk kita. Dan pada saat kita tinggalkan dunia ini, kita pun yakin di mana pun Yesus berada, kita pun ada.

(Sumber: Warta KPI TL No. 55/XI/2008 » Renungan KPI  TL 4 November 2008, Bapak H.L. Tjendana Wijaya).