Rabu, 08 Juni 2016

00.54 -

Kafir



Kafir (Mat 5:22) menerjemahkan kata Aram 'reqa', yang berarti 'bajingan' atau 'orang goblog'.

Sejak penemuan di dalam suatu papirus kata Yunani 'rhakhas' (dari kata ini mungkin rhakha merupakan bentuk vokatif) dipakai dalam arti jelek (Antiokhon ton rhakhan), beberapa ahli menyarankan bahwa kata itu adalah kata Yunani.

Tapi rhakhas berasal dari kata Aram dan Ibrani. Kata Ibrani 'reqim' dipakai dalam PL dengan arti 'tidak ada guna apa pun'.

Dalam Hak 11:3, mereka yang menggabungkan diri dengan Yefta disebut 'reqim'; dalam 2 Sam 6:20 Mikhal menganggap Daud hina karena menelanjangi diri seperti 'reqim'.

Kata itu juga digunakan dalam Dokumen-dokumen Zadokit (10:18), di mana kata itu digabungkan dengan kata 'naval' (bnd Mat 5:22, Yunani 'more' terjemahan untuk Ibrani 'naval') sebagai kata sifat yang menerangkan 'perkataan'. 'Rhakha' sangat sering dipakai dalam kepustakaan para nabi (bnd Strack-Biklerbeck, 1, 278, 279) dalam arti 'goblog'.

Rhakha terdapat dalam Mat 5:22 pada Kotbah di Bukit. Yesus memberi jiwa baru kepada hukum tentang pembunuhan yang terkenal itu. 

Masalahnya bukan sekedar soal membunuh, tapi juga soal kecenderungan hati. Orang tidak dibenarkan menyebut saudaranya dengan sebutan-sebutan kemarahan dalam jiwanya, ini merupakan pelanggaran yang sama dengan pembunuhan yang sebenarnya.


(Sumber: Ensklopedi Alkitab Masa Kini).