Selasa, 28 Juni 2016

23.37 -

Arti sebuah nama



Nama bukanlah hal yang sepele, dapat menunjukkan karakter/kepribadian seseorang.

Ada arti dalam yang terkandung di dalam nama seseorang. Seperti nama Yesus dipersiapkan Tuhan karena Ia-lah yang berperan sebagai juru selamat dunia (Mat 1:21).

Demikian pula saat Tuhan/Yesus mengganti nama
-  Yakup (penipu) menjadi Israel (Kej 32:28 - pahlawan).
- Simon (yang terombang-ambing) menjadi Petrus (Yoh 1:42 - batu karang yang teguh). 

Mungkin dari kita sudah terlanjur mendapat nama/memberi nama dengan pengertian kurang baik, tidak mudah mengganti nama secara langsung. Namun yang terpenting dihadapan Tuhan adalah apa kita telah mengganti karakter kita yang lama (yang buruk) dengan karakter yang baru (yang baik dan berkenan dihadapan Tuhan).

(Sumber Warta KPI TL No. 06/X/2004).





Shakespeare adalah pujangga Inggris legendaris menjadi legenda, bukan hanya karena kehebatan karya-karyanya, tetapi juga karena ada kalimat ciptaannya yang disalahpahami jutaan manusia.

Kalimat "Apalah arti sebuah nama?tertulis dalam teks drama yang disusunnya, ketika ia menciptakan kisah roman "Romeo dan Juliet", di babak kedua bagian kedua. 

Sebenarnya, dibandingkan kisah seutuhnya, kalimat itu tidak penting, bahkan masih banyak kalimat lain yang lebih bagus yang terdapat dalam teks drama tersebut. namun, kalimat itulah yang kemudian justru paling terkenal di seluruh dunia.

Juliet: "Hanya namamu yang menjadi musuhku. Tetapi kau tetap dirimu sendiri di mataku, bukan Montague. Apa itu "Montague"? Ia bukan tangan, bukan kaki, bukan lengan, bukan wajah, atau apapunj dari tubuh seseorang. Jadilah nama yang lain! Apalah arti sebuah nama? Harum mawar tetaplah harum mawar, kalaupun mawar berganti dengan nama lain. Ia tetap bernilai sendiri, sempurna, dan harum tanpa harus bernama mawar. Romeo, tanggalkanlah namamu. Untuk mengganti nama yang bukan bagian dari dirimu itu, ambillah diriku seluruhnya."


Lihatlah konteksnya:

Yang menjadi inti dari kalimat Juliet bukanlah penting atau tidak pentingnya sebuah nama, tetapi soal penerimaan sebuah identitas.

Nama "Romeo" membawa identitas suku Montague, suatu identitas yang tidak diterima suku Juliet. Juliet tidak peduli Romeo berganti nama dengan apapun, selama sukunya (Capulet) bisa menerimanya. Intinya di sini bukan soal nama, tetapi soal penerimaan identitas. Sekali lagi, lihatlah konteksnya.

Jadi, ketika menulis kalimat itu di dalam kisah drama yang dibuatnya, Shakespeare sama sekali tidak memaksudkan bahwa nama itu tidak penting. Tentu saja ia tetap menganggap nama sebagai sesuatu yang penting.

Teks memang penting, tetapi konteks jauh lebih penting. Ketika teks tercipta, ia tercipta bukan tercipta tanpa sebab, tetapi karena dikondisikan oleh konteks. 

Jadi, ketika seseorang menyatakan sesuatu, jangan hanya menilai ucapan atau perkataannya semata-mata, tetapi juga lihat dan nilailah keadaan yang membuatnya menyatakan atau mengucapkan kata-kata itu.

Perhatikan arti di setiap kataperhatikan makna di balik kalimatnya (William Shakespeare).

(Sumber: https://hoedamanis.blogspot.com/2010/09/apalah-arti-sebuah-shakespeare.html).