20.05 -
SP Markus
Mrk 4:35-41
Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Bacaan: 2 Sam 12:1-7a, 11-17; Mzm 51:12-13, 14-15, 16-17; Mrk 4:35-41
Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang."
Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.
Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: (*) "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"
Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
Renungan
1. Diam! Tenanglah!
Apa yang akan kita lakukan ketika kita terjebak dalam suatu keadaan yang sulit dan tidak ada jalan keluar? Seperti para murid yang terjebak dalam badai yang mengancam jiwa mereka, kita mungkin akan bergegas menghampiri Yesus.
Namun terkadang kita mungkin berusaha sendiri untuk melepaskan diri dari masalah dengan cara membalas dendam, memfitnah orang yang membawa kita dalam masalah itu, atau justru hanya meringkuk ketakutan sementara kita tenggelam dalam keputusasaan.
Kita perlu belajar dari para murid yang berlari menghampiri Yesus sebagai satu-satunya harapan mereka. Dia mungkin tidak segera melepaskan kita dari masalah, tetapi kita diberkati ketika mengingat bahwa Dia hadir di dalam perahu hidup kita!
Syukurlah, Dia selalu bersama kita di tengah badai kehidupan dan Dia berfirman, “Diam! Tenanglah!”
Jadi, hampirilah Dia di tengah badai yang Anda alami dan izinkan Dia memenuhi hati Anda dengan damai sejahtera karena Anda tahu Dia tidak jauh.
2. Yesus - Tuhan dan Juruselamat kita
(*) Teriakan para murid karena ketakutan dan frustrasi adalah teriakan kita juga kepada Tuhan Yesus manakala situasi dalam kehidupan kita menggoncang iman kita.
Namun berbagai krisis sebenarnya memberikan kesempatan bagi kita untuk bertumbuh dalam rasa percaya kita kepada Tuhan Yesus selagi kita menyaksikan Dia bekerja dalam kehidupan kita. IngatlahYesus adalah Imanuel, Allah yang senantiasa menyertai kita.
Pengalaman para murid di tengah danau menunjukkan kepada kita bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat kita. Dia ada bersama kita setiap saat, bahkan ketika angin topan dan ombak kehidupan sedang mengamuk dengan dahsyat dan sangat mengancam keberadaan kita. Melalui sakit kita, kelemahan kita, kekuatiran dan keputus-asaan kita, Yesus ingin mengajar kita untuk mengandalkan-Nya secara lebih total.
Apabila kita merasakan kesepian, putus-asa, maka berserulah kepada Allah. Dia akan menghibur dan menolong kita mengatasi kesulitan-kesulitan kita. Mohonlah kepada Roh Kudus untuk menghibur dan menyemangati kita setiap hari. Dia akan mengangkat diri kita dengan cara-cara yang tidak pernah kita bayangkan.
Fokuskanlah perhatian kita kepada Tuhan selagi kita bermasalah. Dia adalahTuhan yang berdaulat atas segenap ciptaan dan satu-satunya Allah bagi hidup kita. Selagi kita menaruh rasa percaya kita kepada Yesus, maka kita pun akan dihibur dan menyaksikan bahwa Dia tidak pernah mengingkari janji-Nya kepada siapa pun dan Ia tidak pernah meninggalkan seorang pun.