Senin, 04 April 2016

19.57 -

Mrk 3:31-35

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya



Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu 
(Yak 1:21)



Penanggalan liturgi

Selasa, 26 Januari 2016Pw S. Timotius dan Titus, Usk - Tahun C/II (Putih)
Bacaan: 2 Sam 6:12b-15, 17-19; Mzm 24:7, 8, 9, 10; Mrk 3:31-35; RUybs.


Selasa, 29 Januari 2019: Hari Biasa III - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Ibr 10:1-10; Mzm 40:2, 4an, 7-8a, 10, 21; Mrk 3:31-35


1. Menjadi saudara saudari Yesus

Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia.

Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: "Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau."

Jawab Yesus kepada mereka: "Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?" Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!

Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."

Renungan:

Dalam arti luas, kata "saudara" sangat berkaitan erat dengan unsur kekeluargaan. Berarti orang tersebut memiliki hubungan yang dekat dengan kita.

Bagi Yesus, ibu dan saudara-Nya bukan hanya mereka yang memiliki hubungan kekeluargaan atau hubungan darah dengan-Nya melainkan semua orang yang melakukan kehendak Bapa di sorga.

Untuk itu, kita yang masih hidup dan berziarah di dunia ini marilah kita belajar menjadi saudara-saudari Yesus, yang bukan hanya karena memiliki satu Bapa yang sama dengan-Nya, melainkan juga karena kita selalu melakukan kehendak Bapa.

Tuhan Yesus memberkati.



2. Melakukan kehendak Allah

Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia. Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: "Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau."

Jawab Yesus kepada mereka: "Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?" Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku. (*) Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."

Renungan:

(*) Di dalam Kerajaan Allah, pertalian darah tidak berarti apa-apa. Yang penting hanya melakukan kehendak Allah saja. Yang lainnya tidak berlaku.

Kita memiliki dua dasar di dalam melakukan kehendak Allah: yang pertama, karena kita tahu bahwa kehendak Allah tidak mungkin salah, dan yang kedua, karena kita mengasihi Dia.

Jika kita memiliki dua dasar ini, maka kita akan dapat mengasihi Allah dengan menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat (1 Yoh 5:3).

Jadi, saat Allah berkata kepada kita, “Jangan lakukan ini itu.” Kita tidak akan merasa dikekang atau berpikir bahwa Allah menahan sesuatu yang baik dari kita (Mzm 84:12).

Apakah kita memiliki keyakinan seperti itu? Jika tidak, ini karena kita masih belum mengenal Allah secara benar.


Tuhan Yesus memberkati.