Selasa, 10 November 2015

18.48 -

Rosario Pembebasan

Ketika Ibu Vira cs pulang dari retret luka batin, dia membawakan oleh-oleh sebuah buku Doa Rosario Pembebasan. Saya praktekkan, mengharapkan anak saya yang nomer dua segera dibebaskan dari belenggu tidak punya pekerjaan.

Pada saat Ibu Yovita mengajarkan tentang Doa Rosario Pembebasan, di dalam hati saya tertawa, saya sudah tahu doa ini, gampang, nggak perlu hening pun saya sudah tahu apa yang harus saya doakan.

Ternyata waktu hening, saya kaget ada bisikan dalam hati ‘bahwa doa pembebasan itu untuk kamu, bukan untuk anakmu’. Saya protes di dalam hati ‘kok saya?’

Setelah pulang, di rumah saya ambil waktu untuk hening dan saya bertanya: “Tuhan, apakah maksudnya?” 

Terdengar bisikan dalam hati: “Bukankah kamu gelisah/kuatir, bahwa anakmu tidak lekas mendapatkan pekerjaan. Yang perlu dibebaskan itu kamu, dari kekuatiranmu dan tidak kepercayaan. Tidak tahukah kamu, kalau itu dosa? Tidak tahukah kamu, ketika bilang saya sudah bisa doa, itu suatu kesombongan?” Saya kaget mendapat teguran itu, lalu saya minta ampun pada Tuhan.

Tanggal 27 Oktober 2007 ada persekutuan di stasi Roh Kudus, saya kembali hening dan berdoa: “Tuhan, Engkau mau berbicara apa pada saya untuk persekutuan doa nanti sore?” 

Tiba-tiba saya tergerak untuk membuka Yesaya 30:15 – Beginilah firman Tuhan Allah Yang Mahakudus: “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu. Tetapi kamu enggan.” 

Ternyata yang Tuhan jawab bukan untuk persekutuan sore, tetapi lanjutan teguran yang kemarin. Jadi saya harus bertobat karena kegelisahan itu tidak berkenan di hati-Nya.

Saya bersyukur banget. Ketika saya tinggal diam, dan tetap mempraktekan Doa Rosario Pembebasan dengan menyebut nama saya .... saya benar-benar bebas dari rasa kekuatiran. 

Dan saya pun diberi hikmat: “Kalau Tuhan memberi hidup kepada kamu, anakmu pun ciptaan Tuhan juga. Tuhan juga akan memberi kehidupan tersendiri, beda dengan kamu.”

Saya sungguh percaya bahwa melalui pembebasan itu, saya boleh dibebaskan/dilepaskan dari segala kekuatiran dan keterikatan yang ada, terutama kemalasan.

Karena saya merasa terbebas, saya teruskan berdoa lagi. Ternyata Tuhan masih berbicara lagi dan saya mendapat hikmat dari Yesaya 30:16-17 – Kami mau mengendarai kuda tangkas dan lari cepat, maka kamu akan lari dan lenyap ... maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi, artinya ketika kita mendapat masalah, kita ingin cepat ke luar dari masalah, tetapi ...

Ternyata saya harus duduk tenang, terserah Tuhan yang menyelesaikan masalah sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan. 

Sekarang anak saya sudah mendapatkan pekerjaan, itu bukan karena doa saya. Tetapi saya menuntun anak saya supaya hanya berharap pada Tuhan, dan Tuhan mendengarkan permohonannya.

(Sumber: Warta KPI TL No. 43/XI/2007).