Selasa, 10 November 2015

18.59 -

Anda Sedang Salah Jalan?



Kebanyakan kita tahu bagaimana rasanya tersesat ketika mengemudi di suatu kota atau daerah yang belum kita kenal. Peta tidak dapat lagi dapat banyak menolong dalam kondisi seperti itu. Bagaimana pikiran atau perasaan kita saat itu?

Dalam pengertian rohani, keadaan salah jalan ini sesungguhnya sedang dialami oleh banyak orang. Banyak orang secara emosional, mental dan fisik sedang berjalan mundur karena mereka lebih percaya pada dusta kuno dari setan, yaitu bahwa mereka tidak bisa kembali ke jalan Allah.

Padahal Allah rindu membawa mereka ke jalan yang telah disediakan-Nya, namun hati mereka lebih suka menuruti pikiran mereka yang egois atau perkataan negatif yang diucapkan orang lain, dan juga perasaan diri sendiri yang dipengaruhi oleh keraguan, ketakutan dan kesombongan.

Mereka berpikir bahwa mereka sedang bergerak maju, padahal kenyataannya mereka sedang berjalan mundur.

Memang bila kita sempat menjalani kehidupan di jalan yang salah, maka kita harus menghadapi disiplin-Nya

Namun setiap disiplin yang kita alami selalu dibingkai dengan kasih yang kekal. Melalui disiplin itulah kita belajar untuk mengasihi dan taat kepada-Nya saja.

Ada seorang bapak yang dipanggil Allah ke dalam pelayanan, tetapi dia malah bekerja terus untuk dirinya sendiri, fokusnya hanya mengejar uang, sampai ia memiliki segala sesuatu untuk dia dan keluarganya. Namun akhirnya ia merasakan kehampaan di dalam hatinya.

Karena ketidaktaatannya dalam mengikuti Tuhan telah melenyapkan kekuatan rohaninya. Meskipun ia telah berusaha untuk menyenangkan Tuhan, namun semuanya tampak tidak ada hasilnya. Mengapa? Karena sesungguhnya yang dikehendaki Allah adalah hati dan komitmennya.

Allah memiliki rencana dan tujuan yang jelas untuk hidup kita (damai sejahtera untuk memberikan hari depan yang penuh harapan - Yer 29:11). Dia mengenal tiap-tiap kita secara sempurna, mengasihi kita dengan kasih yang kekal (Yer 31:3).

Jika kita tersandung karena dosa, Dia akan segera mengampuni dan akan memulihkan kita, asalkan kita berbalik kepada-Nya (Yl 2:25). Kristus tidak melihat kegagalan/kekurangan kita,  malahan Dia dengan setia bersyafaat bagi kita di hadapan Bapa-Nya (Ibr 7:25).

(Sumber: Warta KPI TL No. 44/XII/2007; Anda Sedang Salah Jalan?, Sentuhan Hati Vol. 8, No. 2 Januari 2008).