Rabu, 11 November 2015

Kisah Wanita dan Serumpun Bawang

Di suatu desa hiduplah seorang wanita yang dikenal masyarakat sebagai seorang yang culas. Ketika kematian menjemput, ia ditempatkan di mana orang-orang jahat berada

Malaikat yang menjemputnya berusaha mengingat-ingat kebaikan yang pernah dibuatnya untuk diajukan sebagai bahan pertimbangan dalam keputusan yang akan diberikan kepadanya. 



Kemudian malaikat itu teringat bahwa wanita itu pernah sekali mencabut serumpun bawang dari kebunnya dan diberikannya kepada seorang pengemis

Singkat cerita wanita itu mendapat kemurahan dengan diberi kesempatan untuk keluar dari tempat yang panas dan pengap itu

Tuhan berkata kepada si malaikat: “Ambillah serumpun bawang dan ulurkan kepadanya, ia boleh keluar dengan memegang bawang itu. Jika ia bisa keluar ia mendapat kesempatan untuk hidup di dalam Firdaus, tetapi jika gagal karena bawang itu pecah atau putus maka ia tetap tinggal di ‘lautan’ orang terhukum itu.”

Kemudian malaikat itu mengambil serumpun bawang dan mengulurkannya kepada wanita itu: “Pegang bawang ini erat-erat karena aku akan menarikmu dengan ini.” 

Setelah wanita itu memegang bawang itu, malaikat itu menariknya dengan sangat hati-hati. Ketika ia sudah terangkat, beberapa orang penghunilautanorang terhukum itu memegang kakinya supaya mereka bisa ikut naik

Ketika wanita itu menyadarinya, ia mengibaskan kakinya supaya orang-orang itu terjatuh. Ia berteriak dengan suara nyaring: “Sayalah yang ditarik, bukan kalian. Ini adalah bawangku, bukan bawang kalian, sekarang lepaskan kakiku!”

Karena hentakan kakinya yang keras, maka putuslah bawang itu dan wanita itu kembali jatuh ke ‘lautan’ orang terhukum itu.

Dari kisah ilustrasi di atas, kita diingatkan untuk terus menjaga hati kita ~ karena rentan untuk bertumbuhnya benih-benih yang jahat (benih kecurigaan, iri hati, balas dendam, kesombongan, amarah, ketidakpedulian, minta dihormati, korupsi, tipu muslihat, dsb.).

Sedikit saja terbuka kesempatan maka benih itu akan mulai menancapkan akarnya dan bertumbuh cepat seperti benalu ~ menguasai dan mengendalikan hidup kita.

(Sumber: Warta KPI TL No. 44/XII/2007; Kisah Wanita dan Serumpun Bawang, Mansor Agustus 2006 No. 1-1 Tahun IX).