19.09 -
*Doa*
Ibadat Harian
Ibadat Harian (Liturgia Horarum) adalah istilah baru untuk menyebut bagian liturgi yang dulu disebut ‘doa ofisi’ (officium divinum); sebagai doa Gereja dilakukan setiap hari.
Dalam melaksanakan ibadat harian itu sedapat mungkin hendaknya ditepati waktu yang sebenarnya dari masing-masing ibadat (Kan 1175).
Ibadat-ibadat (Horae) dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Ibadat Utama, yaitu:
Ibadat Pagi (Laudes): sebelum waktu kerja (jam 05.00- 08.00), jika telah lewat dari jam itu tidak cocok lagi - untuk menyucikan hari.
- Mengingat Kristus sebagai cahaya dunia (Terang Dunia), dengan melihat fajar, kita melihat lambang Kristus madah Ibadat Penutup - hal 346, 355, 360; doa penutup - hal 532.
- Merayakan kebangkitan Kristus, kebangkitan Kristus ditemukan pada pagi hari.
Ibadat Sore (Vesperae): pada waktu senja (jam 16.00 – 20.00) untuk permohonan-permohonan umum, ujud terakhir dalam ibadat sore biasanya untuk arwah.
- Mengenangkan Kristus, Sang Matahari yang tak pernah terbenam.
- Mengenangkan Kristus, yang tergantung pada kayu salib jam 3-6 sore sebagai korban keselamatan bagi dunia.
- Misteri perjamuan terakhir.
Ibadat Bacaan (Officium Lectionis): tidak terikat waktu.
2. Ibadat Sederhana, yaitu:
Ibadat Siang (Hora Media): ibadat singkat sebelum tengah hari (jam 09.00 - 11.00), tengah hari (jam 11.00 – 13.00), sesudah tengah hari (jam 13.00 – 15.00).
Memperingati karya-karya keselamatan yang dikerjakan Kristus bagi manusia.
- Yesus menganugerahkan Roh-Nya pada peristiwa Pantekosta pada jam 9 pagi - doa penutup sebelum tengah hari hal 361.
- Mengenangkan peristiwa penyaliban Yesus pada jam 9 – doa penutup sebelum tengah hari hal 376.
- Yesus wafat di salib jam 12 – doa penutup tengah hari hal 376.
- Perutusan Gereja kepada bangsa-bangsa kafir (misi) – doa penutup tengah hari hal 361.
3. Ibadat Malam (Vigilia) = Ibadat Penutup (Completorium): didoakan sebelum tidur, meskipun sudah lewat tengah malam – berjaga, bersifat penyerahan diri.
Jika kita mendoakan Ibadat Harian, sebenarnya kita tidak pernah berdoa seorang diri, sebab kita berdoa bersama seluruh Gereja, dan juga seluruh Gereja mendoakan kita.
Ibadat Harian adalah doa gereja bersama, dan kepada Kristus, karena gereja adalah Tubuh Kristus. Kristus berdoa bersama kita kepada Bapa; Ia menjadi pengantara kita kepada Bapa.
Gereja adalah pengantin/mempelai wanita dari Kristus. Di sinilah terdapat hubungan kasih antara gereja kepada Kristus.
Jika kita mendoakan Ibadat Harian, kita melaksanakan salah satu tugas pokok gereja untuk berdoa bagi seluruh dunia, yaitu: menguduskan gereja (pengudusan seluruh hari - SC 88).
Gereja dalam melangsungkan imamat Kristus, Imam Agung Perjanjian Baru dan kekal menghimpun seluruh umat manusia di sekeliling-Nya, dan mengikut sertakan melambungkan kidung pujian ilahi-Nya; tiada putusnya memuji Tuhan dan memohonkan keselamatan seluruh dunia bukan hanya dengan merayakan Ekaristi, melainkan dengan cara-cara lain juga, terutama dengan mendoakan Ibadat Harian (SC 83; Kan 1173).
Sebagai doa resmi Gereja, Ibadat Harian menjadi sumber kesalehan dan membekali doa pribadi. Oleh karena itu para imam dan semua orang yang ikut mendaraskan diminta Tuhan supaya dalam melaksanakannya hati mereka berpadu dengan apa yang mereka ucapkan. Supaya itu tercapai dengan lebih baik, hendaknya mereka mengusahakan pembinaan yang lebih mendalam tentang Liturgi dan Kitab Suci, terutama mazmur-mazmur (SC 90).
Para klerikus (para rohaniawan) wajib merayakan ibadat harian; sedangkan para anggota tarekat hidup bakti (biarawan-biarawati) dan serikat hidup kerasulan, berkewajiban seturut konstitusi mereka masing-masing - agar ada wakil-wakil yang berdoa secara terus menerus.
Orang-orang kristiani lainnya, menurut keadaannya, diharapkan dengan sangat untuk ambil bagian dalam ibadat harian sebagai suatu kegiatan Gereja/dianjurkan para awam pun mendaraskan Ibadat Harian, entah bersama imam, entah antara mereka, atau bahkan secara perorangan (Kan 1174; SC 100).
Sebetulnya ada banyak Mazmur selain yang kita kenal sekarang. Akan tetapi, hanya yang masuk dalam kanonik yang merupakan doa yang hidup.
Selain terjamin inspirasinya juga karena sudah terbukti dari waktu ke waktu membantu manusia berkomunikasi dengan Allah, mengungkapkan segala keluhan dan kebutuhannya. Oleh karena itu dapat berlaku di segala tempat, budaya, dan waktu.
Mazmur merupakan doa yang terarah kepada Tuhan karena ditulis oleh orang yang beriman/percaya kepada-Nya, mencari Dia sepanjang kehidupan nyata. Bagi orang yang tidak percaya, Mazmur tampak hanyalah seperti omong kosong belaka.
Tanpa Mazmur doa-doa Gereja menjadi miskin, terutama karena sering tergoda menekankan keindahan doa.
Mazmur yang jujur lebih menyegarkan, tidak usang karena merupakan doa yang sejati – mencerminkan seluruh perasaan pribadi terdalam manusia (iman, sukacita, ketakutan, kemenangan dan kekalahan, pemberontakan dan kesetiaan, serta keluhan dan pujian).
Mazmur berasal dari sejarah kehidupan dan ekspresi bangsa Ibrani, yang diterima sebagai doa Gereja dan dibuat untuk menaikkan pujian kepada mempelai-Nya sepanjang sejarah Gereja hingga kini karena warisan turun temurun.
Bagaimana mungkin dengan bahasa yang sama, Mazmur juga dapat mengekspresikan jiwa bangsa Yahudi dan jiwa umat Kristiani yang hidup dari zaman ke zaman dengan rentang ribuan tahun?
Kalau dipikir ini sungguh suatu keajaiban, karena Mazmur berasal dari bahasa, budaya, dan sastra yang sangat kuno. Diperkirakan ditulis kira-kira seribu tahun sebelum Yesus lahir ke dunia hingga kini, tetapi Mazmur tidak pernah usang bahkan selalu segar, bagaikan mendengar kicau burung, walaupun terdengar setiap pagi suara burung yang sama, kita tidak pernah bosan, karena terdengar selalu baru.
Mazmur adalah roti padang gurun, merupakan hal yang esential dalam Gereja dan hidup doa kita. Karena lewat Mazmur, Allah mengajarkan kepada umat Kristiani untuk mengungkapkan apa yang kita rasakan seperti anak kecil kepada orang tuanya; doa yang manusiawi - kata-kata yang jujur, pujian, keluhan-keluhan, kebutuhan-kebutuhan kita; sekaligus Kristiani – bersatu dengan Kristus yang telah membuat diri-Nya menjadi sama dengan manusia kecuali dalam dosa, dalam segala perasaan, pengagungan dan pujian, kesedihan dan permohonan.
Oleh karena itu, doa-doa Mazmur sangat cocok bagi umat Kristiani, karena dengan tepat mengungkapkan apa yang menjadi kebutuhan dasar jiwanya.
Dengan Mazmur, Kristus memberikan hidup-Nya, segala aktivitasnya, wafat-Nya, dan kebangkitan-Nya. Mazmur juga merupakan doa yang digunakan Yesus selama hidup-Nya – terungkap dalam Injil secara implisit maupun eksplisit.
Implisit: Yesus dan keluarga-Nya datang ke sinagoga dan bait Allah.
Eksplesit: dalam perjamuan terakhir Yesus mendaraskan Hallel (Mzm 113, 118, 136); bersama para murid berdoa di Getsmani dengan Mazmur (Mzm 42:6; 53:5); di atas kayu salib (Luk 23:46b - Mzm 31:6; Mat 27:46; Mrk 15:34 – Mzm 22:2).
Mazmur sangat Kristologis-Mesianis.
Kristologis: karena merupakan doa Yesus sendiri.
Mesianis: karena berbicara tentang Yesus Sang Mesias.
Bukti Mazmur berbicara tentang Yesus: ‘... harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur. Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci’ (Luk 24:44).
Ibadat Harian mengikuti perputaran Liturgi Tahun Gereja (penanggalan liturgi/masa Liturgi (de Tempore) terdiri dari:
Masa Biasa: dari hari Senin sesudah pesta pembaptisan Tuhan sampai Rabu Abu. Kemudian dilanjutkan dari hari Senin sesudah hari raya Pentakosta sampai hari Minggu Adven I.
Masa Istimewa, yaitu:
- Masa Adven: dari hari Minggu Adven I sampai hari raya Natal.
- Masa Natal: dari hari Natal sampai dengan pesta pembaptisan Tuhan.
- Masa Prapaskah: dari hari Rabu Abu sampai Kamis Putih.
- Trihari Suci: dari misa sore Kamis Putih sampai dengan Minggu Paska I.
- Masa Paska: dari hari Minggu Paska I sampai dengan hari raya Pentakosta, yang berlangsung selama 50 hari.
Ada tiga tingkat perayaan para kudus, yaitu:
1. Hari raya (Sollemnitas), dulu: kelas 1
2. Pesta (Festum), dulu: kelas 2
3. Peringatan (Memoria), dulu: kelas 3
(Sumber: Warta KPI TL No. 42/X/2007; Mazmur Kristus & umat Kristiani, HDR September-Oktober 2007 Tahun XI; Ibadat Harian, Rm Dr. B.A. Pareira O Carm).