Selasa, 17 November 2015

Belajar dari Maria

Sebelum kita masuk dalam Yerusalem Baru, Tuhan menguji semua motivasi anak-anak-Nya di dalam mengikuti-Nya lewat penderitaan. Karena Tuhan tidak mau ada pemberontakan dalam Kerajaan-Nya yang ketiga kali (pemberontakkan I. Malaikat Lucifer. II. Adam dan Hawa). 


Jika motivasi kita dalam beribadah, baik dalam komunitas/pribadi agar Tuhan memberkati/memelihara/mengeluarkan kita dari kesulitan sehari-hari, hal ini akan menjadi penghalang untuk mengenali Tuhan Yesus secara pribadi - kita akan kecewa dengan Tuhan. 

Jadi penting sekali memurnikan motivasi hati kita sehingga kita dapat sampai di garis akhir.

Di jaman anugerah ini kita memiliki banyak kesempatan untuk memilih dan melakukan sesuatu yang berarti dalam hidup kita. 

Tetapi semuanya terletak pada yang menjadi perioritas utama di dalam kehidupan kita.

Jika perioritas utama kita duduk di kaki Tuhan dan mendengarkan perkataan-Nya (Luk 10:39) dan mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semua itu akan ditambahkan kepadamu (Mat 6:33) – akan menumbuhkan iman kita.

Orang-orang yang mengasihi Yesus:

1. Akan menyampingkan penilaian/komentar orang lain.

2. Akan menyampingkan harga dirinya dan memusatkan seluruh hidupnya pada tindakan dan sikap hidup yang menyenangkan Tuhan.

3. Tetap percaya meskipun diabaikan.

4. Memiliki kepekaan yang dalam.

Marilah kita belajar dari Maria di Betania:

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.

Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani 

» Seringkali kita menyangka sudah melakukan hal yang terbaik dan menyenangkan Tuhan dengan mengerjakan banyak hal untuk Tuhan. Misalnya: pelayanan, menjadi donatur gereja dll. Padahal Tuhan lebih menginginkan kita dapat bersekutu dengan-Nya secara pribadi dan membuka hati terhadap perkataan-Nya.

Maria menyadari bahwa kebutuhan jiwanya lebih penting daripada kebutuhan-kebutuhan duniawi. Selain itu dia tahu benar kapan harus mendengarkan, kapan harus bekerja. Perioritas Maria mendatangkan kebaikan baginya (Mzm 107:9), karena waktu-waktu yang dilewatkan bersama Yesus mendatangkan pemulihan dan damai sejahtera di dalam dirinya.

Marta mendekati Yesus dan berkata: Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” 

» iri hati.

Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” (Luk 10:38-42

» Duduk diam mendengarkan pengajaran Yesus maupun melayani kedua-duanya baik, masalahnya terletak pada perioritas.

Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya 

» 1/2 kati minyak narwastu murni = 275 gram; harganya 300 dinar; upah 1 hari = 1 dinar; berarti upah 10 bulan untuk mengurapi kaki Yesus – suatu pengorbanan yang luar biasa).

Rambut = mahkota perempuan, di jaman Yesus perempuan baik-baik ramburnya diikat lalu ditutup dengan kerudung di depan umum; sedangkan perempuan nakal rambutnya diurai - menyampingkan harga dirinya dan memusatkan seluruh hidupnya pada tindakan dan sikap hidup yang menyenangkan Tuhan.

Yudas Iskariot berkata: “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” (Yoh 12:1-8

» Orang yang memiliki kasih yang dalam terhadap Yesus akan senantiasa terdorong untuk memberi, sementara orang yang tidak bersungguh-sungguh mengasihi Yesus selalu berhitung dan menganggap sesuatu yang berlebih-lebihan.

Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: “Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab ia telah melakukan sesuatu perbuatan yang baik pada-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk penguburan-Ku (Mat 26:6-13

» Yesus sudah beberapa kali berbicara tentang kematian-Nya, tetapi murid-murid-Nya tidak begitu tanggap apa yang Dia katakan.

Hanya Maria satu-satunya orang yang mengerti dan bisa merasakan pergumulan Yesus di dalam menghadapi kematian-Nya

Itulah sebabnya dia mengurapi kaki Yesus, sementara Yesus masih hidup. 

Di tengah-ketidak pengertian orang lain, Maria melakukan sesuatu yang amat besar artinya bagi Yesus dan Yesus memberikan upahnya (Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.

Setelah didengarnya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat ... maka ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus empat hari terbaring di dalam kubur .. Aku tidak hadir pada waktu itu ... supaya kamu dapat belajar percaya (Yoh 11:1-44)

» meskipun Yesus sangat mengasihi keluarga di Betania (Marta, Maria, dan Lazarus), Tuhan sengaja tidak menjawab doa mereka seketika, agar mereka dapat belajar percaya..

Marilah kita bertumbuh dalam kebajikan-kebajikan (Gal 5:22-23), keutama-keutamaan (penyangkalan diri) dan karunia, agar dapat menyenangkan hati Tuhan menurut yang Tuhan mau.

Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair (Mzm 63:2).

(Sumber: Warta KPI TL No. 49/V/2008; Renungan KPI TL Tgl 3 April 2008, Dra Yovita Baskoro, MM)