Senin, 26 Oktober 2015

Polemik Injil Yudas

Salah satu patokan penetapan kanon ialah ketuaan dokumen dan status pengarangnya. Hampir semua kitab yang kini masuk kanon selesai ditulis pada abad pertama dan dipakai secara publik dalam liturgi sejak sangat dini.

Kitab yang diduga paling muda, mungkin tahun penulisannya tidak bakalan lebih dari tahun 110 atau 115. Dengan demikian, patokan ketuaan yang dipakai ialah sampai batas tahun itu. 

Maka, semua tulisan sesudah itu, walau sangat bermutu, tetap tidak masuk kanon. Hal ini ada kaitannya dengan faktor kedekatan historis dengan pokok dan tokoh iman Kristen, Yesus Kristus. Diperkirakan bahwa para saksi iman apostolik, yaitu para murid Yesus dan murid-murid dari para murid itu, paling lama bertahan hingga sampai tahun 110.

Yang lolos masuk kanon adalah kitab-kitab yang dewasa ini kita miliki dan ada dalam Alkitab, sedangkan yang tidak lolos masuk kanon ada cukup banyak. Salah satu kitab yang tidak masuk kanon ialah Injil Yudas (tidak ada dalam The Other Bible).

Sudah sejak dini, ajaran Gnostik menyelinap ke kalangan Kristen dan amat berpengaruh di sana. Mereka beranggapan bahwa orang bisa mencapai keselamatan melaluipengetahuan khusus” akan keselamatan.

Pengetahuan itu menjadi kunci untuk melewati gerbang pengujian. Barang siapa memiliki password itu, baginya akan terbentang ruang virtual shalom. Kira-kira hal itu seperti ketika orang surf ke dunia maya di internet. Orang perlu password dan tanpanya orang tidak bisa ke sana.

Ajaran keselamatan Gnostik bertentangan paham alkitabiah bahwa Allah menghendaki “semua” orang selamat, bukan hanya segelintir orang saja.

Salah satu perbedaan utama antara keyakinan gnostik dan kristiani terletak pada keyakinan akan asal-usul kejahatan di dunia ini.

Orang Kristen meyakini bahwa Allah telah menciptakan suatu dunia yang baik dan bahwa melalui penyelewengan manusia atas kehendak bebasnya, dosa dan pelanggaran masuk ke dalam dunia, menyebabkan kekacauan dan penderitaan. 

Kaum Gnostik mempersalahkan Allah atas kejahatan di dunia dan mengklaim bahwa Allah telah menciptakan kekacauan dan cacat cela di dunia ini. 

Karena itu mereka mendukung pemulihan nama baik beberapa tokoh Perjanjian Lama, seperti Kain dan Esau. Yudas juga mau dipulihkan nama baiknya, karena menurut mereka “Yudas memang disuruh oleh Yesus untuk melakukan hal itu – tubuh Yesus yang fana harus mati guna membebaskan roh-Nya yang “terpenjara” oleh tubuh itu agar karya penebusan itu terlaksana”. 

(Sumber: Warta KPI TL No. 30/X/2006; Polemik Injil Yudas, Wacana Biblika Vol 6, No. 3, Juli-September 2006).