Senin, 26 Oktober 2015

23.31 -

Kitab Suci

Kitab Suci sesungguhnya merupakan sebuah perpustakaan yang terdiri dari berbagai macam tulisan: sejarah, puisi, kisah-kisah dan bahkan humor. Seluruhnya ada 72 kitab dalam satu Kitab Suci Katolik.

Ada dua bagian utama dalam Kitab Suci, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama awalnya tidak dituliskan tetapi diwariskan secara lisan, baru sesudahnya kitab-kitab disusun serta dituliskan. 


Injil Yohanes berbeda dari ketiga Injil lainnya yang disebut Injil Synoptic atau “mirip”. Artinya ketiga kitab tersebut (Matius, Markus dan Lukas) ditulis dari sudut pandang yang sama. Injil Yohanes ditulis dari sudut pandang yang lebih rohani dan unik

Kitab Suci ditulis dalam rentang waktu lebih dari 1000 tahun. Seluruh isinya diilhami oleh Tuhan, artinya Tuhan dan manusia yang mengarang bekerja sama

Kadang kala Kitab Suci memiliki tingkat pengertian yang berbeda karena manusia yang mengarang menyampaikan suatu maksud tertentu sementara Tuhan menyampaikan maksud yang lebih dalam.

Semua hal yang sanggup dijawab oleh akal budi adalah ilmu pengetahuanDalam semua agama ada sisi misteri/rahasia merupakan pencarian dalam iman.

Kitab Suci yang asli tidak dibagi atas bab-bab/tidak mencantumkan ayat-ayat/nomer baris. Hal tersebut baru ditambahkan pada Abad Pertengahan untuk memudahkan kita mencari hal-hal tertentu dalam Kitab Suci. Judul-judul ditambahkan ke dalam Kitab Suci dengan membagi suatu kitab ke dalam bagian-bagian perikop untuk mempermudah pemahaman kitab. 

Judul perikop dapat berbeda dari Kitab Suci terbitan yang satu dengan terbitan yang lainnya. Perikop tidak diilhami.

Gereja Katolik memiliki kalender khusus yang disebut Kalender Liturgi yang memuat bacaan-bacaan misa, perayaan-perayaan khusus, pesta santo-santa dan lain-lain sepanjang tahun

TahunGereja menurut kalender liturgi gereja, dimulai pada hari Minggu I masa Adventus, yang biasanya jatuh pada hari Minggu terakhir bulan November atau Minggu pertama bulan Desember tahun Masehi setelah Hari Raya Raja Semesta Alam.

Agar umat beriman dapat mendengarkan bacaan Kitab Suci selengkap dan seluas mungkin (hampir seluruh bagian Kitab Suci), maka bacaan misa dibagi menurut Tahun A, B dan C

Cara mengenalinya cukup mudah, yakni tahun yang habis dibagi tiga pasti tahun C; lalu tahun yang lain dihitung dari sana. Tahun A, bacaan Injil diambil dari Matius, Tahun BMarkus dan Tahun C Lukas

Injil Yohanes digunakan untuk minggu-minggu terakhir Masa Prapaskah dan Masa Paskah. Sedangkan Kisah Para Rasul selalu dipakai untuk bacaan I dalam masa Paskah

Ada dua prinsip pemilihan bacaan itu:

1. Prinsip kesesuaian tema – prinsip bacaan menurut tema yang sesuai satu sama lain. Prinsip ini diterapkan untuk lingkaran masa Natal dan Paskah, termasuk Minggu Adventus dan Prapaskah. Untuk hari Minggu Biasa, bacaan I dan Injil juga menganut prinsip kesesuaian tema.

2. Prinsip lintasan/urutan tema – prinsip pemilihan bacaan menurut bagian kitab yang sedang dibacakan. Kitab Suci yang dibacakan sebagai bacaan II pada hari Minggu Biasa diambil dari bagian atau perikop berikut dari bagian Kitab Suci yang dibacakan sebagai bacaan II pada hari Minggu Biasa sebelumnya. Itulah sebabnya tema bacaan II tidak selalu sesuai dengan Injil dan bacaan I. 

Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita (Sabda sudah menjadi daging dan tinggal diantara kita). Jikalau Aku pergi (sesudah naik ke sorga), Aku akan mengutus Roh Kebenaran – yang akan memberitahukan apa yang diterimanya dari pada-Ku (Yoh 1:1, 14; 16:4b-15). Jadi Firman itu kudus. 

Ketika kita baca Alkitab dan disimpan di dalam hati dan pikiran, maka Yesus masuk ke dalam hati dan pikiran. Firman inilah yang mempengaruhi Roh Kudus di dalam hati kita pada waktu baca/dengar firman lewat mata/telinga (jendela jiwa) – akan mempengaruhi daging sehingga pekerjaan Roh Kudus menjadi luar biasa.

(Sumber: Warta KPI TL No. 30/X/2006; Bagaimana Membaca Kitab Suci Katolik, Yesaya; Bagaimana Bacaan-bacaan Misa Dalam Gereja Katolik Diatur? , eRKa edisi 19/Tahun II).

Keuntungan membaca Firman Tuhan sebelum tidur akan membersihkan jiwa kita pada waktu tidur (Fr. Fio Mascharenhas, SJ)