Selasa, 27 Oktober 2015

Penyelenggaraan Ilahi



Penyelenggaraan ilahi (mujizat) terjadi setiap saat. Misalnya: menanam jagung. Satu biji jagung dimasukkan lubang, lalu tumbuh bertambah besar, berbuah (bijinya menjadi banyak) – penyelenggaraan ilahi.

Dari mana datangnya penderitaan/malapetaka itu? Kalau kita buat salah pada manusia kadang-kadang terdapat ampun, tergantung beratnya kesalahan itu.

Sedang kalau kita buat salah pada alam, maka alam marah pada kita, misalnya penggundulan hutan – banjir/longsor.

Banyak anak-anak Tuhan yang terkecoh keluar dari gereja karena begitu banyak iklan yang menyesatkan, sehingga masuk neraka - karena merasa belum diberkati/diselamatkan/karena masih miskin/belum kekerja.

Penyelenggaraan ilahi berarti dalam keadaan apa saja Tuhan tidak pernah meninggalkan kita (ketika sakit/berdosa) karena Dia selalu memberi yang terbaik bagi kita (Luk 11:11-13). Oleh karena kasih Allah begitu besar maka Ia minta kita pergi dan menghasilkan buah (Yoh 15:1-8). 



Janganlah cemburu/irihati pada orang yang jahat – hidupnya tenang-tenang malah lebih makmur (berada di pihak dunia), sedang kita sudah setiap hari ke gereja tetap masih susah terus? Ingatlah semua orang kudus menderita, tetapi berada di sorga dekat dengan Allah.

Apakah mata kita masih bisa melihat penderitaan/pencobaan/kematian sebagai kasih sayang Tuhan bagi kita/hanya sebagai kebetulan/ya ... memang harus begitu!

Allah turut bekerja dalam segala sesuatu ... sesuai dengan rencana Allah. 

Penindasan/kesesakan/penganiaan/kelaparan/ketelanjangan/bahaya/pedang ... baik maut maupun hidup ... tidak dapat memisahkan kita dari kasih Allah (Rm 8:28, 35, 38-39).

Pencobaan itu datangnya bukan dari Allah. Iblis bekerja lewat keinginan-keinginan (Yak 1:13-14) seperti ingin menjadi kaya/sembuh secara instant/makan sepuas-puasnya/hidup 1000 tahun lagi dll. Setan menawarkan yang enak-enak/menarik (Mat 4:9). 



Keterikatan itulah yang membuat kita menderita - ... hanya Yesuslah yang dapat melepaskannya. 

Marilah kita belajar dari Yesus, Ayub, dan Yusuf.

Yesus - menderita karena dosa-dosa kita (1 Kor 15:3). “...tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Maka seorang malaikat memberi kekuatan kepada-Nya (Luk 22:42-43). “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” - dalam penderitaannya Yesus berteriak merasa Bapa meninggalkan-Nya (Mat 27:46). 

Kalau kita masuk dalam penderitaan/pencobaan, kalau mau berteriak ungkapkan saja: “Tuhan, mengapa Engkau tidur/acuh/tidak peduli pada saya/saya frustasi.” Tetapi sesudah itu mintalah Tuhan memberi kekuatan untuk tetap setia dengan kehendak-Nya.

Ayub - “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil” – penyerahan dalam penderitaan (Ayb 1:21); “Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi ...” - pengalaman buruk dalam dunia (Ayb 2:10). Ayub tetap setia karena tahu Tuhan bersamanya. Akhir penderitaan mendapatkan kebahagiaan

Yusuf – mau dibunuh, dilemparkan ke dalam sumur, diangkat ke atas dari dalam sumur, kemudian dijual kepada orang Ismael - karena iri hati dari saudara-saudaranya; ia dijual oleh orang Median itu ke Mesir kepada Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja (Kej 37:12-36). Tetapi Tuhan menyertainya, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya. Maka ia mendapat kasih tuannya dan diberikannya kuasa atas segala miliknya. Masuk penjara karena istri Protifar menggoda dia (Kej 39). Jadi peramal mimpi, dilantik dan diberi kuasa atas seluruh tanah Mesir (Kej 40- 41). Pada saat terjadi kelaparan menyelamatkan saudara-saudaranya dari kematian karena kelaparan (Kej 42-43). 

Lihatlah betapa besar cinta Tuhan dalam penderitaan, Tuhan sedang mempersiapkan yang terbaik untuk dia, justru dalam pencobaan setan/penderitaan yang disebabkan iblis, Tuhan mengangkat dia menjadi lebih tinggi.

(Sumber: Warta KPI TL No. 31/XI/2006; Renungan KPI TL Tgl  5 Oktober 2006, Pastur Kris Lodong).